MUSI RAWAS-Tim Pemkab Mura makin banyak mencium dan menemukan indikasi adanya upaya memenangkan Pemkab Muba dalam finalisasi penetapan batas wilayah Mura dan Muba sejalan dengan upaya daerah tersebut merebut Sumur Gas Suban4 di Desa Pauh Kecamatan Rawas Ilir. Bahkan Tim Pemprov Sumsel sebagai fasilitator yang diketuai mantan Sekda Mura yang kini menjabat Asisten I Pemprov Sumsel, Mukti Sulaiman dituding ikut bermain.
Indikasi tersebut menurut Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Mura yang juga anggota Tim Pemkab Mura, Kgs Effendi Ferry didukung beberapa fakta dan kondisi saat pelaksanaan peninjauan serta pengukutan patok-patik dalam batas wilayah Mura-Muba sejak 19 April lalu. Diantaranya Mukti Sulaiman terkesan membiarkan adanya pelanggaran terhadap keputusannya sendiri dalam rapat menjelang turunnya tim pemerintah pusat ke lapangan.
”Perlu diketahui sebelum tim turun telah dilaksanakan pertemuan awal sebagai persiapan yang dipimpin Asisten I Pemprov Sumsel, Mukti Sulaiman. Saat itu diputuskan yang turun hanya tim teknis masing-masing pihak baik pemkab Mura maupun Pemkab Mura beranggotakan tiga orang dan nama-namanya harus disampaikan agar tidak ada penyusuf. Namun dalam pelaksanaanya ada warga yang notabenenya warga Muba yang tidak terkait dalam tim dan tidak berkentingan ikut rombongan tim. Dan pak Mukti tampaknya tidak melarang, padahal pembatasan hanya tiga orang tim teknis yang berangka ke lapangan adalah keputusannya,” tegas Fery. Yang dimaksud Ferry warga yang ikut menyusuf ke tim teknis adalah Fuad, pemilik rumha sekaligus warung yang ditempati tim selama berada di lokasi.
”Tidak tahu siapa yang memerintah pak Fuad, masyarakat Muba yang punya warung sebagai tempat tinggal Tim Teknis ikut meninjau lokasi. Tidak jelas posisinya apa. Sedangkan jika kembali ke aturan Tim Provoinsi harusnya menolak secara tegas keikutsertaan warga biasa karena kesepakatannya hanya tiga orang tim teknis setiap utusan dan Tim Mura sudah sangat jelas mematuhi apa yang sudah ditetapan pak Mukti Sulaiman,” katanya.
Selain itu Ferry juga mengakui banyaknya kelucuan dan kejanggalan dalam tugas pendataan atau pengukuran oleh tim pusat.
”Ada semacam indikasi kelucuan hasil cek yang dimulai sejak 20 April lalu yang sudah ditetapkan bahwa pengukuran akan dilakukan terhadap patok 6, 7, 8 dan 9. Kejanggalannya yakni mengapa tim sangat intensif terhadap patok 7a dan 8a yang merupaan versi Gubernur Sumsel sementara patok lainnya tidak terlalu digubris. Selain itu tim bukan bicara teknis tapi Sosek (Sosial Ekonomi). Yang pastinya menjadi pertanyaan mengapa tim teknis sangat getol dengan batas wilayah atau peta versi gubernur Sumsel dan itupun menggunakan dukungan data sisial ekonomi dengan wawancara warga Mura bukannya secara teknis,” tegas Ferry.
Diakui Ferry, memang Tim Pusat mengaku tidak akan mengindahkan pak Fuad yang ikut dalam tim, tapi keberadaan warga Muba itu sangat mencurigakan dan sepertinya memang sudah dikondisikan.
”Makanya kami meminta Tim Pemrov Sumsel melakukan tugasnya sebagai fasilitator bukan malah mengarahkan Tim Teknis dari pusat untuk mmenangkan Muba,” pungkas Ferry seraya menginformasikan hari ini (23/4) tim akan menggelar rapat membahas versi gubernur yang mengindikasikan separuh wilayah Desa Pauh, Rawas Ilir akan masuk ke Muba.
Sebelumnya diinformasikan sengketa perebutan Sumur Gas Suban4 Desa Pauh Rawas Ilir antara Pmekab Mura dan Pemkab Muba makin meruncing. Setelah dua kali Pemkab Mura hampir masuk perangkap dalam sebuah skenario besar perebutan Sumur Gas ini oleh Pemkab Muba, kini ada dugaan tim pusat yang turun ke lapangan melakukan pengecekan tidak netral.
Bahkan hasil pengamatan sementara ada dugaan skenario untuk memenangkan Pemkab Muba dengan kekuasaan Pemprov Sumsel. Bukti lainnya dimana Tim Pemkab Muba diduga melakukan pengerahan masa atau melanggar kesepakatan.
Sebelumnya Rabu (17/3) saat pertemuan di Kementrian Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dengan judul acara finalisasi penetapan batas daerah Mura dan Muba terkait upaya Muba mengklaim Sumur Gas Suban4 diduga ada upaya pengkondisian agar utusan Pemkab Mura tidak bisa hadir sehingga bisa ditetapkan batas daerah Mura dan Muba yang pada akhirnya menguntungkan Muba. (ME-02)
Berita Utama
23 April 2010
Mantan Sekda Mura Diduga Ikut Bermain
Top Reader
-
LUBUKLINGGAU- Beredarnya isu menyesatkan mengenai dua sejoli yang sedang berhubungan intim dan tidak bisa lepas (gancet) hebohkan warga Lubu...
-
LUBUKLINGGAU- Mengejutkan. Ternyata antenna yang dipasang ditower PT Telkomsel menyebarkan radiasi tinggi yang menimbulkan dampak kesehatan ...
-
*Operasional Terkendala Izin Slot Time MUSI RAWAS- Rencana penerbangan reguler melalui Bandara Silampari untuk pesawat komersil dengan rute ...
-
MUSI RAWAS- Pembukaan jalur penerbangan Lubuklinggau-Jakarta via Bandara Silampari Mura-Bandara Sokarno Hatta Cengkareng Jakarta menuai suks...
-
LUBUKLINGGAU- Dua orang tersangka jambret nyaris tewas dikeroyok massa. Keduanya adalah Doni (20) dan Eko Saputra (26), keduanya warga Jl Ga...
0 komentar:
Posting Komentar