19 April 2010

Timses Misi-Agung Tuding KPU dan Panwaslu Tutup Mata

* Kegiatan Timses Incumbent di Tugumulyo
* Indikasi Anggota KPU dan Panwaslu Sudah Terkontaminasi
MUSI RAWAS-
Keberadaan Ketua KPU Musi Rawas (Mura), Efriansyah bersama devisi tehnis, Nopriansyah serta Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu), Hendri Akbar, pada saat pleno I Tim Sukses (Timses) calon incumbent terus menuai protes dari berbagai kalangan. Jika sebelumnya Komunal mempertanyakan netralitas KPU. Kali ini hal serupa dipertanyakan timses MISI-AGUNG.

Melalui pres release, Ketua timses MISI-AGUNG, Sapran Baijuri, mengatakan bahwa timses MISI-AGUNG sepakat dengan pernyataan coordinator Komunal bahwa netralitas KPU dan Panwaslu diragukan. Artinya ada indikasi KPU dan Panwaslu sengaja tutup mata dengan kegiatan yang dilakukan pasangan calon incumbent tersebut.

Seharusnya KPU dan Panwaslu mengetahui bahwa kegiatan timses incumbent incumbent yang dilakukan di tempat terbuka, memasang alat peraga ajakan memilih serta alat peraga lainnya di sepanjang jalan di Kecamatan Tugumulyo lebih dari 1 Km dari lokasi dengan di hadiri oleh ketua KPU, divisi teknis serta ketua Panwaslu Hendri Akbar, sudah merupakan kampanye.

Menurut kami kegiatan tersebut bukan menjurus kampanye tetapi sudah berupakan kampanye hanya kemasannya di samarkan. Namun siapapun tahu bahwa kegiatan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang dilakukan di tempat terbuka, menggunakan pengeras suara, memasang atribut partai pengusung dan alat peraga ajakan untuk memilih, membawa massa, teriakan yel-yel adalah salah satu bentuk kampanye.

Walaupun semua atribut ajakan malamnya di cabut kembali untuk menghilangkan bukti bahwa kegiatan tersebut kampanye namun tidak menghapuskan kenyataan bahwa telah terjadi pelanggaran dalam pemilukada yang justru di hadiri oleh KPU dan Panwaslu Kabupaten Mura.

Ditambahkannya disamping meragukan netralitas kedua lembaga tersebut, kami mengindikasikan anggota KPU dan Panwaslu telah terkontaminasi atau ‘masuk angin’.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan saat di konfirmasi wartawan dan di muat di media cetak. Bila merasa tidak maka artinya kami meragukan pengetahuan dan pemahaman Panwaslu sebagai ‘wasit’ tentang rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar dalam pemilukada.

Bagaimana mungkin pemilukada Mura kali ini akan berkualitas, bersih, jujur dan adil bila ternyata pelaksana dan pengawas tidak memiliki pengetahuan yang memadai seperti saat ini, bukan tidak mungkin tragedi penyerangan 2005 yang menumpahkan darah rakyat kembali terulang demi sebuah jabatan.

Dijelaskannya bila kegiatan tersebut kemasannya hanya “Pembekalan Tim Sukses” menurut kami bukan jawaban yang intelekual dan logis. Logikanya kegiatan tersebut cukup di ruangan tertutup, di posko induk tim atau aula. Ini mengambarkan pola menghalalkan segala cara sudah di mulai, pola ini hanya dapat dan mampu di lakukan oleh kandidat yang mampu menampilkan kemewahan di tengah kemiskinan rakyat MURA.
MISI AGUNG tidak akan pernah melakukan hal serupa dan kegiatan yang dilakukan saat ini hanya berupa pendalaman tentang apa yang menjadi menjadi keinginan rakyat untuk di jawab bila nanti memenangkan pilkada, memang secara makro sudah kami masukkan dalam misi kedua yaitu Menjadikan Desa Sebagai Pergerakan Ekonomi Musi Rawas.

Perlu masyarakat ketahui selama ini isu yang disebarkan bahwa pasangan MISI AGUNG adalah ‘boneka’ mulai terkuak, siapa sesungguhnya yang di maksud dalam isu negative tersebut. Bila kegiatan ini tidak mendapat reaksi dari timsses pasangan kandidat lainnya, maka ini adalah jawaban bagi masyarakat siapa sesungguhnya yang ‘boneka’ dan masyarakat juga bisa menduga siapa penyebar isu tersebut.

Masyarakat harus yakin bahwa MISI AGUNG Insya Allah akan memenangkan pemilukada ini dengan bersih, terhormat, jujur dan bermartabat, bukan dengan menghalakan segala cara.

“Kami juga akan mengumpulkan bukti pendukung selain kliping Koran tentang kegiatan tersebut dan bila sudah kami anggap cukup maka kami akan, Panwaslu Provinsi, Bawaslu, dan Mendagri. Tujuannya adalah meminta pihak yang lebih tinggi untuk mengevaluasi dan bila perlu melakukan pergantian personalia Panwaslu MURA dengan yang lebih baik pemahamannya tentang pemilukada berikut segala aturannya, karena bagaimana mungkin pilkada ini akan menghasilkan pilkada yang berkualitas dan menyalurkan aspirasi pilihan rakyat dengan baik bila ‘wasit’ mulai ikut dalam pertandingan, membersihkan rumah harus dengan sapu yang bersih,” jelasnya.(ME-07)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More