13 April 2010

Kans Menangi Pemilukada Mura Sama Kuat

*Incumbet Berpeluang Besar, Birokrat Muda Diperhitungkan
MUSI RAWAS-
Pemilukada Mura yang diikuti empat pasangan calon bupati dan wakil bupati periode 2010/2015 merupakan momentum strategis bagi pembangunan daerah untuk kurun waktu lima tahun ke depan. Terutama untuk percepatan terwujudnya kesajahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan partisipasi.

Selain itu persangian dalam Pemilukada Mura 5 Juni 2010 diprediksi akan ketat karena empat pasangan Cabup-Cawabup mempunyai kans untuk menang sama-sama besar. Demikian pandangan Ramdlon Naning, pengamat masalah hukum dan politik yang merupakan putra daerah Musi Rawas.

Menurutnya figure empat pasangan Cabup dan Cawabub yang didominasi birokrat dan politisi seluruhnya berasal dari Musi Rawas.

”Ini jelas mengindikasikan adanya komitmen yang tinggi untuk membangun Kabupten Musi Rawas ke depan. Karena mereka sudah sangat mengenal baik geografi, sosiologi dan kultural masyarakat Mura, sehingga tidak memerlukan adaptasi lagi untuk kiprah dengan kewajibannnya mensejahteraakan masyarakat,” ungkap Ramdlon.

Menurut survey tentang sikap publik terhadap Pilkada digambarkan 87,2 persen masyarakat berminat untuk menggunakan hak pilihnya, 65,9 persen puas terhadap pelaksanaan Pilkada dan 55,6 persen puas terhadap kinerja kepala daerah hasil Pilkada.

“Berdasarkan survey Litbang Kompas ada empat faktor signifikan yang menjadi bahan pertimbangan responden dalam memilih kepada daerah. Yakni 86,8 persen memilih pemimpin yang sudah berpengalaman dalam leadership di organisasi, 45,2 persen responden akan memilih pemimpinnya yang berasal dari putra derah, 37,7 persen harus berasal dari daerah yang mana sama dengan pemilih dan hanya 38,3persen saja yang memilih calon dengan Agama yang sama dari pemilihnya,” paparnya.

Berdasarkan referensi dari servei tersebut, empat pasangan calon tersebut menurutnya mempuyai kans dan kesempatan yang sama.

”Tetapi harus diakui, factor-faktor emosional pemilih juga memegang peranan kunci, seperti pengalaman sebagai birokraat, rekam jejak yang positif ketika memimpin dan kedekatan ke pada masyarakat. Incumbent cenderung berpeluang besar, tetapi birokrat muda yang berprestasi, sangat layak diperhitungkan menjadi pemimpin masa depan bagi daerah yang potensial SDM dan SDA nya itu. karena itu, Pilkada yang demokratis, imparsial dan netral menjadi kunci dan tumpuan harapan,” tegas Ramdlon.

Untuk menjamin terselenggaranya Pemilukada yang demokratis dan bermantabat, penyelenggaran Pemilukada dalam hal ini KPU dan Panwas Mura harus benar–benar menjaga netralitas dan objektivitas. Pratek-praket manipulasi, KKN dan money politic sejak dini harus dicegah dan diantisipasi, karena akan menciderai demokrasi dan melukai rasa keadilan masyarakat.

“Pers, LSM dan masyarakat harus tetap menjaga dan mengawal Pemilukada Musi Rawas ini agar berlangsung secara fair play. Mengingat dari keempat pasangan calon tersebut sebagian besar dari kalangan birokrat yang pernah menjabat berbagai jabatan strategis di Pemkab Musi Rawas,” katanya. Selain incumbent, dari beberapa calon juga pernah menjadi calon dalam Pemilukada Mura dan Kota Lubuklinggau periode sebelumnya. Maka dipastika masing-masing memperoleh banyak simpati dan dukngan dari kalangan dan lingkungan kerjanya.

”Untuk itu, pegawai negeri sipil (PNS) agar tidak terlibat dalam hiruk-pikuknya kancah Pemilukada ini serta tetap menjaga netralitasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Jangan terkotak-kotak dalam berbagai kubu,” saran Ramdlon. Selama proses Pemilukada Musi Rawas ini hendaknya tetap dijaga suasana kerja yang kondusif. KPU, Panwas dan aparat Kamtibmas dituntut untuk meningkatkan kinerjanya lebih sinergis dalam menyongsong pesta demokrasi ini agar berlangsung aman damai dan sukses. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More