EDISI CETAK

Dapatkan informasi terkini di koran harian Musirawas Ekspres (Mureks), media terbesar dan tersebar di setiap pelosok Musi Rawas. Untuk berlangganan dan Pemasangan Iklan, hubungi (0733) 452552.

BALIHO MURATARA

Baliho selamat datang di Muratara yang terpasang di Desa Rantau Jaya Kecamatan Karang Jaya. Muratara diharapkan terbentuk pada sidang paripurna DPR RI Mei hingga Juni 2013

BELUM MAU TERIMA POLISI

Aksi demo yang diwarnai bentrok masyarakat Muratara dengan pihak kepolisian pada Senin (29/4) malam membuat warga sempat beberapa hari pasca bentrok tidak mau menerima kehadiran polisi

ANCAM TUNTUT PEMERINTAH

Ketua Presidium Muratara Muhammad Ibrahim menegaskan, pihaknya akan menuntut pemerintah jika Muratara tidak dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Hal ini ditegaskannya kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani,(10/5).

Musirawas Ekspres Berikan Bantuan Korban Kerusuhan Muratara

Direktur PT Musirawas Media, Solihin didampingi Camat Muara Rupit, Firdaus dan GM Musirawas Ekspres, Panca Riatno serta Pimred Musirawas Ekspres, Endang Kusmadi menyerahkan bantuan ke keluarga Alm Rinto Arianto.


30 Maret 2010

Oknum Anggota Polres Mura Diamankan

*Pengembangan Penangkapan Mantan Kapolsek Beliti
LUBUKLINGGAU
-Keberhasilan petugas Satreskrim Polres Lubuklinggau menangkap mantan Kapolsek dan tiga orang rekannya karena diduga terlibat kasus shabu-shabu terus berlanjut. Senin (29/3) sekitar pukul 19.00 WIB, justru mengamankan seorang polisi aktif yang dinas di Satintelkam Polres Musi Rawas, juga diduga terlibat kasus shabu-shabu.

Oknum polisi tersebut adalah Briptu MA (25) warga Jl Garuda Putih depan Telkom RT.3 Kelurahan Pasar Permiri Kecamatan Lubuklinggau Barat II. Dari MA tepatnya di kediaman MA petugas mengamankan pipet, pirek, korek gas, tutup botol air mineral yang sudah dibolongi dan senjata api rakitan serta amunisi 5,56 satu butir. Selain itu petugas juga mengamankan Dakri (52) warga Jl Kenanga II No.15 Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II serta Mukharoh (40) warga Jl Kenanga II RT.3 Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Utara II.

Dari kediaman Dakri diamankan beberapa barang bukti seperti, ganja 2,8 gram, shabu-shabu 0,38 gram dan seperangkat alat hisap sabu-sabu. Kini ketiga orang tersebut diamankan di Mapolres Lubuklinggau untuk menjalani pemeriksaan.

Informasi diterima Musirawas Ekspres, penangkapan terhadap ketiga orang ini berdasarkan pengembangan dari penangkapan terhadap mantan Kapolsek Muara Beliti, Jonet Feliks Susatyo. Mengetahui hal itu, makanya petugas Satreskrim langsung melakukan penyelidikan.

Puncaknya, Senin malam petugas mengerebek kediaman MA. Hanya saja MA sedang tidak berada di rumah, tepatnya di Terminal Simpang Periuk mengajari keponakannya mengemudi mobil. Tak menunggu lama, petugas menangkap MA di Simpang Periuk kemudian diajak ke rumahnya.

Di rumah MA petugas menemukan barang bukti seperti, pipet, pirek, korek gas, senpi rakitan berikut amunisi 5,56 (1 butir) dan tutup botol aqua yang sudah dilubangi. Ia pun langsung diitrogasi ternyata MA bernyanyi dan menyebut nama Dakri. Petugas kemudian menuju rumah Dakri. Saat itu pintu rumahnya dalam keadaan terbuka, sehingga petugas langsung masuk rumah tersangka dimana tersangka sedang mengurung diri di dalam kamar. Menduga Dakri sedang pesta shabu-shabu, apalagi sempat terlihat hendak membuang sesuatu, maka pintu kamarnya langsung didobrak.

Hasilnya di dalam kamar ada Dakri dan Mukharoh, selain itu diamankan ganja 2,8 gram, sabu-sabu 0,38 gram dan seperangkat alat hisap shabu-shabu. MA, Dakri dan Mukaroh pun langsung diamankan di Mapolres Lubuklinggau.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Mukhlis melalui Kasat Reskrim AKP. Jonson Nadapdap didampingi Kaur Bin Ops Ipda Forliamzons, membenarkan adanya penangkapan. “Ketiganya masih kami amankan, dan dalam proses pemeriksaan,” jelasnya.

Sementara itu pantauan Musirawas Ekspres, Briptu MA diambil sample air seni (urine) dan darahnya, untuk diketahui apakah mengandung narkotika jenis shabu-shabu akan tidak.(CW-02)

Oknum Polres Musi Rawas. Michael Agustian (25) warga Jl Garuda Putih depan Telkom Kelurahan pasar Pemiri Kecamatan Lubuklinggau Barat. Dan Dakri (40) warga Jl Kenanga II Kelurahan Batu Urip Kecamatan Lubuklinggau Timur. Senin (29/3) sekitar pukul 19.00 WIB ditangkap anggota Polres Lubuklinggau. karea diduga menkonsumsi narkotika.

Kejadiannya, bermula dari pengembangan tersangka Felix yang ditangkap sebelumnya. selanjutnya anggota Polres Lubuklinggau langsung melakukan penyelidikan. Selanjutnya Senin (29/3) Anggota polres Lubuklinggau menuju kerumah tersangka Michael Agustian. Namun ternyata tersangka tidak berada dirumah dan sedang mengajari keponakannya mengemudi di terminal Simpang Periuk. Selnjutnya anggota polres Lubuklinggau langsung menuju tempat tersebut dan menemukan tersangka Michael . selanjutnya dilakukan penggeledahan dirumah tersangka dan ditemukan.

Lancar Tapi Masih Ada Kekurangan

*7 Siswa tak Ikuti UN, Satu Telah Menikah
LUBUKLINGGAU-
Meski berjalan dengan lancar, hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs kemarin (29/3) masih sedikit menemui kendala. Diantaranya, masih ditemui jumlah soal yang kurang, selain itu, ketidakhadiran pengawas serta ada pengawas yang terlambat datang. Sementara itu data sementar di Lubuklinggau
Ada tujuh siswa yang tidak mengikuti UN hari pertama dimana informasinya alasan siswa tidak ikut UN karena telah menikah.

Pantauan Musirawas Ekspres, hari pertama UN SMP kemarin cukup lancar termasuk distribusi soal. Hanya saja, ada beberapa sekolah yang kekurangan soal, namun bias cepat diatasi dengan menggunakan soal cadangan sehingga tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan UN.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Hj Septiana Zuraida diwakili Sekretaris Agus Sugianto bersama rombongan kemarin melakukan Sidak meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Sidak tidak sampai masuk kelas karena khawatir bisa mengganggu kelancaran siswa menngerjakan soal UN.
“Ini sudah sesuai dengan standar prosedur operasional,” kata Agus.

Turut bersama Sekretaris dalam Sidak kemarin, Kabid Dikmenti Agusni Effendi, Ketua Dewan Pendidikan Hamdan Kamal serta Asromi. Setidaknya ada tujuh sekolah yang dikunjungi, yakni, SMP N 2, SMP 11 BI, SMPN 8, SMPN, 6, SMPN 3, SMPN 1, SMPN 7, SMPN 4 dan SMPN 13. Tinjauan tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah ada pelanggaran dan kecurangan-kecurangan seputar pelaksanaan UN.

“Setelah kita melihat beberapa sekolah Alhamdulillah ujiannya berlangsung lancar,” kata Agus yang juga dibenarkan Agusni Effendi, Kabid Dikmenti Lubulinggau.

Ditambahkan Agus, pengawasan silang yang diterapkan cukup efektif.
“Dengan sistem pengawas silang, apalagi pengawas yang ada juga kita awasi, saya yakin tidak ada tindak kecurangan,” tuturnya. Mengenai adanya isu jual beli kunci jawaban, ia mengatakan itu hanya isu yang dibuat-buat dan nyatanya, sampai kemarin isu tersebut tak terbukti.

”Itu kan hanya isu yang dibuat-buat, sampai sekarang mana buktinya,” terangnya.
Sementara itu, pelaksanaan hari pertama U) kemarin ternyata tidak diikuti semua peserta. Sebanyak 7 siswa tidak mengikuti UN yangmana dari 7 siswa yang tidak mengikuti UN hari pertama infomasinya ada yang sudah menikah. (ME-02)

Alex Noerdin : Muratara Segera Menjadi Kabupaten ke-16 di Sumsel

RUPIT-Ada khabar yang cukup menggembirakan bagi warga di tujuh kecamatan dalam wilayah tergabung dalam wilayah Kabupaten Mura wilayah Utara (Muratara). Menurut Gubernur Sumsel, Alex Noerdin Muratara yang kini sudah masuk dalam agenda pembahasan Komisi II DPRRI akan segera menjadi kabupaten ke-16 di Provinsi Sumsel. Ini menegaskan bahwasanya pembentukan Kabupaten Muratara pemekaran dari Kabupaten Mura akan segera terealisasi.

Penegasan ini disampaikan Gubernur di hadapan ribuan warga Muratara yang menghadiri deklarasi pasangan Cabup-Cawabup Ridwan Mukti-Hendra Gunawan di Kecamatan Rupit kemarin (29/3). Menurut Gubernur apa yang disampaikannya bukan hanya ungkapan belaka namun melihat tahapan dan proses yang sejauh ini sudah dilaksanakan dalam pembentukan kabupaten baru di Sumsel tersebut.

“Yang pasti setelah moratorium dibuka pemerintah pusat maka proses penetapan Muratara menjadi kabupaten definitive akan segera terlaksana,” katanya. Untuk itu kepada masyarakat Muratara khususnya diminta lebih bersabar.
“Terbentuknya Kabupaten Muratara ini Gubernur Sumsel jaminannya,” tegas Alex Noerdin. (ME-02)

Musi Rawas Rawan Tungro

MUSIRAWAS- Kawasan pertanian di Kabupaten Musi Rawas merupakan kawasan pertanian rawan tungro yang setiap tahunnya dapat mengancam. Khususnya lahan persawahan padi petani di Kecamatan Tugumulyo, Purwodadi, Sukakarya dan Megang Sakti yang merupakan sentra pertanian di Kabupaten Mura.

“Areal pertanian di Kabupaten Mura ini memang merupakan kawasan pertanian yang rentan dengan hama Tungro,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Hendy UP, Senin (29/3). Dilanjutkananya, untuk itu pihaknya menganjurkan kepada petani melalui kelompok tani dalam pemilihan varitas bibit untuk benar-benar memilih bibit yang tahan terhadap penyakit tungro ini seperti Chiherang, Kalimas, Inpari, Bondoyudo dan Juga Situ gonggo yang memang cukup tahan terhadap hama ini.

Sedangkan untuk pembinaan kepada kelompok tani saat ini merupakan tangung jawab bersama antara Dinas Tanaman Pangan Dan Holtikultura, Bappelu PPL serta petugas pengendalian hama penyakit di bawah naungan Dinas Tanaman Pangan Provinsi. Diakui Hendy, saat ini pihaknya sedang mendata seberapa besar serangan hama tungro yang ada dan apabila luasan areal tersebut merupakan Puso (gagal panen) yang mencapai 80 persen akan di laporkan kepada pemerintah Pusat untuk mendapatkan bantuan bibit.

Selain itu juga pihaknya menghimbau kepada petani untuk benar-benar aktif dalam kelompok tani karena pembinaan yang dilakukan hanya melalui kelompok tani baik dalam pengendalian hama melalui peran serta kelompok tani. Lambannya penangannan yang dilakukan juga dikarenakan pihaknya masih terbatas tenaga dilapangan sehinga pihaknya membuka info centre agar informasi keluhan petani dapat langsung ditangani.(ME-06)

Pemkot Akan Segera Bebaskan Lahan Obyek Wisata Temam

LUBUKLINGGAU- Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau dalam waktu dekat ini akan segera melakukan pembebasan lahan obyek wisata Air Terjun Wisata Temam yang berada di Kelurahan Air Temam Kecamatan Lubuklinggau Selatan I.

Demikian diungkapkan Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi melalui Kepala Bagian Pemerintahan, Imam Senen kepada Musirawas Ekspres Senin (29/3) diruang kerjanya.

Menurutnya awal April ini pihaknya akan melakukan rapat koordinasi (Rakor) terlebih dahulu dengan sejumlah dinas terkait berkenaan dengan pembebasan lahan objek wisata tersebut. Hal itu mengingat objek wisata tersebut akan digunakan sebagai salah satu kunjungan para peserta Sea Games pada 2011 mendatang, sehingga dalam tahun ini objek wisata tersebut sudah harus tampil lebih baik, dengan memiliki berbagai fasilitas penunjang yang mampu menarik para wisatawan nantinya.

Nah, untuk itu sebelum Pemkot Lubuklinggau melakukan pembebasan dan pembangunan di lokasi tersebut , lahan harus di bebaskan terlebih dahulu. Karena selama ini lokasi objek wisata yang hampir setiap akhir pekan ramai dikunjungi oleh masyarakat itu masih dikelola oleh pihak swasta.

Lebih lanjut Imam menjelaskan, bahwa upaya yang akan ditempuh oleh Pemkot Lubuklinggau untuk segera membebaskan lahan tersebut saat ini telah memerintahkan kepada camat dan lurah setempat untuk sementara waktu melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar.

Selain itu mengingat pelaksanaan Sea Games sudah didepan mata, sementara pembangunan belum sedikitpun di lakukan maka dari itu paling lambat akhir April mendatang lahan tersebut sudah selesai negoisasi dengan pihak pengelola. Dalam artian sudah dibebaskan dan telah menjadi hak milik Pemkot Lubuklinggau.
Hal itu bertujuan supaya rencana Pemkot Lubuklinggau untuk segera melakukan pembangunan dan peningkatan infrastruktur penunjang di lokasi tersebut bisa langsung di laksanakan pada bulan berikutnya.

"Untuk itu pihaknya berharap dukungan masyarakat sekitar terutama pihak pengelola, untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah kota Lubuklinggau dalam upaya meningkatkan pengelolaan objek wisata itu," tambah Imam. (CW01)

Mei, Tahap Awal Pencairan Dana PNPM 2010

LUBUKLINGGAU-Sesuai dengan rencana Mei mendatang merupakan pencairan dana tahap awal untuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) perkotaan tahun 2010.

Demikian diungkapkan Koordinator Kota (Korkot) PNPM dan P2KP Kota Lubuklinggau, Iwan Supriatna, kepada Musirawas Ekspres beberapa waktu lalu.

Dikatakan Iwan, proses pencairan tahap pertama sebesar 30 persen akan dilakukan pada bulan Mei nanti. "Total dana kurang lebih Rp. 8 M. Dana ini shearingcost APBD Lubuklinggau 20 persen atau Rp. 1,68 M dan APBN Rp. 6,6 M. Dan pencairan tahap pertama Mei, Jika sudah 100 persen, pencairan tahap kedua atau 50 persen pada September, Dan terakhir bulan November," jelasnya

Hal itu berbeda dengan tahun sebelumnya ,yang mengalami keterlambatan seperti pada Pencairan dana tahap ketiga di tahun 2009 lalu, untuk BKM dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, yang baru dilakukan November dan Desember. Sehingga program yang telah direncanakan ditahun 2009 baru dapat diselesaikan Maret 2010, yang merupakn batas akhir pencairan dana, seperti yang di tuangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 168/PMK.07/2009 tentang pedoman pendanaan urusan bersama pusat dan daerah.

Menururnya November dan Desember 2009 merupakan proses pencairan sehingga program BKM baru dilakukan pada Januari 2010, Dan hal itu terjadi di seluruh Kota termasuk Kota Lubuklinggau. "Sesuai PMK No. 168, dana yang ada direkening harus terserap 100 persen hingga 31 Maret 2010. Akan tetapi, jika masih ada dana yang tidak digunakan, harus dikembalikan ke kas daerah," jelasnya.

Namun demikian meskipun batas akhir penyerapan dana 31 Maret, diakui Iwan, BKM Kelurahan Jawa Kiri hingga saat ini belum dapat menyerap pencairan dana tahap ketiga tahun 2009. Pasalnya, BKM Jawa Kiri kesulitan menemukan program lingkungan. Dari hasil evaluasi, program yang telah dirancang BKM Jawa Kiri tidak layak dibangun. Hal inilah menurut Iwan menjadikan proses pencairan dana BKM Jawa Kiri terlambat. Meski demikian pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan sehingga Senin (kemarin-red) proses pencairan dilaksanakan.

"Tidak layak dalam artian siring dan jalan setapak di kelurahan Jawa Kiri dalam kondisi baik. Karena itulah mereka kesulitan mencari program lingkungan sehingga pada proses pencairan sedikit terlambat. Tapi bukan berarti program fisik bersifat monoton. Sudah menjadi arahan kalau pembangunan fisik berbasis perkotaan yakni siring dan jalan setapak," ujarnya.(CW-01)

Terindikasi “ Oknum “ Anggota KPU Tidak Netral

MUSI RAWAS-Rapat pleno KPU Musi Rawas (Mura) dengan agenda veripikasi tambahan persyaratan bakal calon (Balon) yang seyogyanya dilaksanakan, Senin (29/3) batal dilaksanakan. Kuat dugaan batalnya pleno veripikasi ada salah satu “oknum” anggota KPU Mura yang ikut ke Rupit dimana tempat dilaksanakan deklarasi pasangan bakal calon (Balon) Ridwan Mukti-Hendra Gunawan.

Imformasi yang berhasil dihimpun Musirawas Ekspres di kantor KPU Mura, rapat pleno dengan agenda veripikasi tambahan persyaratan balon tersebut dilaksanakan sekitar pukul 13.00 WIB. Lima anggota KPU yang berada ditempat yakni ketua KPU, Efriansyah, devisi tehnis, Nopriansyah, devisi logistic, Suherdi dan devisi hukum, Kenni.

Karena ada yang tidak berada ditempat sehingga rapat pleno tersebut ditunda. Karena merupakan kesepakatan anggota KPU lainnya yang sudah siap rapat termasuk sekretaris KPU, Yupran Ibrahim, terpaksa menunggu sampai pukul 14.30 WIB. Tapi salah satu anggota yang berangkat ke Rupit tidak juga muncul.

Melihat kenyataan itu ada indikasi, bahwa KPU Mura disinyalir sebagai penyelenggara pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) sudah tidak netral.

Ketua KPU Mura, Efriansyah melalui devisi tehnis, Nopriansyah ketika dikonfirmasi Musirawas Ekspres melalui ponselnya mengakui bahwa rapat pleno dengan agenda veripikasi tambahan persyaratan balon ditunda. Penundaan itu disebabkan karena salah satu anggota tidak hadir. “ Rapat ditunda karena tidak lengkap,”ungkapnya.

Apakah penundaan disebabkan ada anggota KPU ikut deklarasi Ridwan Mukti-Hendra Gunawan? Nopriansyah mengatakan kalau masalah itu tidak tahu. Namun yang jelas rapat ditunda karena anggota KPU tidak lengkap. “ Kalau masalah itu kami tidak tahu, tapi yang pasti mau menggelar rapat anggota tidak lengkap,”pungkasnya. (ME-07)

Pria Setengah Bugil Tewas Gantung Diri

LUBUKLINGGAU-Seorang pria tidak dikenal (Mr X) dengan kondisi setengah bugil, Senin (29/3) sekitar pukul 07.00 WIB ditemukan tewas gantung diri. Korban ditemukan Salbi (20) dan istrinya Rusmini (20) di kebun karet milik Kodir, wilayah RT 8 Kelurahan Muara Enim Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Saat ditemukan korban gantung diri di pohon Jambu Mete tepatnya di tepi kebun yang berbatasan dengan rel Kereta Api (KA). Korban gantung diri menggunakan celana panjang warna hitam miliknya, makanya korban ketika ditemukan setengah bugil.

Ketua RT 8 Muara Enim Poniran kepada Musirawas Ekspres menjelaskan, awalnya Salbi dan istrinya yang menetap di RT 4 Kelurahan Mesat Seni Kecamatan Lubuklinggau Timur II, pagi itu menyadap karet di sana. “Kebetulan Minggu (28/3) mereka tidak menyadap karet karena hujan,” jelas Poniran.

Ketika sedang menyadap karet, mereka melihat sesuatu tergantung di pohon Jambu Mete tepi kebun. Setelah diperiksa ternyata adalah manusia, makanya Salbi dan Rusmini langsung melapor ke Ketua RT 4 Mesat Seni, tempatnya menetap.
“Masalah ini juga dilaporkan ke Lurah Mesat Seni dan ke polisi. Namun seteleh diperiksa ternyata tempat kejadiannya masuk ke wilayah RT 8 Muara Enim,” jelas Poniran, yang juga menerima laporan dari Salbi dan istrinya.

Bersama dengan petugas Polsek Lubuklinggau Barat, Polsek Lubuklinggau Timur dan SPK Polres Lubuklinggau warga langsung mendatangi TKP. Saat itu terlihat sandal jepit warna hijau di dekat pohon Jambu Mete. Korban kemudian diturunkan dari pohon, selanjutnya diangkut ke RS dr Sobirin untuk divisum et revertum.

“Korban bukan warga Mesat Seni, juga bukan warga Muara Enim maupun Mesat Jaya, karena belum ada yang mengenalinya,” kata Poniran.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Mukhlis melalui Kapolsek Lubuklinggau Barat AKP Gunadi menjelaskan, diduga kuat korban gantung diri. Pasalnya adanya sandal milik korban di bawah pohon. “Diperkirakan ia memanjat pohon dahulu baru kemudian menggantungkan diri di dahan menggunakan celananya,” jelas Kapolsek.

Korban diperkirakan sudah dua malam tergantung di sana, pasalnya sudah mengeluarkan aroma tidak sedap. “Sementara identitasnya belum diketahui,” pungkas Kapolsek.

Adapun cirri-ciri korban gantung diri, pria umur sekitar 35 tahun, tubuh tinggi sedang, kulit sawo matang, rambut ikal, menggenakan kemeja polos warna krem dan celana jeans warna hitam. (ME-01)

Pembunuh Calon Kades Dilimpahkan

LUBUKLINGGAU-Dua orang yang diduga melakukan pengeroyokan hingga menewaskan calon kades Desa Kota Baru Kecamatan BTS Ulu, Guntur, Senin (29/3) sekitar pukul 12.00 WIB dilimpahkan Polsek BTS Ulu ke Kejari Lubuklinggau. Kedua tersangka adalah Margono (39) dan Suratman (31) warga Sp 7 Desa Kota Baru kecamatan BTS Ulu Cecar.

Pelimpahan diterima langsung Jaksa Darmadi Edison, menurutnya tersangka akan didakwa dengan pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP. “Setelah menerimah pelimpahan, waktu dekat akan diserahkan ke Pengadilan Negeri Lubuklinggau agar segera dilimpahkan,” jelasnya.

Kronologis kasusnya, bermula Selasa 29 Desember 2009 sekitar pukul 10.00 WIB di desa SP 7 Kota Baru Kecamatan BTS Ulu diadakan Pilkades. Orang yang mencalonkan adalah korban Guntur, Jimun, Dimun, dan Eko, namun dimenangkan oleh Jimun.
Setelah selesai pemilihan masing-masing calon pulang. Keesokan harinya, 29 Desember 2009 sekitar pukul 07.00 WIB terjadilah keributan mengenai pimilihan kades tersebut hingga berakhir dengan tewasnya korban Guntur karena diduga dipukuli tersangka dengan kayu.

Korban ditemukan warga yang melintas dalam kondisi tidak bernyawa. Dan jenazahnya dibawah ke RS dr Sobirin, selanjutnya korban dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. (CW-02)

29 Maret 2010

Penerbangan Linggau-Jakarta Dibuka

*Hari ini Penetapan Maskapai Penerbangan
MUSI RAWAS-
Rute penerbangan Lubuklinggau-Jakarta via Bandara Silampari dan Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Jakarta dipastikan dibuka. Tepatnya April penerbangan reguler tersebut dibuka. Demikan ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatikan (Dishubkominfo), Ari Narsa kepada Musirawas Ekspres Minggu (28/3).

”April penerbangan reguler Linggau-Jakarta akan dibuka. Sebab tahapan demi tahapan menuju ke sana berjalan lancar dan sesuai harapan,” ungkap Ari Narsa. Yang terbaru lanjut mantan Kabag Protokol Setda Mura itu, proses lelang maskapai penerbangan yang akan mengoperasikan Bandara Silampari sudah mencapai titik akhir. Senin (hari ini, 29/3) kemungkinan sudah ditetapkan satu maskapai penerbangan yang memenangkan tender dari tiga maskapai penerbangan yang menyampaikan berkas.

”Senin (29/3) sekitar pukul 13.00 WIB kemungkinan sudah diketahui makapai penerbangan apa yang ditetapkan menjadi pemenang setelah penelitian berkas,” katanya seraya menambahkan tiga maskapai penerbangan yang mengikuti tender yakni Riau Airlines, Bali Air dan Wings Airlines.

Kembali diinformasikannya, untuk jadwal penerbangan nantinya apakah akan dilaksanakan reguler setiap hari atau hanya hari-hari tertantu menurut Ari Narsa akan disesuaikan dengan kondisi.

“Namun kita upayakan penerbangan reguler minimal empat hari dalam satu minggu atau enam hari. Sebab melihat animo masyarakat sengat tinggi jadi sangat memungkinkan penerbangan reguler dilaksanakan. Maka intinya melihat animo masyarakat sementara pemerintah daerah sendiri sudah menyiapkan langkah antisipasi dengan mempersiapkan dana subsidi untuk menjamin penerbangan reguler bisa dilaksanakan,” tegasnya.

Untuk menjamin penerbangan reguler dalam pengoperasian Bandara Silampari Mura dianggarkan dana subsidi untuk operasional sebesar Rp 10 miliar. Dana yang dianggarkan melalui APBD 2010 tersebut bisa digunakan untuk subsidi tiket pesawat termasuk untuk block shit atau kursi kosong. Ari Narsa mengatakan tiket pesawat yang ditawarkan Rp 600 hingga 700 ribu per tiket. Namun jika nantinya berdasarkan penghitungan Departemen Perhubungan dan tender dengan maskapai penerbangan, harga tiket melebihi angka tersebut, maka selisihnya akan disubsidi Pemkab. Termasuk jika ada block shit atau kursi penumpang yang kosong, maka akan dibayar melalui dana subsidi.

Dijelaskan, secara teknis Bandara Silampari sudah layak untuk dioperasikan. Peralatan navigasi sudah dilengkapi, termasuk peralatan pendukung seperti mobil pemadam kebakaran (PBK) yang selalu stand by di bandara. Sedangkan untuk ambulance, sementara akan digunakan mobil Dinas Kesehatan. Sedangkan kelengkapan bandara seperti metal detector mau pun X-Ray, sudah tersedia.

“Jadi prinsifnya, bandara siap dioperasikan, tinggal menunggu proses tender yang dijadwalkan April sudah selesai,” pungkasnya. (ME-02)

Kecelakaan Maut, Penumpang Ojek Tewas

LUBUKLINGGAU-Kecelakaan maut antara sepeda motor Suzuki Smash Nopol BG 4782 HN dengan sepeda motor KTM BG 5575 HN menyebabkan seorang tewas. Kecelakaan terjadi Minggu (28/3) sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Yos Sudarso tepatnya persimpangan Jalan Kelabat Kelurahan Jawa Kiri Kecamatan Lubuklinggau Timur II.

Korban tewas adalah Tuti Haryani (36) warga Gang Lawa Kelurahan Jawa Kiri Kecamatan Lubuklinggau timur II. Korban yang saat kejadian informasinya naik ojek itu tewas dalam perjalanan ke rumah sakit dengan kondisi menderita luka di kepala. Sementara Maidiansyah (28) warga Jalan Kebun Sari RT V Kelurahan Tanjung Indah Kecamatan Lubuklinggau Barat I yang membonceng korban Tuti mnderita luka-luka pada tangan kanan dan kakinya. Selanjutnya pngendara sepeda motor KTM BG 5575 HN, Kurniawan (24) warga Jl Nanas Kelurahan Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara II yang menjali lawan tabrakan menderita luka robek pada pelipis kiri dan luka robek di wajahnya.

Informasi dari Polres Lubuklinggau, kronologis kejadiannya bermula sepeda motor Suzuki Smash warna merah yang dikemudikan Maidiansyah membonceng Tuti Haryani meluncur dari arah Taba Jemekeh hendak ke Pasar Pemiri. Sesampai di depan Jalan Kelabat meluncur sepeda motor KTM dikendarai Kurniawan dan secara tiba-tiba keluar dari Jalan Kelabat tersebut.

Saat itu Kurniawan hendak menyeberang jalan menuju ke arah Tabapingin. Karena kurang hati-hati sehingga keduanya bertabrakan. Warga sekitar yang melihat kejadian itu langsung menolong dan membawanya korban ke RS dr Sobirin. Namun korban Tuti meninggal dunia dalam perjalanan akibat kehabisan daerah dan luka yang cukup parah.

Pantauan Musirawas Ekspres, anggota Satlantas Polres Lubuklinggau langsung ke tempat kejadian perkara kecelakaan. Sepeda motor yang bertabrakan telah diamankan di Mapolres Lubuklinggau, bahkan Maidiansyah sudah menjalani pemeriksaan.(CW-02)

Terminal Terawas Difungsikan

TERAWAS-Konsep Agropolitan Center (AC) yang didukung lima Agropolitan Distrik mulai menunjukkan wujudnya. Setelah kawasan AC dikebut pembangunannya dengan dibangunnya berbagai sarana dan prasarana penunjang, Agropolitan Distrik sudah mulai difungsinya. Salah satunya Agropolitan Distrik Simpang Terawas di Kecamatan STL Ulu Terawas yang sudah dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian.

Dan selanjutnya aktivitas perdagangan di kawasan Agropolitan Distrik Simpang Terawas diprediksi bakal makin menggeliat seiring dengan mulai difungsikannya Terminal Tipe C Terawas. Menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Mura, Ari Narsa pengoperasian Terminal Tipe C terawas dimulai Senin (29/3).

“Senin (29/3) rencananya akan dimulai pengoperasian Terminal Tipe C Terawas. Namun tidak langsung pengoperasian, melainkan tahap awal sosialisasi. Maksudnya kepada pengendara kita sosialisasikan bahwasanya Terminal Tip C Terawas ini mulai difungsikan sehingga mereka harus masuk ke kawasan terminal,” kata Ari Narsa. Selain sosialisasi agar semuanya berjalan lancar dan nantinya pengendara terbiasa maka mulai hari ini juga kendaraan khususnya Angdes dan mobil box diupayakan masuk ke terminal.

”Namun belum ada kewajiban mereka untuk membayar retribusi karena memang ini barus sosialisasi. Mereka kita berikan semacam selebaran himbauan atau surat edaran mengenai pengoperasi terminal. Kita juga membentangkan spanduk pemberitahuan,” katanya, Pengoperasian Terminal Tipe C Terawas yang sudah dilengkapi sarana listrik dan penunjang lainnya ini menurut Ari Narsa sebagai upaya untuk menghidupkan kegiatan perekonomian di Kawasan Agropolitan Distrik yang pada akhirnya bisa meningkatkan PAD.

”Jadi setetalh terminal difungsikan, kawasan perdagangan Agropolitan Distrik terawas sudah lengkap, masyarakat petani dari desa-desa tidak perlu lagi banyak mengeluarkan ongkos berbelanja hingga Linggau namun bisa di kawasan perdagangan ini,” pungkasnya. (ME-02)

Kerusakan Akibat Banjir Segera Diperbaiki

*Dinas PU CKTR Ajukan Dana Rehabilitasi
MUSI RAWAS-
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (PU CKTR) akan mengajukan anggaran untuk merehabilitasi fasilitas umum (Fasum) yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir akhir Februari 2010 lalu. Anggaran yang akan diajukan disesuiakan dengan data kerusakan yang disampaikan oleh pihak kecamatan.

Kepala Dinas PU CKTR Kabupaten Mura, Karyazid Helmi mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan rencana pengajuan anggaran untuk memperbaiki fasilitas umum seperti kantor kepala desa yang rusak akibat banjir. Sekarang ini hal tersebut belum direalisasikan dikarenakan masih meninggu hasil pendataan pihak kecamatan yang saat ini masih dilakukan.

”Secepatnya pengajuan tersebut akan kita samapaikan, mengenai besanya jumlah anggaran yang diajukan kita belum bisa perkirakan karena masih menunggu pendataan yang sedang dilakukan,” kata Karyazid. Ditambahkannya bencana banjir yang merendam 26 desa di tiga kecamatan yaitu Muara Lakitan, Muara Kelingi dan BTS Ulu belum lama ini menimbulkan banyak kerugian termasuk kerusakan fasilitas umum dan kantor pemerintahan di tingkat desa.

Terkait dengan hal ini pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak kecamatan untuk melakukan pendataan sehingga dapat diajukan anggaran rehab atau perbaikan terkait dengan kerusakan fasilitas tersebut.

”Kita lihat nanti, yang jelas tidak semuanya mengalami kerusakan artinya perbaikan yang anantinya akan dilakukan disesuaikan dengan tingkat kerusakan,” pungkasnya.(ME-06)

PKL Minta Digeser, Bukan Digusur

LUBUKLINGGAU-Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di Daerah Median Jalan (DMJ) tidak menghalangi Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melakukan penertiban. Tapi khusus untuk PKL di Jalan A Yani yang berada di DMJ jangan digusur, tetapi digeser saja lokasi jualan.

" Kami minta digeser saja kios, jangan digusur. Kalau digusur, mau kemana lagi PKL akan berjualan," Ungkap Koordinator PKL Isnaini bersama salah satu PKL, Jaya kepada Musirawas Ekspres, Minggu (28/3).

Menurut Jaya saat ini para PKL sangat resah dengan rencana Pemkot Lubuklinggau tetap melakukan penertiban tersebut. Sebab hampir seluruh PKL yang menggelar dagangan di kios tersebut merupakan warga yang tidak jauh dari rumahnya. Selain itu dagangan yang di jualpun bukan dagangan basah seperti sayuran yang biasa di jual di pasaran.

Untuk itu PKL sangat berat untuk menerima keputusan Pemkot Lubuklinggau memindahkan kios PKL di sejumlah pasar seperti yang telah di bahas dalam rapat tim beberapa waktu lalu.

Artinya dengan upaya Pemkot Lubuklinggau melakukan pemindahan kios PKL itu sama halnya dengan menggusur dan mematikan pendapatan. Meskipun para PKL menyadari bahwa lahan yang digunakan adalah lahan milik pemerintah akan tetapi bukan berarti Pemkot biasa sewenang-wenang melakukan penggusuran tanpa dengan solusi yang tepat.
"Kami sangat berharap Pemkot Lubuklinggau bijak dalam penertiban Kota ini, jangan sampai ingin tertib tetapi harus mengorbakan masyarakat,"pintanya.

"Sementara itu mengenai Perda No. 15 tahun 2006 tentang pengaturan pendirian bangunan di area jalan tersebut kalau memang di terapkan jangan hanya PKL yang berada di jalan A. yani akan tetapi seluruh kios yang ada di semua DMJ," pintanya.

Bila Pemkot Lubuklinggau tidak memikirkan PKL, penertiban ini tidak akan menyelesaikan masalah akan tetapi justru akan menambah masalah yang lebih besar lagi.
"Untuk itu atas nama PKL jalan. A. Yani ia meminta supaya Pemkot Lubuklinggau lebih bijak dan adil dalam bertindak," tambahnya. (CW-01)

Riduan: Sekolah Diminta Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan

LUBUKLINGGAU- Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi meminta kepada pihak sekolah untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dengan didasari dengan kesehatan para siswa, dalam rangka meningkatkan konsentrasi belajar.

Sebab menurut wako dengan kondisi kesehatan yang prima otak akan merangsang untuk giat belajar. Pernyataan tersebut disampaikan, Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi, saat memberikan arahan pada acara pemberian bantuan makanan tambahan gizi kepada siswa kurang mampu,Sabtu (27/3)lalu.

Menurut Riduan pertumbuhan masa anak- anak harus selalu diperhatikan dengan mengupayakan kesehatan. Sehingga dengan badan sehat semangat belajar akan semakin tinggi. Dengan memberikan tambahan gizi bagi anak -anak sekolah akan lebih memberikan kontribusi peningkatan kecerdasan otak anak sehingga hal itupun dapat berpengaruh terhadap meningkatnya pula kualitas pendidikan .

Sebab menurut Riduan yang menjadi hal penting dalam merangsang kecerdasan otak anak adalah tingkat gizi cukup yang di konsumsi oleh anak-anak, sehingga dengan terwujudnya anak- anak sekolah yang memiliki gizi cukup maka secara tidak langsung akan merangsang otak anak untuk mau belajar dan bersemangat belajar.

Untuk itu program Gerakan Nasioanl Orang Tua Asuh yang diketuai oleh Hj. Septiana Suraidah tersebut merupakan program yang sangat baik dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah , terutama anak-anak yang kurang mampu.
Lebih lanjut Riduan berharap dengan pemberian bantuan tersebut akan lebih memberikan respon tersendiri bagi para anak-anak sekolah, sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam mengupayakan peningkatan kualitas dan mutu pendidikan melalui terwujudnya kesehatan siswa.

Riduan berjanji program ini akan diteruskan kesekolah sekolah dengan sasaran siswa yang kurang mampu, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak kurang mampu akan terwujud. " Sasaran kita memang siswa yang kurang mampu dengan harapan bagi mereka yang selama ini asupan gizi kurang lengkap dengan pemberian bantuan ini tentu dapat menjadi upaya tersendiri dalam mewujudkan kemandirian sekolah untuk turut menjalankan program serupa dengan memberikan tambahan gizi kepada siswa," ujarnya. (CW-01)

Enam Parpol Merapat ke Misi-Agung

MUSI RAWAS–Jumlah parpol yang merapat ke pasangan HM Isa Sigit-Agung Yubi Utama (Misi-Agung) bertambah, jika sebelumnya ada empat parpol dalam Koalisi Bersatu (PKBP, Barnas, Hanura dan Republikan), kini ada enam parpol dalam Koalisi Bersama juga merapat.

Keenam parpol dalam Koalisi Bersama adalah partai-partai non parlemen, yakni Partai Matahari Bangsa (PMB), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB), Partai Kedaulatan dan Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI).

Ketua Koalisi Bersama, Joko kepada Musirawas Ekspres, menjelaskan sebelumnya mereka adalah gabungan parpol yang mendukung Wakil Bupati Hj Ratnawati Ibnu Amin. Hanya saja karena tidak dapat maju makanya mengalihkan dukungan ke Misi-Agung.

“Kami dahulu mendukung Hj Ratnawati Ibnu Amin, untuk maju dalam pemilukada. Karena Hj Ratnawati tidak dapat maju, akhirnya kami merapat ke Misi-Agung. Kenapa kita memilih pasangan ini, karena kita melihat visi dan misi serta adanya kesamaan perjuangan dengan Ratnawati,” ujar jubir Joko.

Selain itu ditambahkan Joko, melihat visi dan misi pasangan calon Misi-Agung, koalisi bersama menilai pasangan ini bukan pasangan pesanan. “Yah, dari empat pasangan yang maju pada pemilukada mendatang. Kita mensinyalir adanya pasangan pesanan. Karena itu, Misi-Agung murni berdiri sendiri dan bertekad untuk memajukan kabupaten Musi Rawas,” ujarnya..

Koalisi ini menurutnya, kemungkinan bisa menyumbangan suara lebih kurang 25 ribu. “Dan kita berharap tak hanya jumlah real suara yang dapat memenangkan pasangan Misi-Agung, namun juga ada simpatisan lain yang ikut bergabung untuk mendukung dan merapat pada barisan Misi-Agung,” paparnya.

Terpisah, Timses pasangan Misi-Agung, Bastari Ibrahim, menyatakan dengan bergabungnya koaliasi bersama maka saat ini tercatat ada 10 parpol yang mendukung pasangan Misi-Agung. Dimana empat parpol yang lama adalah PKPB, Barnas, Hanura dan RepublikaN. (ME-01)

27 Maret 2010

Bupati Desak Tuntaskan Penyelesaian Sengketa Trans HTI

*Agus : Solusinya Dikeluarkan dari Kawasan
MUSI RAWAS-
Mengetahui permasalahan tuntutan warga Trans HTI (Hutan Tanaman Industri) dari enam desa di Kecamatan Muara Lakitan belum juga terpecahkan Bupati Musi Rawas, H Ridwan Mukti sedikit emosi. Puncaknya dalam rapat di Pendopo Kabupatenan Mura Jum’at (26/3) dihadiri utusan Pemprov dan pusat serta unsur Muspida, Bupati Ridwan Mukti mendesak jajarannya untuk secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut.

Menurut Kepala Bagian Humas Setda Mura, H Suryadi NZ dalam rapat tersebut Bupati Ridwan Mukti menegaskan bahwasanya pemerintah daerah wajib membantu masyarakatnya.

”Makanya terhadap aspirasi masyarakat atau dalam hal ini tuntutan warga Trans HTI Bupati memerintahkan agar cepat direpon dan diselesaikan secepatnya,” tegas Suryadi.
Perintah tersebut langsung direspon Dinas Kehutanan (Dishut). Menurut Kepala Dishut Muram Agus Setyono pihaknya sudah mendapatkan satu solusi untuk membantu warga Trans HTI untuk bisa keluar dari kawasan hutan.

”Sejauh ini upaya yang kita perjuangkan mentok (tidak berhasil, red). Makanya kita berupaya mencari strategi dan kajian untuk mendapakan solusi lainnya,” tegas Agus.
Pastinya dari hasil rapat kemarin menurut Agus solusinya tidak bisa dengan alih fungsi kawasan hutan tapi dikeluarkan dari kawasan hutan.

”Caranya dikeluarkan dari kawasan hutan melalui proses tata ruang,” papar Agus. Namun diakuinya langkah ini akan banyak menyita waktu. Maksudnya tidak akan bisa selesai dalam waktu singkat. Makanya warga Trans HTI diharapkan bisa maklum dan kembali bersabar.

”Ada mekanisme dan prosesnya sedikit panjang. Dalam hal ini kemungkinan harus ada perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dimulai dari provinsi, baru kemudian daerah bisa menindaklanjutinya. Namun ini solusi bagus makanya akan kita jalankan,” paparnya.

Rapat pembahasan tuntutan warga Trans HTI yang dipimpin Bupati Ridwan Mukti dihadiri Dandim 0406 Mura dan unsur Muspida lainnya. Selain itu juga hadiri utusan Kementrian Kehutanan RI, Kementrian Transmigrasi RI, Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Dinas Transmigrasi Provinsi Sumsel, Dishut Mura, Disnakertrans Mura dan DPDR Mura serta pejabat Pemkab Mura.

Dijelasakan Agus rapat koordinasi pembahasan Trans HTI di Kabupaten Mura kemarin dilaksanakan sejalan dengan Surat Dirktur Jenderal Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi Nomor B,170/P4T-Trans/II/2010 tertanggal 16 Februari 2010 perihal konsultasi dan koordinasi Komisi I DPRD Mura ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Dimana permasalahannya yakni masyarakat Trans HTI menuntut agar wilayah Transmigrasi HTI yang meliputi enam desa (Tri Anggun Jaya, Bumi Makmur, Mukti Karya, Harapan Makmur, Pian Jaya, Sindang Raya) dikeluarkan dari kawasan hutan seluas 11.951,2 hektar. (ME-02)

Penolakan Pindah PKL A Yani Harga Mati

LUBUKLINGGAU-Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau menertibkan kios padagang kaki lima (PK5) di sepanjang daerah median jalan (DMJ) A Yani Kecamatan Lubuklinggau Utara II nampaknya sulit terwujud. Pasalnya para PKL yang berada di lokasi tersebut dengan keras menolak pemindahan ke Terminal Tipe A, Pasar Tanjung Indah, Pasar Bukit Sulap dann Pasar Simpang Periuk.

Seperti yang diungkapan koordinator bersama sejumlah PKL, Isnaiki kepada Musirawas Ekspres (26/3). Dikatakan Isnaini, sebelumnya Pemkot diwaliki Kepala Bagian Pemerintahan, Imam Senen, Kasat Pol PP Alha Warizmi, Kepala Dinas Pasar Fajarudin dan Kepala Kesabangpolinmas Ansori Naib dalam pertemuan di forum DPRD beberapa waktu menekankan bahwa tidak ada pembongkaran sebelun adanya solusi dan revisi Perda No. 15 tentang pengaturan pendirian bangunan tersebut.

“Sehingga dengan telah ditandatanganinya kontrak politik tersebut secara otomatis Pemkot harus mentaatinya,” jelasnya. Mengapa PKL minta supaya Perda No.15 direvisi, sebab Perda tersebut bukan harga mati yang dapat mengatur semaunya saja.
“Selain itu kalau memang Perda itu dijalankan semestinya bukan hanya PKL di A Yani saja yang ditertibakan akan tetapi seluruh yang ada di kota ini,” tegas Isnaini didampingi Jaya.

Lebih lanjut Isnaini mengatakan bahwa sejauh apapun upaya pemkot Lubuklinggau berupaya akan memindahkan PKL A. Yani tersebut tidak akan bisa dilakukan, sebelum ada solusi yang tepat.
"Ya kami minta kebijakan Pemkot untuk tidak pindah dari lokasi ini, kecuali kalau kami hanya di mundurkan dan dibuat seragam seperti kota-kota lain, hal itu akan lebih bijak,” imbuhnya.

Dikatakannya, jangan hanya karena keinginan meraih Piala Adipura, PKL menjadi korban.
“Sebagai seorang pemimpin tentu walikota dalam hal ini mesti bijak dalam menentukan sikap, kami butuh pemimpin yang pro rakyat bukan yang membunuh rakyat,” tegasnya.
Betapa tidak, lanjutnya dengan mengusir PKL dari lokasi tersebut berarti Pemkot Lubukinggau berusaha untuk membunuh rakyat bukan mensejahterakan rakyat.
Mengenai pemindahan di sejumlah pasar menurutnya tidaklah efektif sebab dagangan yang PKL jual bukanlah dagangan basah seperti yang ada di pasaran akan tetapi hanya sebatas manisan saja. (CW-01)

Pelantikan Pejabat Tinggal Menunggu Waktu

*Rita : Untuk Sekda Masih Menunggu Gubernur
MUSI RAWAS–
Setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilaksanakan terhadap 273 pejabat eselon II, III dan IV pada Kamis (18/3) lalu, dalam waktu dekat informasinya kembali akan ada pelantikan. Isu yang beredar kemungkinan kembali ada pergeseran jabatan atau mutasi pejabat dan juga pengukuhan.

Benarkah? Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Mura, Hj Rita Mardiah saat dikonfirmasi tersebut membenarkannya. Menurut Rita dalam waktu dekat akan ada pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat. Namun menurutnya tidak terlalu krusial karena memang bukan mutasi.
”Saat ini kita sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk pelantikan atau pengukuhan pelaksana tuga menjadi definitif. Ada sekitar empat Plt yang akan dikukuhkan,” ungkap Rita.

Kemungkinan menurutnya tidak ada mutasi atau pergantian pejabat seperti pada pelantikan dan pengambilan sumpah Kamis (18/3) lalu. Hanya saja semuanya masih terus berjalan sehingga segala kemungkinan bisa saja terjadi.

”Jadi untuk agenda atau jadwal yang paling dekat yakni itu tadi pengukukan Plt,” tegasnya.
Selanjutnya mengenai posisi Sekda (Sekretaris Daerah) pasca pengunduran diri H Senen Singadilan yang maju menjadi Balon Bupati berpasangan dengan Sudirman Masuli, Rita mengungkapkan belum ada informasi terbaru. Maksudnya dia belum mendapatkan informasi mengenai pentapan penggantinya termasuk pelantikan Sekda ini nantinya.

”Untuk Sekda masih menunggu Gubernur Sumsel. Sebab prosesnya Bupati hanya mengajukan nama dan yang akan menetapkannya Gubernur. Kita selanjutnya hanya menunggu,” katanya. (ME-02)

Bupati Pertimbangkan Pembangunan Pure yang Megah

*Usulan Pengurus PHDI Mura
MUSI RAWAS-
Pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Musi Rawas (Mura) silaturahmi dengan Bupati Mura, H Ridwan Mukti dan jajaran pejabat Pemkab Mura. Silaturahmi bertajuk audensi tersebut dilaksanakan di Pendopo Kabupatenan Jumat (26/3).

Menurut Kepala Bagian Humas Setda Mura, H Suryadi NZ audensi dalam rangka melaporkan kepengurusan PHDI dan sekaligus melaporkan keberangkatan umat Hindu Kabupaten Mura. Selain itu pengurus PHDI Mura juga melaporkan rencana keberangkana ke Palembang untuk merayakan dan melaksanakan peribadatan Hari Raya Peodalan di Pure Jagat Khayangan Tunggal yang diikuti oleh seluruh umat hindu se-Sumatera Selatan.
Ketua PHDI Kabupaten Mura, I Wayan Sukle mengatakan keberangkana ke Palembang harus dilaksanakan karena di Kabupaten Mura belum ada Pure yang refresentatif.

“Keberangkatan umat Hindu Dharma Kabupaten Mura ke Palembang dalam rangka peribatan pada Hari Raya Peodalan yang dilaksanakan pada tanggal 29 hingga 31 April, karena Pure yang ada belum belum layak dipergunakan untuk peribadatan Hari Raya Peodalan. Makanya kami berharap di masa yang akan datang umat Hindu dapat memiliki Pure yang representatif sehingga upacara-upacara keagaamaan yang berskala besar dapat dilaksanakan di Pure yang ada di Kabupaten Mura tidak harus ke daerah lain seperti halnya Palembang,” kata I Wayan.

Menanggapi hal tersebut Bupati Musi Rawas, H Ridwan Mukti memberikan respon positif.
“Sudah selayaknya Umat Hindu di Kabupaten Mura memiliki Pure yang refresentatif sehingga dapat menunjang proses peribadatan yang berskala lebih besar. Makanya pembangunan pure ini perlu kita pikirkan dan direncanakan dengan matang,” kata Ridwan Mukti yang disambut pengurus PHDI Mura dengan antusias.

Bupati Ridwan Mukti menambahkan, walaupunPure di Kampung Bali Desa Bumi Agung terkena pembangunan kompleks Agropolitan Centre namun akan tetap dipertahankan. Nantinya pembangunan Pure direncanakan tetap di lokasi Agropolitan Centre yang merupakan bagian dari Kampung Bali.

”Diharapkan selain tempat peribadatan, Pure ini nantinya dapat memperindah kawasan Agropolitan Center. Tentunya dibangun Pure megah dengan ornament dan Seni Bali yang memang sudah go international,” tegas Ridwan Mukti.

Selain itu, Bupati Ridwan Mukti juga mengatakan, sebagai umat beragama, masyarakat Mura harus berkomunikasi dan bertoleransi dengan baik di dalam menciptakan kerukunan umat beragama sehingga tercipta keharmonisan.
”Dengan adanya Pure di Kampung Bali ini, tentunya akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pembangunan budaya Bali di Kabupaten Musi Rawas bersama budaya- budaya sudah ada sebelumnya,” pungkas Ridwan Mukti. (ME-02)

CPNSD Menolak Penempatan, Lebih Baik Mengundurkan Diri

LUBUKLINGGAU- Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi melalui Kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Lubuklinggau Surnadi menegaskan Calon Pegawai Negeri Sipil daerah (CPNSD) Kota Lubuklinggau formasi umum tahun 2009 supaya dapat menerima penempatan yang telah ditetapkan oleh walikota Sabtu (20/3) lalu. Apabila ada CPNSD yang menolak penempatan yang sudah ditentukan lebih baik mengundurkan diri saja.

" Kalau ada CPNSD merasa keberatan dengan penempatan yang telah dilakukan Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi, lebih baik mengundurkan diri saja,"tegas Surnadi, kepada Musirawas Ekspres, kemarin (26/3).

Penegasan itu disampaikannya untuk menjawab banyaknya Short Massage Service (SMS) gelap yang disampaikan kepadanya. Isinya mengenai keberatan CPNSD formasi umum 2009 masalah penempatan.

Untuk itu Surnadi atas nama Walikota Lubuklinggau meminta kepada CPNSD untuk dapat menerima penempatan sesuai yang telah di Surat Keputusan (SK)- kan. " Atau kalau memang berkeberatan dengan penempatan yang telah di tetapkan oleh BKD lebih baik mengundurkan diri saja dari CPNSD," tegasnya.

Lebih lanjut Surnadi menjelaskan sejauh ini mengenai penempatan tersebut sudah sesuai dengan kapasitas , kualifikasi dan formasi yang ada. Sehingga apa yang telah ditetapkan melalui SK Walikota tersebut hendaknya dapat di pahami sebagai amanah dan tangungjawab sebagai seorang aparatur yang dituntut mampu menjalankan tugas dengan baik. " Bukannya memprotes" tegasnya singkat.(CW-01)

BKM Satelit Bantu 60 Tong dan Dua Motor Sampah

LUBUKLINGGAU-Sebagai bentuk kepedulian kebersihan lingkungan diwilayah Kota Lubuklinggau. Kemarin (26/3) Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Satelit Kecamatan Lubuklinggau memberi bantuan 60 tong sampah dan dua unit sepeda motor pengangkut sampah kepada kelurahan satelit. Penyerahan bantuan tersebut dilaksanakan di Kantor Lurah Satelit, diterima langsung Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi diwakili Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Hermansyah Unip.

Hadir saat penyerahan Koordinator PNPM Kota Lubuklinggau Iwan Supriyatna , Sekretaris Camat Lubuklinggau Utara II, Waidi, Lurah Satelit, Suhaimi, serta anggota BKM Satelit.

Dalam kesempatan itu Asisten II, Hermansyah Unip mengatakan sangat menyambut baik peran dan kepedulian yang diberikan oleh BKM dalam bentuk fasilitas tong sampah dan dua unit sepeda motor pengangkut sampah sebagai upaya untuk menciptakan kebersihan lingkungan.

Menurutnya upaya yang telah dilakukan oleh BKM Satelit itu merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Untuk itu ia berharap kepada pihak BKM jangan hanya sebatas memberi bantuan kemudian lepas control, akan tetapi terus di awasi dan diperhatikan sehingga baik secara operasional maupun penggunaan dari pada fasilitas tersebut mengenai sasaran sebagai bentuk dukungan terhadap Kota Lubuklinggau meraih adipura.


Tidak hanya itu saja , Hermansyah juga menghimbau dan meminta kepada seluruh ketua RT yang sempat hadir dalam kesempatan itu untuk aktif dalam memberikan himbauan kepada warganya berkenaan dengan pemanfaatan pekaranag untuk penghijauan.
Selain itu supaya setiap RT menghimbau kepada warganya mengenai waktu membuang sampah yakni dua kali dalam sehari. Pada pukul 07.00 WIB dan sore pada pukul 15.00 Wib sebab petugas pengangkut sampah hanya dua kali sehingga sampah tidak menumpuk.

Sedangkan Lurah Satelit Suhaimi pada kesempatan itu lebih menekankan kepada program BKM untuk terus dapat memberdayakan masyarakat terutama dalam mejaga kebersihan lingkungan sekitar.

Sementar itu Koordinator BLKM Satelit Fauzi menjelaskan bahwa seyogyanya bantuan ini sudah diajukan sejak lama ke pusat akan tetapi karena masalah administrasi sehingga baru bisa di berikan sekarang, selain itu bantuan yang diberikan tersebut merupakan bentuk kepedulian serta dukungannya kepada Pemkot Lubuklinggau untuk meningkatkan upaya bersih lingkungan.

"Hal itu mengingat berdasarkan pengalaman Kelurahan Satelit merupakan wilayah yang rentan dengan masalah sampah sehingga bentuk kepedulian itu di wujudkan dengan membantu pihak kelurahan dalam mengatasi masalah sampah ini dengan memprogramkan tong dan motor sampah ini," ungkapnya.

Sementara itu untuk motor sampah menurut Fauzi merupakan milik dua KSM yakni KSM Sawit dan KSM Lembah Sulap. Untuk tong sebanyak 60 tong sampah yang akan dibagi ke enam Kelurahan dilingkungan Kelurahan Satelit artinya setiap RT akan mendapat sepuluh tong sampah. (CW01)

Senin, KPU Gelar Pleno Penetapan Pasangan Balon

MUSI RAWAS-Keinginan masyarakat Kabupaten Musi Rawas (Mura) siapa-siapa keempat bakal calon (Balon), Ridwan Mukti-Hendra Gunawan, Isa Sigit-Yubi Agung Utama, Senen Singadilaga-Sudirman Masuli dan Wazanazi Wahid-Untung Supriyanto yang bakal bertarung pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada)ditetapkan KPU Mura sebagai calon bakal terjawab. Pasalnya, Senin (29/3) mendatang KPU Mura akan menggelar rapat pleno penetapan masing-masing balon.

Ketua KPU Mura, Efriansyah melalui devisi sosialisasi, Ngimadudin, kemarin (26/3) ketika dikonfirmasi Musirawas Ekspres, melalui ponselnya mengakui bahwa Senin (29/3) mendatang KPU akan menggelar rapat pleno penetapan balon menjadi calon yang bakal bertarung pada pemilukada 5 Juni nanti.

Rapat pleno dilaksanakan untuk memveripikasi kembali persyaratan-persyaratan balon tersebut. Veripikasi dilakukan untuk mensikronkan persyaratan masing-masing balon sesuai dengan aturan sebelum ditetapkan menjadi calon.

“Apabila dalam veripikasi melalui rapat pleno masih ada persyaratan dari masing-masing balon yang kurang maka secara tidak langsung akan dicoret,”tegasnya.
Veripikasi dalam rapat pleno itu meneliti persyaratan dukungan dari Partai Politik (Parpol), apakah dukungan dari parpol lengkap atau tidak. “ Kalau dukungan dari parpol kurang, ya itu tadi akan dicoret,”ungkapnya.

Nah setelah penetapan balon menjadi calon, barulah tahapan selanjutnya pengundian nomor urut calon. Untuk pengundian nomor urut masing-masing calon ini akan dilaksanakan, Sabtu (3/4) mendatang. “ Pengundian nomor urut calon dilaksanakan setelah penetapan balon menjadi calon,”pungkasnya. (ME-07)

Pasal Uang Adik Ditikam

MUARA KELINGI-Diduga karena hutang uang Rp 800 ribu, Meri (22) warga Kampung 4 Desa Bingin Jungkut Kecamatan Muara Kelingi nyaris tewas ditikam kakaknya Amri (30) warga yang sama. Peristiwa ini terjadi Jumat (26/3) sekitar pukul 17.30 WIB di Bingin Jungut.

Akibatnya Meri menderita luka tusuk pada dada kirinya. Dan kini menjalani perawatan di Puskesmas Muara Kelingi, sementara Amri setelah kejadian langsung melarikan diri.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kapolsek Muara Kelingi AKP Al Busro menjelaskan, bermula korban Meri menagih hutang kepada Amri sebesar Rp 800 Ribu. Namun saat ditagih, Amri merasa tidak senang dan terjadilah perkelahian antara dua bersaudara ini.

Hanya saja perkelahian menjadi tidak seimbang, karena Amri menggunakan senjata tajam bahkan berhasil menikam Meri, tepat mengenai dada kiri. Melihat adiknya tersungkur bersimbah darah lalu, pelaku langsung melarikan diri.

Korban Meri langsung dibantu warga sekitar langsung membawanya ke Puskesmas Muara kelingi untuk mendapatkan perawatan terhadap luka yang dideritanya tersebut. “Tersangka masih dalam penyelidikan,” pungkas Kapolsek. (ME-01)

Tersangka Perampokan Diragukan Kewarasannya

MUSI RAWAS-Tersangka Sumeri alias Tri Sumantri (30) warga Jl Mangga Besar Kelurahan Kenana Kecamatan Lubuklinggau Utara II yang ditangkap karena diduga merampok truk mengangkut karet diragukan kewarasannya. Pasalnya dari beberapa keterangannya ada yang tidak masuk akal.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim AKP Maruly Pardede didampingi Kaur Bin Ops Ipda Diaz Oktora, menjelaskan berdasarkan keterangan tersangka ia melakukan perampokan itu seorang diri. Namun juga menjelaskan memiliki komplotan sebanyak 10 orang termasuk tersangka.

Bahkan nama-nama sembilan orang lainnya itu dijelaskan oleh tersangka secara gamblang. “Hanya saja, ada keterangannya yang membinggungkan, bahwa ia dari Muara Beliti sendirian naik ojek ke Lubuk Tua. Jaka sejauh itu naik ojek kan aneh” ujarnya.
Selain itu tingkah lakunya selama di dalam sel juga memperlihatkan kondisi tidak waras. Makanya pihaknya juga kros chek ke daerah tempat tinggal tersangka, ternyata menurut beberapa warga tersangka memang beberapa waktu terakhir terlihat linggung.
“Menurut beberapa warga selama ini dia sehat dan bekerja sebagai sopir. Namun memang terakhir terlihat aneh dan agak linggung,” tambahnya.

Hanya saja dijelaskannya kendati ada dugaan tidak waras tidak akan menghalangi penyidikan yang dilakukan oleh polisi. “Penyidikannya jalan terus, dan yang berhak menyatakan dia tidak waras adalah dokter spesialis kejiwaan serta yang menentukan penghentikan atau tidaknya kasus ini adalah hakim di dalam persidangan,” jelasnya.

Diketahui sebelumnya, tersangka Sumeri alias Tri Sumantri ditangkap di Desa Sungai Pinang Kecamatan Muara Lakitan, Rabu (24/3) sekitar pukul 15.30 WIB. Pasalnya ia diduga merampok dan merampas truk diesel Nopol T 8495 M berisi 7 ton karet yang dikemudikan Eko Susanto, sekitar pukul 15.30 WIB.(ME-01)

26 Maret 2010

Angin Puting Beliung ‘Hancurkan’ Tiga Rumah

LUBUKLINGGAU-Warga Jl Nanas RT 6 Kelurahan Megang ke Lubuklinggau Utara II sekitar pukul 17.30 WIB panik dan berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Kepanikan warga tersebut akibat adanya seranga Angin Putting Beliung di kawasan tersebut. Dalam waktu yang sangat singkat, Angin Putting Beling ‘menghancurkan’ tiga rumah warga dan menumbangkan bebrapa pohon besar.

Dari hasil investigasi Musirawas Ekspres di lapangan, setidaknya tiga rumah rusak parah dihantam Angin Putting Beliung. Tepatnya atap rumah terbang dihantam angina dan menimpa bagian rumah lainnya. Untuknya tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Sementara kerugian ditaksir puluhan juta rupiah.

Menurut Sari (28) korban yang rumahnya diterjang Angin Puting Beliung, banana itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu dirinya sedang membuat Somay untuk dagangannya di dapur sedangkan suaminya masih berjualan somay keliling. Saat itu memang kondisi hujan deras dan banyak petir. Tiba-tiba ada angin kencang dan atap rumahnya yang terbuat dari Seng itu melayang ke belakang rumahnya dan kayu bubungannya pun ikut melayang. Melihat kejadin itu Sari panik dan berlari ke luar rumah sambil membawa kedua anaknya yang masih kecil dengan menangis ketakutan dan berteriak minta tolong. Sementara rumah dan isinya basah karena hujan.

“Setelah kejadian itu saya berusaha mengeluarkan barang petrabotan yang basah seperti kasur,” ujar perempuan yang sudah lima tahun menmpati rumah itu.
Sementara menurut tetangga sebelah rumahnya, Nang (31) yang juga menjadi korban keganasan Angin Puing Beliung saat kejadian dirinya sedang bekerja bangunan di Kelurahan Tanjung Raya. Yang berada di dalam rumahnya hanya istri dan anaknya saja.

Sementara menurut Satria (29) yang juga menjadi korban, saat kejadian istri dan kedua anaknya serta adik iparnya sedang berada di rumah. Tepatnya mereka sedang nyantai di kamar karena hujan. Dan sekitar pukul 17.30 WIB tiba-tiba ada angin kencang membuat atap rumahnya melayang sehingga dirinya, istri dan anak serta adik iparnya langsung berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
(CW-02)

24 Maret 2010

Peserta Tender Proyek Nyaris Bentrok

LUBUKLINGGAU-Peserta tender proyek yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Kota Lubuklinggau Selasa (22/3) sekitar pukul 10.00 WIB nyaris bentrok. Hal ini dipicu karena adanya peserta tender menghalangi-halangi peserta lain untuk mendaftar.

Informasi dihimpun Musirawas Ekspres di lapangan peserta tender tidak sedikit yang mengerahkan bodyguard-nya untuk mengawal paket tender yang telah didaftarnya. Menurut salah satu peserta tender proyek Kudus, dirinya saat mendaftar proyek di Dinas PU dirinya sempat dihalang-halangi salah satu body guard peserta proyek.
Bahkan dirinya sempat bersitegang dan adu mulut dengan body guard tersebut, namun belum sempat terjadi adu fisik karena petugas polisi yang sedang berjaga cepat melerainya. Bahkan menurut Kudus dirinya sempat mendengar kata-kata dari lawannya tersebut

“Kalau dibunuh juga tidak apa”. Dirinya sangat menyesalkan dan kecewa mengenai hal itu karena menurutnya untuk mendaftar proyek adalah hak setiap orang.
Menurut salah satu peserta tender yang enggan menyebutkan namanya, juga mengaku sempat dihalangi dan didorong salah satu body guard peserta tender. Kemudian petugas polisi datang melerainya.

Sementara menurut Kodri, ketua panitia tender, pihaknya sebagai panitia selalu terbuka.
“Silahkan masukkan pendaftran dengan persyaratan dan ketentuan yang ada. Dan mengenai keributan tidak ada kaitannya dengan pihak panitia karena itu terjadi diluar dan bukan tugas nya serta bukan pihak panitia yang mengahalanginya,” ujarnya.

Selaku panitia dirinya menjalankan proses tender sesuai dengan aturan.
“Untuk informasi tender proyek ini dilaksanakan dengan proses pengumuman, penjelasan selama satu hari, penawaran/tender, selama satu minggu yang dimulai Senin (22/3) sampai Senin (29/3), selanjutnya berkas yang masuk diproses panitia mana yang patut untuk diusulkan pada kepala dinas,” tambahnya.

Pantauan Musirawas Ekspres di lapangan pihak polisi yang berjaga mengamankan pendaftaran tender tersebut sering kali mengusir pengawal-pengawal proyek yang hendak menghalangi peserta lainnya yang ingin medaftar tender. Bahkan beberapa polisi tampak berjaga-jaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.(CW-02)

Diserang, Misi-Agung Tetap Tenang

MUSI RAWAS-Beberapa statement di media cetak yang menyudutkan pasangan M Isa Sigit-Agung Yubi Utama (Misi-Agung), langsung dicounter Timses Pemenangan Misi-Agung. Bastari Ibrahim selaku Ketua Timses Pemenangan, menyatakan statement yang dilontarkan untuk menyerang pihaknya dianggap tidak cerdas.

“Kami sangat menyesalkan statement yang menyerang itu, karena kami anggap kurang cerdas. Karena bukannya memberikan simpati kepada orang yang melontarkannya sebaliknya akan menimbulkan antipati dari masyarakat,” jelasnya, Selasa (23/3) pagi. Statement menyudutkan itu, ditambahkankan politisi PKPB ini, menunjukkan adanya kepanikan dan ketakutan.

“Karena semua mengetahui Pak Syarif Hidayat adalah figure yang sangat kharismatik di Musi Rawas,” tambahnya.

Karena itulah Bastari meminta jika ingin mengetahui secara jelas informasi dukungan dari Syarif Hidayat, sebaiknya bertanya langsung kepada yang bersangkutan.
“Kalau ditanya dengan Bastari Ibrahim kemungkinan tetap diklaim mendapatkan dukungan. Tapi silakan tanya sendiri dengan Pak Syarif, kemana dia akan mendukung,” terangnya.

Bastari Ibrahim juga menjelaskan, bahwa figur Syarif Hidayat sebenarnya adalah milik warga Musi Rawas. Begitu juga dengan tokoh lainnya yang mendukung pasangan ini, seperti HA Karim AR.

“Mereka adalah figur milik bersama, dan saya yakin kalau ada pasangan lain datang meminta restu tentu mereka akan memberikan restu,” jelasnya.
Hanya saja Bastari kembali menegaskan, bahwa dukungan dari Syarif Hidayat kepada Misi-Agung bukan karena mengarang-ngarang. Tetapi memang begitu adanya, dan tentunya mengapa Syarif Hidayat memberikan dukungan, jelas berdasarkan hati nuraninya sendiri.

“Saya menghimbau kepada para pendukung, jangan terjebak statement murahan. Karena silakan beda pendapat tapi jangan terjebak, karena kita ini jualan-julana program,” tambahnya,

Kemudian Bastari juga menegaskan, Isa sigit bukan tipikal orang yang mudah sakit hati. Dan perlu diketahui, dia diminta olah Partai Kosalisi Bersatu, bahkan sangat lama memintanya sampai ia bertemu dengan Agung.
“Sewaktu bertemu Agung dan mendegarkan visi misi, barulah ia tergerak dan kami terus memotivisi. Jadi ingat, kami yang meminangnya bukannya dia yang meminta. Makanya koalisi kami sangat lama menetukan pasangan, karena mencari figure yang sangat pas,” ungkapnya.

Sementara itu, Selasa (23/3) malam juga dibentuk Timses Keluarga di kediaman Isa Sigit. Timses inilah yang nantinya akan mencari pemilih di lingkungan keluarga mereka, selain adanya massa parpol.

*PAC PDIP KJ Beri Dukungan
Dukungan terhadap pasangan Misi-Agung, juga datang dari luar Parpol Koalisi Bersatu dan tim keluarga. Uniknya datang dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Karang Jaya (KJ).

“Kami dari PAC PDIP KJ mendukung pasangan Misi Agung,” jelas Tamim, Ketua I Bidang Pemenangan Pemilu PAC PDIP KJ.

Ditambahkannya mengapa ia mendukung pasangan ini, karena kecewa dengan partai tempatnya bernaung, tidak berani mengusung sendiri pasangan dalam Pemilukada 2010.
“Jangan dikira rumput yang sepertinya subur enak dimakan, bisa saja mengandung racun,” jelasnya berandai-andai.

Bahkan sebagai bentuk dukungannya terhadap pasangan Misi-Agung, ia sengaja membuat huruf I-A di kepalanya.
“Ini bukti komitmen saya untuk mendukung Isa-Agung,” pungkasnya. (ME-01)

Ngadi : Tender Proyek Harus Transparan

*Kontraktor Kerja Asal-alasan Harus Diblacklist
MUSI RAWAS-
Kurang maksimalnya pengerjaan proyek yang dibiayai APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) 2009 lalu mendapatkan perhatian serius dari Komisi IV DPRD Mura. Melalui Ketuanya, Ngadi Komisi IV mengingatkan agar kondisi tahun anggaran 2009 lalu tidak terulang pada pelaksanaan anggaran tahun 2010 ini. Caranya memulai proses tender proyek baik fisik maupun non fisik dengan transparan.

“Yang terpenting jangan lagi diajak kontraktor atau pemborong yang tidak mengedepankan kualitas dalam bekerja atau dengan kata lain kerja asal-asalan. Ini sebagai implementasi buruknya hasil pengerjaan proyek tahun anggaran 2009 lalu,” tegas Ngadi kepada Musirawas Ekspres kemarin (23/3). Agar semuanya berjalan optimal dan pelaksanaan proyek 2010 berjalan lancar tidak menimbulkan masalah baik proses pengerjaan maupun pihak kontraktornya, Komisi IV DPRD Mura akan melakukan pengawasan ketat dan melekat.

“Intinya Komisi IV DPRD Mura memberikan penegasan kepada seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik Kepala Kantor, Badan khususunya Dinas yang memiliki proyek fisik maupun non fisik untuk melaksanakan semua tahapan pelaksanaan anggaran dimulai dari lelang proyek dengan mengedepankan transfaransi,” kata Ngadi. Penegasan ini disampaikan tanpa terkecuali mulai dari proyek dengan penunjukkan langsung (PL) atau diatas Rp 100 juta melalui tender. Lelang harus dilaksanakan sesuai prosedur untuk mendapatkan pemborong yang benar-benar mumpuni.

Jangan sampai proses lelang seakan hanya formalitas karena kontraktornya sudah ditetapkan.
“Untuk itu kepada seluruh SKPD diminta untuk terus koordinasi atau dengan kata lain menyampaikan pemberitahuan kepada Komisi IV DPRD Mura terkait rencana proses lelang proyek,” ungkap Ngadi.

Dengan demikian pihaknya dapat berperan aktif melakukan pengawasan dalam proses lelang proyek sehingga semuanya terlaksana dengan transparan. Selain itu dengan ikut serta mengawasi proses lelang bisa mengetahui siapa kontraktor yang akan melaksanakan kegiatan proyek menggunakan anggaran pemerintah yang pada hakekatnya adalah uang rakyat. Dari sana Komisi IV DPRD Mura bersama masyarakat dan semua pihak bisa ikut mengawasi langsung pengerjaan proyek dengan harapan tidak ada lagi proyek yang dikerjakan asal jadi.

Sebab sejauh ini banyaknya proyek dikerjakan asal jadi tidak lain karena faktor kontraktor yang tidak selektif dalam proses lelang dan juga minim pengawasan.
“Untuk itu selain melakukan pengawasan ketat Komisi IV DPRD Mura juga kembali meningatkan kepada eksekutif dalam hal ini SKPD untuk benar-benar selektif terhadap kontraktor. Terhadap kontraktor yang nyata-nyata sudah terbukti kerja tidak maksimal, kerja asal jadi dengan mengedepankan untung atau dengan kata lain untuk memperkaya pribadi dan kelompok bukannya mengutamakan kualitas harus diblacklist alias tidak diberikan peluang,” tegasnya.

Penegasan ini sangat penting agar program pemerintah dalam membangun Bumi Lan Serasan Sekentenan bisa terlaksana dengan maksimal dan benar-benar menyentuh kepentingan rakyat. Jangan sampai anggaran yang cukup besar pada kenyataannya tidak banyak memberikan manfaat kepada masyarakat Musi Rawas secara keseluruhan.
“Intinya seluruh SKPD harus bekerja lebih serius dan Komisi IV DPRD Mura juga akan memperketat pengawasan,” pungkasnya. (ME-02)

Perbaikan Jembatan Gantung Pulau Panggung Dimulai

MUARA KELINGI-Ada kabar yang cukup menggembirakan bagi warga Desa Pulau Panggung Kecamatan Muara Kelingi. Dalam waktu tidak lama lagi mereka tidak akan lagi repot harus menggunakan perahu dan mengeluarkan biaya untuk menyeberang menuju desa mereka. Pasalnya Jembatan Gantung Pulau Panggung yang rusak parah akibat diterjang air saat Banjir Bandang akhir Februari lalu kemungkinan segera akan bisa digunakan kembali.

Alasannya karena perintah Bupati Musi Rawas, H Ridwan Mukti agar segera dilakukan perbaikan terhadap jembatan gantung yang rusak dengan dana tanggap darurat Rp 50 juta mulai dilaksanakan. Camat Muara Kelingi, Musadik Nanguning saat dikonfirmasi Musirawas Ekspres kemarin (23/3) menyampaikan informasi tersebut. Menurutnya perbaikan Jembatan Gantung Pulau Panggung yang selama ini menjadi sarana vital warga menuju ke Desa Pulau Panggung yang berada di sebarang Sungai Musi dimulai.

“Setelah Bupati Mura memerintahkan untuk secepatnya dilakukan prbaikan Jembatan Gantung Pulau Panggung jajaran terkait langsung mengambil langkah. Yakni melakukan pndataan dan pemantauan langsung terhadap kerusakan jembatan untuk menyusun langkah perbaikan secara cepat,” papar Muadik. Khususnya Dinas PU Bina Marga sudah memesan papan dan material lainnya untuk melakukan perbaikan. Ini dilakukan mengingat kayu dan papan untuk lantai dan dinding jembatan gantung lepas dan hanyut terbawa arus besar saat banjir. Makanya dibutuhkan kayu dan papan untuk perbaikan.

“Selain itu juga belakangan ini ada informasi yang menyebutkan kalau kawat sling penahan utama Jembatan Gantung Pulau Panggung kendur akibat tertarik saat banjir. Makanya tim dari Dinas PU Bina Marga Senin (22/3) lalu turun melakukan pengecekan. Dan ternyata tidak ada masalah sehingga tidak harus mengganti sling,” ungkap Musadik. Dengan demikian perbaikan tinggal menunggu material dalam hal ini papan dan kayu. Makanya perbaikan bisa langsung dilaksanakan dan kemungkinan tidak akan banyak memakan waktu.

“Untuk itu kepada warga Desa Pulau Panggung diharapkan bersabar. Yang pasti perbaikan sudah dimulai dan diharapkan bisa selesai secepatnya sehingga bisa dimanfaatkan,” ungkap Musadik.

Sebelumnya diinformasikan, tiga jembatan gantung yang rusak parah di dua kecamatan yakni Jembatan Gantung Pulau Panggung dan Tanjung di Kecamatan Muara Kelingi serta Jembatan Gantung Pelawa Kecamatan BTS Ulu diinstruksikan untuk segera diperbaiki. Untuk perbaikan tersebut Bupati Mura, H Ridwan Mukti menyiapkan dana Rp 110 juta. Rinciannya jembatan gantung di Desa Pulau Panggung yang rusak paling parah dianggarkan dana Rp 50 juta. Untuk Jembatan Gantung Tanjung Rp 35 juta, sedangkan untuk Jembatan Gantung Desa Pelawe dianggarkan dana Rp 25 juta. (ME-02)

Pemilik Pangkalan Gas Diultimatum

LUBUKLINGGAU-Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Bagian Perekonomian Setda Kota Lubuklinggau kembali memberi peringatan kepada pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg untuk segera mengalihkan izinya dari minyak tanah ke gas.

Demikian diungkapkan kepala bagian ekonomi setda kota Lubuklinggau Hidayat Zaini melalui Kasubag Koperasi, UKM dan Penanaman Modal Widya Antomy kepada Musirawas Ekspres Selasa (23/3) di kantornya.

Dikatakan Tomy sejauh ini masih banyak pemilik pangkalan yang belum melakukan konversi izin dari minyak tanah ke gas. Padahal pihaknya sudah memberikan sosialisasi dan tenggang waktu selama satu bulan kepada pemilik pangkalan tersebut.

Makanya kemarin (Senin 22/3) lalu pihaknya kembali mendatangi sejumlah pangkalan yang belum mengurus izin atau yang masih menggunakan izin pangkalan minyak tanah, untuk segera melakukan konversi peralihan izin dari pangkalan minyak tanah ke pangkalan gas elpiji.

“ Peringatan itu di berikan supaya pemilik pangkalan segera mengurus izin yang selama ini izin yang digunakan masih izin lama yakni izin pangkalan minyak tanah padahal sudah jelas sejak adanya program konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kg tersebut pemilik pangkalan wajib mengurus izin dan merubah izin menjadi izin pangkalan gas elpiji,” jelasnya.

Sementara itu peringatan yang diberikan kepada pemilik pangkalan baru secara lisan. Artinya masih bersifat persuasif namun demikian bukan berarti pemilik pangkalan terus mengelak untuk mengurus izin. “ Kita harapkan dalam satu minggu ini pemilik pangkalan yang belum mengurus izin untuk segera mengurusnya di Kantor Pelayan dan Perizinan dengan sebelumnya membuat surat rekomendasi pengajuan dibagian Ekonomi Setda Kota Lubuklinggau”, jelasnya.

Apabila dalam satu minggu ini masih juga membandel pihaknya akan mengajukan permohonan pengajuan kepada pihak agen untuk tidak menyuplai gas kepada pangkalan. (CW-01)

Penghuni Lapas Narkotika Kabur

MUARA BELITI-Seorang narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Zainal, warga asal Jambi, Senin (22/3) sekitar pukul 10.00 WIB kabur. Narapidana ini kabur saat sedang membersihkan kediaman Kepala Lapas Narkotika Muara Beliti.

Informasi diterima Musirawas Ekspres, Zainal sebelumnya ditangkap oleh pihak Polsek Rawas Ulu dalam kasus kepemilikan ganja. Ia pun akhirnya divonis majelis hakim selama dua tahun penjara. Namun tinggal empat hari lagi akan bebas Zainal jusru melarikan diri.

“Dia karena akan bebas empat hari lagi, maka tidak terlalu ketat melakukan penjagaan terhadapnya. Karena itulah kemungkinan dikeluarkan dari dalam lapas, bahkan membersihkan kediaman kalapas,” jelas ND, salah seorang sumber yang minta namanya diinisialkan.

Hanya saja ketika mendapatkan kesempetan melarikan diri, narapidana justru kabur kendati tinggal empat hari lagi ia menghirup udara bebas. Larinya Zainal, tidak langsung diketahui oleh petugas lapas, cukup lama barulah diketahui.
Sontak kejadian itu membuat suasana heboh, dan para petugas lapas berusaha melakukan pencarian. Namun terus dilakukan pencarian, narapidana kasus ganja ini tak kunjung ditemukan.

Sayangnya Kalapas Narkotika Muara Beliti Baysir Ramlan, belum berhasil dikonfirmasi mengenai narapidana yang kabur. Beberapa kali handphone-nya dihubungi selalu berada di luar jangkauan.

Terpisah Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim AKP Maruly Pardede ketika dikonfirmasi Musirawas Ekspres, menjelaskan pihaknya sudah mendengarkan informasi adanya narapidana yang kabur.

“Kami sudah mendengar adanya napi kasus ganja yang kabur. Namun sampai dengan saat ini (kemarin, red) kami belum menerima laporan secara resmi permintaan dari lapas untuk membantu melakukan pencarian,” jelasnya. (ME-01)

IRT Dinanti Pesakitan

LUBUKLINGGAU-Setelah sebelumnya ditangkap dan ditahan polisi, Selasa (23/3) sekitar pukul 12.00 Wib Evi Eliyani (42) warga Jl Jenderal Sudirman Kelurahan Lubuklinggau Ilir Kecamatan Lubuklinggau Barat II. Dilimpahkan Polres Lubuklinggau ke Kejaksaan Negeri Lubuklinggau.

Pelimpahan tersebut diterimah langsung jaksa Aka Kurniawan. Menurutnya tersangka dijerat pasal 114 Ayat (1) dan (2) UU No 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Kronologis kasusnya, Sabtu (23/1) sekitar pukul 20.00 WIB Angota polres Lubuklinggau mendapatkan informasi mengenai keberadaan tersangka yang telah menjadi target operasi. Kemudian petugas menuju rumah Can Putih di Jl Jendral Sudirman Kelurahan Lubuklinggau Ilir, saat itu pintu rumahnya sedang terbuka.

Petugas langsung masuk ke dalam rumah itu, bersamaan itu tersangka langsung mengambil sebuah bungkusan plastik dan dimasukkan ke dalam mulutnya, namun digagalkan. Kemudian bungukusan tersebut jatuh di dekat kaki meja, setelah diambil ternyata berisikan kristal warna putih bening yang diduga shabu-shabu.

Selain itu di atas meja ditemukan satu unit HP Nokia 161, satu buah dompet, tiga buah korek api gas, tiga buah phyrex, satu buah sendok kecil terbuat dari stainlees. Setelah ditanyakan pada tersangka mendapatkan shabu-shabu tersebut dari Toni di Jakarta.

Tersangka telah dua kali membeli-sabu dan pengiriman dan pemesanannya melalui HP. Setelah sepakat harga Toni mengirimkan melalui paket yang dimasukkan dalam kaleng roti. Kemudian tersangka mentransfer uang pada Toni.(CW-02)

23 Maret 2010

Warga Maur Sweeping Warga Rupit di Jalinsum

*Sempat ‘Sandera’ Motor
RUPIT-
Jalan lintas sumatera (Jalinsum) di Desa Maur Baru Kecamatan Rupit Senin (22/1) sejak pukul 14.00 WIB hingga 17.30 WIB macet total. Pasalnya puluhan warga membekali diri dengan senjata tajam dan kayu, melakukan sweeping terhadap kendaraan yang melintas, dengan sasaran warga Muara Rupit.

Informasi yang berhasil dihimpun Musirawas Ekspres dari beberapa saksi mata, warga tersebut mencegat kendaraan terutama angkutan umum. Begitu kendaraan berhenti, selanjutnya langsung mereka periksa apakah didalamnya ada orang Muara Rupit atau tidak. Tindakan puluhan warga ini otomatis membuat pengendara takut, sehingga antrian kendaraan terjadi.

“Kami tertahan di sana sejak pukul 14.00 WIB. Setiap kendaraan yang melintas disweeping diperiksa apakah ada orang Muara Rupit, makanya pengendara tidak berani melintas,” jelas Isa, warga Lubuklinggau yang hendak ke Sarolangun.

Dijelaskannya, sekitar pukul 17.30 WIB barulah pengendara bisa melintas, itupun setelah petugas dari Polres Musi Rawas datang.
“Banyak polisi yang datang dari Polres Musi Rawas, setelah itulah baru bisa kami melanjutkan perjalanan,” jelasnya melalui handphone.

Senada dikatakan Sur, warga Nibung, ia yang mengendarai sepeda motor menuju Nibung juga sempat tertahan.

“Saya bersama teman berboncengan tertahan sekitar pukul 16.30 WIB, setelah satu jam kemudian barulah kami bisa melanjutkan perjalanan,” katanya juga melalui handphone.
Mengenai motif sweeping itu, dikatakan Isa, berdasarkan cerita yang didapatkan saat menunggu, sweeping itu dipicu aksi penodongan terhadap warga Muara Rupit diduga dilakukan warga Maur, Minggu (21/3) di Jalinsum. Dalam penodongan itu, warga Muara Rupit harus kehilangan dua sepeda motor.

Imbas penodongan itulah, Senin beberapa orang Muara Rupit melakukan aksi balasan dengan cara menyandera empat sepeda motor milik warga Maur. “Tiga motor adalah milik pelajar yang sedang belajar computer,” katanya, sedangkan satu lagi sepeda motor milik tukang ojek.

Keempat orang itu adalah, Al, Sat dan Rab, sedangkan tukang ojek bernama Dul. “Sepeda motor Al adalah Honda Tiger, dan sepeda motor milik Sat jenis Honda Supra, sedangkan dua lagi saya tidak mengetahui,” jelasnya.

Tujuan warga Muara Rupit menyandera sepeda motor itu, agar dua sepeda motor milik warga Muara Rupit yang ditodong sehari sebelumnya dikembalikan. Jika kedua sepeda motor dikembalikan, maka otomatis keempat sepeda motor tadi juga dikembalikan.
Sebaliknya, warga Maur mendapatkan informasi sepeda motor rekannya disandera langsung melakukan sweeping di jalinsum. Tujuannya sengaja mencari warga Muara Rupit yang melintas.

Namun informasi ini berbeda dengan apa yang disampaikan Atmo.
“Tadi saya tanya kepada seerang ibu asal Maur katanya keributan itu disebabkan karena motor, tapi untuk lebih jelasnya saya tidak tahu,” ungkapnya.

Terpisah, dua orang warga Maur, IY dan IN, mengatakan kejadiannya bermula seorang warga Karang Dapo kehilangan motor. Namun sepeda motornya terlihat berada di pasar kalangan Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit. Karena itulah sepeda motor tersebut langsung diambil oleh pemilik, ternyata yang membawa sepeda motor tadi ke pasar kalangana adalah warga Maur. Ia pun pulang dan menceritakan kejadiannya itu, karena tidak terima kemudian warga Maur melakukan pengeroyokan terhadap warga Karang Dapo.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim AKP Maruly Pardede ketika dikonfirmasi sekitar pukul 20.00 WIB semalam, menjelaskan ia sedang berada di Rupit khusus menangani masalah tersebut. Hanya saja ia tidak menjelaskan apa motif dari kejadian.

“Untuk sweeping antara Desa Maur dan Rupit sudah reda. Masing-masing Muspika, Kades dan tokoh pemuda diajak bermusyawarah dan akhirnya sepakat keduabelah pihak berdamai. Sepeda motor yang sempay diamankan oleh keduabelah pihak sudah dikembalikan ke pemilik masing-masing. Untuk pelaku penodongan dalam penyelidikan lebih lanjut,” kata Kasat Reskrim Mura.

Sementara itu Kapolsek Rupit, Iptu Amir Hamzah, menjelaskan persoalan ini sudah diselesaikan dan didamaikan dengan perantara Kepala Desa dua wilayah tersebut. “Sudah diselesaikan oleh Camat dan antar kades,” jelasnya sambil membatah adanya sweeping. (ME-04/CW-01/CW-02)

Hari Pertama UN, Siswa Cemas

*SMS Jawaban UN Menyesatkan Beredar
LUBUKLINGGAU-
Hari pertama Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA, Senin (23/4) di Kota Lubuklinggau yang dipantau langsung Kepala Dinas Pendidikan, Hj Septiana Zuraida berjalan lancar. Namun demikian hari pertama UN, siswa tampak tegang dan cemas karena tahun ini beda dari tahun sebelumnya.

“Persiapan waktunya lebih sedikit karena jadwal UN dimajukan dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu pengawasan super ketat bahkan kberadaan anggota polisi termasuk yang berpakaian preman di sekolah membuat siswa cemas dan lebih tegang dari siswa yang mengikuti UN tahun-tahun sebelumnya,” kata salah seorang guru. Namun demikian kondisi ini dampak positifnya lebih besar karena para siswa makin terpacu dan bersemangat belajar dan berusaha untuk bisa menjawab soal dan lulus UN.

Sementara itu penelusuran Musirawas Ekspres pelaksanaan UN di puluhan SMA sederajat di Kota Lubuklinggau kemarin berjalan lancar. Gembar-gembor adanya timses tidak tampak. Hanya saja sempat beredar SMS (short messages services) yang menyerupai isi jawaban soal UN yang katanya dari Bengkulu.

“Ada SMS kunci jawaban yang menyesatkan katanya dari Bengkulu. Ini jelas menyesatkan dan bisa mengganggu konsentrasi siswa, sebab belum tentu benar apalagi katanya dari Bengkulu yang pada kenyataan untuk soal UN Bengkulu dan Sumsel tidak sama,” kata salah seorang guru seraya menambahkan SMS tersebut sudah mulai beredar sejak Sabtu (20/3).

Sementara itu hari pertama UN kemarin Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Hj Septiana Zuraida menjadi orang yang paling sibuk. Sejak subuh Ny Anna, panggilan akbar istri Walikota Lubuklinggau ini sudah bertugas memastikan semuanya lancar. Dan untuk memastikannya Ny Anna berkeliling mengunjungi lokasi UN.

Menurut Ny Anna, pelaksaan UN Tahun ajaran 2009/2010 sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, dimana naska soal UN diamankan di Kantor Dinas Pendidikan dengan dibantu pengamanan dari apart kepolisian, Pol PP dan pmantau dari Unsri serta kepanitiaan Dinas Pendidikan. Terkait standar kelulusan UN tahun ini ia tidak mengkedepan target kelulusan tetapi lebih mengekedapnkan kualitas kelulusan.
”Percuma mereka lulus tetapi kualitas pendidikannya masih di bawah standar,” tegas Ny Anna.

Kemudian dari hasil pantauan ke sekolah yang ada di Lubuklinggau baik negeri maupun swasta menurutnya belum ada ditemukan kecurangan baik kebocoran soal ataupun tindakan memberikan kunci jawaban. Hanya saja di SMK Yadika Lubuklinggau terjadi pengunduran jam pelaksanaan UN karena kekurangan soal dan LJK. Dengan kesepakatan dari TPI dan kepanitiaan soal yang kurang akhirnya diperbanyak, sementara untuk LJK menggunakan LJK cadangan.

”Pengunduran ini sengaja dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya. Hal yang sama terjadi SMA Bina Satria Lubuklinggau dimana terjadi kesalahan yakni amplok soal jam pertama seharusnya Bahasa Indonesia tetapi isinya pelajaar Biologi. Dengan kesepakatan bersama juga diambil inisiatif mengambil soal pada beberapa sekolah yang memiliki sisa.

Di SMA Nusa diketahui kekurangnya satu amplop atau 20 LJK, sehingga ada pengunduran.
Koordinator Pengawas (Korwas) UN Kota Lubuklinggau dari Unsri, HM T Kamaluddin menambahkan sampai kemarin belum ada pelanggaraan yang terjadi. Menurutnya memang ada beberapa sekolah yang kekurang soal tetapi semuanya bisa diatasi.
“Memang selama ini sering ada kecurigaan dari masyarakat bahwa seringnya terjadi kebocoran soal dan adanya guru yang memberikan kunci jawaban, tetapi tahun ini benar-benar diawasi baik dari pendistribusian soal dari Palembang hingga penyegelan lembar jawaban siswa setelah UN,” tegas Kamaluddin.

Dilanjutkannya untuk menghindarkan kecurigaan pihaknya melarang siswa membawa HP, tisu dan penghapus pensil.
”Selama kegiatan UN berlangung siswa tidak boleh membawa HP, tisu dan penghapus pensil kecuali penghapus tersebut sudah diperiksa oleh pengawas,” tegasnya. (ME-04)

Ali Sadikin : Cuma Ada Dua Alternatif

MUSI RAWAS-Adanya rencana Sekjen Depdagri, Diah Anggraeni menuntunkan Tim Penataan dan Penegasan Batas Daerah (TPPBD) tingkat pusat menjelang rapat finalisasi penentuan batas wilayah Kabupaten Mura dan Muba disambut baik. Pemkab Mura intinya menyambut baik rencana tersebut dan siap mengikutinya dengan catatan semuanya jelas, tersusun rapi tanpa ada indikasi lain.

Namun pada hakekatnya Pemkab Mura tidak terlalu banyak berharap dari tahapan ini. Sebab pemecahan masalahn Suban4 termasuk Suban10, 11 dan Durian maboek yang berada di kawasan perbatasan Muba dan Mura saat ini sedang dalam proses hukum. Makanya ketika nanti ada keputusan final dari Depdagri sementara proses hukum masih berlanjut dan pada akhir hasilnya berbeda maka semuanya akan berubah.

“Jadi yang paling tepat saat ini sebenarnya menunggu proses agar nantinya ada keputusan yang berkekutan hukum,” jelas Bupati Mura, H Ridwan Mukti melalui Kepala Bagian Humas Setda Mura, Ali Sadikin kepada Musirawas Ekspres kemarin (22/3). Mengenai Permendagri No.63 Tahun 2007 yang mnetapkan Suban4 milik Mura dan selanjutnya diperjuangkan Pemkab Muba agar diubah dengan mengklaim Suban4 milik, diungkapkan Ali Sadikin semuanya sudah jelas.

“Mengenai Permendagri No. 63 tahun 2007 cuma ada dua alternatif lain. Pertama Permendagri tersebut tetap dijalankan dan kedua berubah dengan proses hukum yang jelas. Jadi intinya upaya yang dilaksanakan Pemkab Muba dan Pemrov Sumsel saya kira percuma, sebab semuanya sudah sangat jelas, mau dengan cara apa datanya ya itu sesuai dengan Peta Topografi tahun 1926 dan GPS. Jadi mau berapa kali diukur dengan GPS titik koordinatnya akan tetap seperti itu,” papar Ali Sadikin. Untuk itu pihaknya menyarankan kepada semua pihak untuk bisa menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Namun demikian kembali dipertegasnya terhadap upaya Sekjen Depdagri pihaknya menyambut baik dan sangat menghargainya. Makanya sejauh ini pihaknya sudah mempersiapkan diri menghadapi turunnya TPPBD pusat untuk menghimpun data sebelum melaksanakan pertemuan finalisasi penetapan batas wilayah Kabupaten Mura dan Muba.
“Selain mempersiapkan segala sesuatunya, kita juga akan memantau setiap perkembangan. Intinya jangan sampai kegiatan TPPBD pusat ini nantinya bekerja tanpa acuan dan arah yang jelas,” katanya.

Dalam hal ini Pemkab Mura meminta agar sebelum tim turun dilakukan rapat pendahuluan dengan tim dan pihak terkait lainnya.
“Rapat pendahuluan ini membahas rencana langkah dan agenda lain saat tim turun dan tidak lanjutnya. Jadi semua terarah, semua pihak mempunyai wewenang dan peran masing-masing dalam kegiatan itu nantinya bukan hanya ikut dalam barisan saja,” pungkasnya.

Sebelumnya diinformasikan hasil dari rapat di Depdagri Rabu (17/3) lalu yang kembali sempat memanas memberikan peluang besar bagi Pemkab Mura untuk bisa mempertahankan Suban4 di Desa Pauh Kecamatan Ulu Rawas. Sebab tim yang terdiri dari tim Depdagri, Direktorat Topografi AD, Tim Penegasan Pemprov Sumsel serta Pemkab Mura dan Muba akan melakukan penyisiran dan pendataan terhadap patok dan pilar-pilar pada batas wilayah Kabupaten Mura dan Muba sesuai dengan Peta Topografi tahun 1926 seperti halnya yang menjadi pedoman Pemkab Mura selama ini.

Dibentuknya Tim Akhir oleh Depdagri ini sejalan dengan ditolaknya hasil penyisiran TPPBD tingkat pusat yang sudah turun 11 Februari 2010 karena tidak bisa dipertanggungjawabkan. Alasannya karena kegiatan penyisiran waktu itu tidak sesuai dengan rencana awal. Dimana seharusnya dilakukan pendataan dan penyisiran dari pilar 6 hingga 10. Namun pada pelaksanannya tim hanya mengunjungi pilar 8 dan 9 dimana Tim Pemkab Mura waktu itu tidak bisa berbuat banyak karena hanya sebatas melengkapi rombongan.

Makanya Depdagri tidak akan menggunakan rekomendasi atau hasil penyisiran TPPBD 11 Februari 2010 untuk menetapkan batas wilayah Kabupaten Mura dan Muba sejalan dengan penyelesaian sengketa sumur gas Suban4 dan sumur gas lainnya yang ada di perbatasan. Rencana turunnya tim akhir bentukan Depdagri juga sempat menimbulkan perdebatan panjang antara Pemkab Mura dan Pemkab Muba. Dimana Pemkab Muba didukung Pemrov Sumsel tetap bersikeras tim yang akan turun nanti akan menggunakan rute garis lurus dalam peta yang diusulkan Gubernur Sumsel.

Terhadap usulan tersebut Tim Pemkab Mura yang diketai Asisten I, H Anuwar Rasyid didampingi Staf Ahli HA Murtin dengan tegas menolaknya. Pemkab Mura pada intinya tetap pada kesepakatan awal pada 2001 dan 2002 dimana semuanya sejalan dengan Peta Topografi tahun 1926. Dimana pada patok 1 hingga 14 telah dilakukan pemasangan pilar-pilar sesuai dengan peta Topografi 1929 dan inilah yang harus didata ulang atau dilakukan penyisiran. (ME-02)

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More