30 April 2010

Gedung SD Dusun Sidorejo Terancam Ambruk

*Hanya Empat Ruang yang Bisa Digunakan
MUSI RAWAS-
Sekolah Dasar (SD) kelas jauh yang terletak di Dusun Sidorejo Desa Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi, saat ini kondisinya memprihatinkan. Pasalnya kondisinya sudah tidak representatif serta tidak didukung sarana dan prasarana.

“Dari delapan ruangan yang ada hanya empat ruangan saja yang layak dipakai karena baru dibangun dua tahun lalu, dimana ruangan ini digunakan untuk ruangan belajar dan kantor,” kata Kepala SD Kelas Jauh Dusun Sidorejo, A Maulana Arta.
Ia mengatakan, sekolah yang dipimpinnya itu saat ini memiliki 380 siswa yang terdiri dari kelas satu hingga kelas enam, kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan pagi dan siang hari karena terbatasnya ruang belajar siswa, karena ruangan lainnya tidak layak huni dan terancam roboh.

Sejak didirikan pada 1994 lalu, dengan bangunan awal sebanyak empat lokal berbentuk permanen dengan atap seng dinding papan hingga saat ini belum mendapatkan perbaikan, kendati jumlah siswa yang bersekolah di tempat tersebut setiap tahunnya selalu terjadi penambahan. Kondisi ruang belajar yang seadanya dan mengganggu aktifitas belajar siswa karena kondisi ruang kelas yang hampir roboh bahkan tidak dilengkapi dengan mobiler. Sedangkan untuk empat ruang kelas yang dibangun dari bantuan Pemprov Sumsel tahun 2008 lalu, saat ini kondisinya juga sudah mulai rusak dan membutuhkan perbaikan.

Untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar di daerah itu, dirinya mengharapkan perhatian pemerintah baik daerah maupun pusat. Sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dapat berjalan normal dan dapat menyukseskan program pengentasan wajib belajar 12 tahun di daerah itu.

Sementara itu Lusiani (29) guru honor komite SD Sidorejo menuturkan, dirinya sudah mengajar di sekolah tersebut sejak 2000 lalu. Namun hingga saat ini belum menerima bantuan dari pemerintah baik berupa dana maupun buku-buku sekolah.

“Lebih parahnya lagi sekolah ini untuk papan tulis saja tidak ada, dan hanya mengandalkan papan tulis seadanya saja. Dan para guru lebih banyak mendiktekan pelajaran sementara siswa hanya mencatat,” katanya. (ME-06)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More