19 April 2010

Pertamina ‘Maling Nama’ Camat Kelingi

MUARA KELINGI-Berbagai upaya dilakukan PT Pertamina agar kendaraan tangki pengangkut BBM milik mereka bisa melewati jalan Kelurahan Muara Kelingi menuju Kelingi IV D. Salah satunya dengan ‘maling nama’ atau mencatut nama Camat Muara Kelingi, Ali Sadikin untuk mengelabui warga yang menutup jalan.

Kejadiannya disampaikan Ali Sadikin terjadi Sabtu (17/4) sekitar pukul 19.30 WIB. Waktu itu diceritakannya, ada mobil tangki milik Pertamina akan lewat menuju ke Kelingi IVD. Saat distop dan dilarang lewat oleh warga Kelurahan Muara Kelingi sesuai komitment menutup jalan bagi mobil PT Pertamina dan PT Alam Permai Indah Mandiri (APIM) sebelum kedua perusahaan tersebut memperbaiki jalan yang rusak akibat aktivitas kendaraan perusahaan, sang sopir bersandiwara.

“Saat distop warga sopir mengatakan sudah mendapatkan izin dari Camat. Waktu itu warga percaya makanya mobil tangki tersebut dipersilahkan lewat,” kata Ali Sadikin. Namun setelah itu warga baru tersadar apakah benar dirinya telah memberikan izin, makanya langsung konfirmasi.

“Waktu itu saya sedang menghadiri yasinan di rumah tetangga. Saat di telepon warga mengatakan mereka mempersilahkan mobil tangki Pertamina lewat karena sudah ada izin dari saya (camat, red). Tentu saja saya sangat terkejut karena sama sekali tidak pernah memberikan ini. Ini jelas sudah maling nama camat,” ungkapnya.

Setelah mendapatkan penjelasan tersebut menurut Ali Sadikin warga langsung mengejar mobil tangki tersebut. Dan setelah terkejar, mobil tangki tersebut dipaksa balik arah oleh warga.

“Jadi mobil tangki itu parkir berdekatan dengan dua mobil yang ditahan warga. Bahkan surat menyurat mobil dan kunci mobil ditahan warga agar tidak ada lagi cara yang bisa dilakukan sopir untuk mengelabui warga,” katanya.

Tindakan warga Kelurahan Muara Kelingi yang terbilang ekstrim tersebut menurutnya terpaksa dilakukan karena kekesalan warga terhadap Pertamina dan PT APIM sudah terakumulasi. Jadi warga tidak ingin dikelabui lagi.

“Jadi intinya sebelum jalan kelurahan diperbaiki hingga aspal mulus seperti halnya saat sebelum dirusak kendaraan milik Pertamina dan PT APIM akhir 2009 lalu, warga akan melarang kendaraan dua perusahaan itu lewat apapun alasannya. Memang sejauh ini Pertamina sudah mulai melakukan perbaikan namun baru sebatas penimbunan,” katanya.

Selain itu menurut Ali Sadikin langkah tegas tersebut dilakukan sebagai upaya warga untuk memelihara asset Negara yang dibangun dengan uang rakyat serta mengantisipasi jangan sampai kejadian serupa terulang lagi. Sebab sejauh ini kerusakan jalan di desa-desa mayoritas andil perusahaan. Ali Sadikin juga berharap bagi perusahaan manapun terkhusus Pertamina dan PT APIM agar lebih peduli terhadap infrastruktur jalan yang mereka manfaatkan.

“Mengenai pencatutan nama saya jelas sangat mengecewakan dan ini tidak boleh lagi terjadi. Selanjutnya kepada perusahaan lain ini diharapkan bisa menjadi pelajaran untuk hati-hati dan ikut memperhatikan sarana umum. Jika tidak bisa membangun, minimal ikut memelihara,” pungkasnya.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya kekesalan warga Kelurahan Muara Kelingi khususnya RT 4 Kecamatan Muara Kelingi terhadap Pertamina dan PT APIM memuncak. Akibat kedua perusahaan tersebut tidak juga menunjukkan niat baik untuk melaksanakan janji memperbaiki jalan yang rusak akibat dilalui kendaraan melebihi tonase milik perusahan, warga nekat, kendaraan milik dua perusahaan khususnya Pertamina yang masih rutin lewat menuju ke Kelingi IV D dilarang lewat, bahkan dua mobil disandera warga.

Untuk informasi tambahan, dua perusahaan yang merusak jalan kelurahan antara Simpang Tiga Pasar hingga Simpang Masjid Jamik pada 13 Oktober 2009 lalu dan berjanji akan memperbaikinya paling lambat 15 April 2010 kabur tanpa ada kejelasan. Padahal janji tersebut tertuang dalam surat resmi bermaterai.

Sebagaimana diketahui kejadiannya bermula warga Kelurahan Muara Kelingi Kecamatan Muara Kelingi 13 Oktober 2009 lalu mengaku habis kesabaran. Pasalnya jalan poros aspal kelurahan rusak dilalui truk bermuatan material untuk pengerjaan peningkatan jalan di Kelingi IVD. Walaupun sudah dihadang, iring-iringan tujuh truk yang itu masih menerobos lewat.

Namun tepat di perkampungan, ketujuh truk tersebut tidak bisa lewat karena mobil yang paling depan terperosok dalam lubang di tengah jalan akibat muatan yang terlalu besar dari kendaraan tersebut. Tepatnya roda belakang bagian kanan truk yang paling depan merusak aspal jalan dan membentuk lubang besar hingga membuat mobil ini terbenam dalam aspal.

Melihat kejadian tersebut warga benar-benar kesal dan sempat mengamankan mobil tersebut. Tapi karena takut mobil tersebut tidak terlalu lama ditahan, namun warga nekat menghalangi truk pengangkut koral itu meneruskan perjalanan ke Kelingi IV D tempat lokasi proyek. Alhasil seluruh truk termasuk yang sempat terperosok balik arah, kabur meninggalkan kerusakan diantaranya lubang besar di jalan aspal tersebut. Truk-truk itu jelas over tonase. Satu truk bobotnya mencapai lebih 14 ton, sementara jalan poros kelurahan hanya mampu menahan beban maksimal 8 ton. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More