17 April 2010

Warga ‘Sandera’ 2 Mobil Pertamina

MUARA KELINGI-Kekesalan warga Kelurahan Muara Kelingi khususnya RT 4 Kecamatan Muara Kelingi terhadap Pertamina dan PT Alam Permai Indah Mandiri (APIM) memuncak. Akibat kedua perusahaan tersebut tidak juga menunjukkan niat baik untuk melaksanakan janji memperbaiki jalan yang rusak akibat dilalui kendaraan melebihi tonase milik perusahan, warga nekat. Kendaraan milik dua perusahaan khususnya Pertamina yang masih rutin lewat menuju ke Kelingi IV D dilarang lewat, bahkan dua mobil disandera warga.

Keduanya yakni mobil tangki jenis tronton dengan 22 roda BG 9144 AD dan BG 9618 C. Menurut tokoh masyarakat setempat, Hasyim Agus karena baik Pertamina maupun PT APIM tidak juga melaksanakan perjanjian di atas materi yakni memperbaiki jalan hingga batas waktu 15 April, warga mengambil jalan pintas.

”Tidak ada jalan lain kami menghadang jalan untuk melarang kendaraan milik Pertamina yang rutin lewat menuju ke Kelingi IV D. Selama jalan belum diperbaiki mereka tidak boleh lewat. Ini sudah kita terapkan sejak Kamis (15/4) malam pukul 22.20 WIB. Bahkan dua mobil Pertamina kita stop, sama sekali tidak boleh lewat,” kata.

Menurut mantan Lurah Muara Kelingi ini, langkah tegas terpaksa dilakukan warga sebagai bentuk puncak kekesalan dan kekecewaan terhadap dua perusahaan tersebut. Sebab kerusakan jalan nyata-nyata akibat kendaraan milik Pertamina dan PT APIM yang melebihi tonase, padahal jalan aspal baru dibangun pada anggaran 2009 akhir. Sementara janji-janji untuk memperbaikinya tidak juga dilaksanakan walaupun sudah tertuang dalam perjanjian resmi. Kasarnya menurut warga pihak perusahaan telah mengangkangi perjanjian yang dibuat dan telah disepakati bersama.

Sementara itu Camat Muara Kelingi, Ali Sadikin membenarkan kejadian tersebut dan mengaku tidak bisa menghalangi apa yang dilakukan warga.

”Sebab itu wajar, sebagai bentuk kekesalan karena sudah sering dibohongi dan juga ini bisa dikatakan membantu pemerintah dalam pengawasan infrastruktur dasar khususnya jalan yang dibangun menggunakan uang rakyat,” kata Ali Sadikin. Dikatakan mantan Kabag Tapem Setda Mura itu, ada dua mobil milik pertamina yang distop dan sama sekali tidak boleh meleati jalan Kelurahan Muara Kelingi.

”Dua kendaraan besar dengan 22 roda itu kini tertahan di pangkal jembatan. Selagi jalan belum diperbaiki warga tidak akan melepaskan atau memperbolehkan mobil itu lewat,” kata Ali. Pihak Pertamina sendiri kelabakan dan mencoba bernegosiasi namun warga tetap mau mempersilahkan mobil lewat apabila Pertamina dan PT APIM memperbaiki jalan seperti halnya saat jalan tersebut dibangun menggunakan anggaran APBD 2009.

”Warga juga sedikit memberikan kelonggaran yakni mempersilahkan satu mobil tangki minyak lewat karena katanya itu sangat perlu. Tapi hanya untuk satu mobil dan tidak akan ada lagi negosiasi sebelum jalan diperbaiki hingga kondisinya kembali seperti semula setelah dibangun pemerintah,” tegas Ali. Pihak Pertamina sendiri akhirnya mulai kewalahan dan berangsur memenuhi tuntutan warga. Intinya mereka akan berkoordinasi dengan PT APIM untuk secepatnya memperbaiki jalan yang rusak besar. Bahkan kmarin (16/4) menurut Ali Sadikin pertamina sudah mulai menimbun jalan yang rusak sebagai langkah perbaikan.

Sebagai informasi tambahan, dua perusahaan yang merusak jalan kelurahan antara Simpang Tiga Pasar hingga Simpang Masjid Jamik pada 13 Oktober 2009 lalu dan berjanji akan memperbaikinya paling lambat 15 April 2010 kabur tanpa ada kejelasan. Padahal janji tersebut tertuang dalam surat resmi bermaterai.

Sebagaimana diketahui kejadiannya bermula warga Kelurahan Muara Kelingi Kecamatan Muara Kelingi 13 Oktober 2009 lalu mengaku habis kesabaran. Pasalnya jalan poros aspal kelurahan rusak dilalui truk bermuatan material untuk pengerjaan peningkatan jalan di Kelingi IVD. Walaupun sudah dihadang, iring-iringan tujuh truk yang itu masih menerobos lewat.

Namun tepat di perkampungan, ketujuh truk tersebut tidak bisa lewat karena mobil yang paling depan terperosok dalam lubang di tengah jalan akibat muatan yang terlalu besar dari kendaraan tersebut. Tepatnya roda belakang bagian kanan truk yang paling depan merusak aspal jalan dan membentuk lubang besar hingga membuat mobil ini terbenam dalam aspal.

Melihat kejadian tersebut warga benar-benar kesal dan sempat mengamankan mobil tersebut. Tapi karena takut mobil tersebut tidak terlalu lama ditahan, namun warga nekat menghalangi truk pengangkut koral itu meneruskan perjalanan ke Kelingi IV D tempat lokasi proyek. Alhasil seluruh truk termasuk yang sempat terperosok balik arah, kabur meninggalkan kerusakan diantaranya lubang besar di jalan aspal tersebut. Truk-truk itu jelas over tonase. Satu truk bobotnya mencapai lebih 14 ton, sementara jalan poros kelurahan hanya mampu menahan beban maksimal 8 ton. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More