27 April 2010

Warga Bumi Makmur Klaim Tidak Punya Lahan

MUSI RAWAS–Ironis, sejak kawasan trans Hutan Tanaman Industri (HTI) dibuka sejak 1993 lalu, warga Desa SP 6 Bumi Makmur Kecamatan Muara Lakitan tidak memiliki lahan garapan penunjang perekonomian keluarga. Hingga 2009 ini warga di desa tersebut hanya memiliki lahan garapan seluas seperempat hektar.

“Selama ini warga Trans HTI hanya memiliki lahan pekarangan dan telah bersertifikat, artinya warga Trans HTI hanya menggarap lahan pekarangan serta lahan di belakang rumah dengan ditanami karet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Johansyah, warga Desa Bumi Makmur kepada koran ini. Ditambahnya, perkebunan yang ditanami karet saat ini berumur dua hingga tiga tahun tersebut mulai digusur PT MHP dengan alasan lahan tersebut ilegal atau diklaim milik milik perkebunan Musi Hutan Persada(MHP).

“Penggusuran lahan perkebunan bias saja dilakuakn PT MHP setiap saat bahkan tidfak menutup kemungkinan akan melibatkan Polri dan TNI. Warga tidak bisa berbuat banyak,” ungkap Johansyah.

Senada dikatakan Cik Mad, warga Desa SP 5 Tri Angun Jaya, dikatakannya sebidang lahan karet garapannya tahun lalu telah digusur MHP, padahal lahan tersebut tidak jauh dari pekarangan rumahnya dimana sebelumnya merupakan lahan kosong ditumbuhi semak dan ilalang. Dikatakannya, 2009 lalu tanam tumbuh dilahan tersebut kata Cik Mad sudah menghasilkan namun warga kebanyakan tidak tidak sempat menikmati hasilnya karena keburu digusur PT MHP, untuk itu mereka berharap ada perhatian pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.

“Kami warga trans ini sebenarnya sudah lama menderita karena semenjak ditempatkan di trans HTI, warga hanya diberi lahan seperempat hektar sebagai lahan pekarangan, sehingga terpaksa menggarap lahan kosong di areal perkarangan namun kini lahan tersebut diambil alih oleh PT MHP,” jelasnya.

Ditambahkannya, sebenarnya mereka warga trans sudah lama mempertanyakan permasalahan ini kepada Pemkab Mura namun belum ada penyelesaiannya sehingga mereka kesulitan untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Selain itu juga banyak anak-anak desa mereka banyak yang tidak bersekolah karena tidak ada biaya untuk menyekolahkan anak mereka. (ME-04)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More