EDISI CETAK

Dapatkan informasi terkini di koran harian Musirawas Ekspres (Mureks), media terbesar dan tersebar di setiap pelosok Musi Rawas. Untuk berlangganan dan Pemasangan Iklan, hubungi (0733) 452552.

BALIHO MURATARA

Baliho selamat datang di Muratara yang terpasang di Desa Rantau Jaya Kecamatan Karang Jaya. Muratara diharapkan terbentuk pada sidang paripurna DPR RI Mei hingga Juni 2013

BELUM MAU TERIMA POLISI

Aksi demo yang diwarnai bentrok masyarakat Muratara dengan pihak kepolisian pada Senin (29/4) malam membuat warga sempat beberapa hari pasca bentrok tidak mau menerima kehadiran polisi

ANCAM TUNTUT PEMERINTAH

Ketua Presidium Muratara Muhammad Ibrahim menegaskan, pihaknya akan menuntut pemerintah jika Muratara tidak dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Hal ini ditegaskannya kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani,(10/5).

Musirawas Ekspres Berikan Bantuan Korban Kerusuhan Muratara

Direktur PT Musirawas Media, Solihin didampingi Camat Muara Rupit, Firdaus dan GM Musirawas Ekspres, Panca Riatno serta Pimred Musirawas Ekspres, Endang Kusmadi menyerahkan bantuan ke keluarga Alm Rinto Arianto.


27 Februari 2010

Kerugian Banjir Dilapor ke Gubernur dan Menkokesra


*Tiga Jembatan Gantung Dibantu Rp 110 juta
MUSI RAWAS-
Tiga jembatan gantung yang rusak parah di dua kecamatan diinstruksikan untuk segera diperbaiki. Untuk perbaikan tersebut Bupati Mura, H Ridwan Mukti menyiapkan dana Rp 110 juta. Selain itu empat rumah di Dusun Kertoya Desa Mulyo Haryjo yang roboh dibantu masing-masing 5 juta. Pastinya Bupati juga memerintahkan agar seluruh kerugian akibat banjir dilapor ke Gubernur Sumsel dan Menkokesra agar mendapatkan bantuan untuk penanganan pasca banjir.

Penegasan itu disampaikan Bupati setelah Kamis (25/2) melanjutkan penyisiran meninjau banjir di Kecamatan Muara Kelingi setelah sebelumnya di Lakitan dan BTS Ulu. Seperti halnya disampaikan Kepala Bagian Humas Setda Mura, H Suryadi NZ kepada Musirawas Ekspres kemarin (26/2). Diungkapkan Suryadi, selama tiga hari mulai Selasa (23/2) hingga Kamis (25/2) Bupati meniyisir desa-desa dalam kabupaten Musi Rawas untuk mengecek langsung kerusakan dan dampak yang ditimbulkan pasca banjir yang melanda 22 desa di Kecamatan Muara Lakitan, Kelingi dan BTS Ulu.

“Penyisiran dimulai Selasa (23/3) di Kecamatan Muara Lakitan dan Kelingi.

Kemudian di Kecamatan BTS Ulu diawali dari Desa Pelawe, Sadu, Pangkalan Tarum dan Kertoya pada (24/2). DIlanjutkan ke Kecamatan Muara Kelingi pada Kamis (25/2) yakni Desa Mandi Aur, Kelurahan Muara Kelingi, Tanjung, Pulau Panggung, Binjai, Lubuk Muda dan Lubuk Tua,” informasi Suryadi. Hasil penyisiran tersebut menurut Bupati pada tiga kecamatan tersebut keadaan air sudah menyusut dan aktifitas masyarakat sudah berjalan. Hanya dibeberapa titik keadaan masih terlihat genangan air seperti Desa Prabumulih, Semeteh dan Bingin Jungut.

“Namun demikian Bupati mengingatkan semua puihak harus tetap selalu waspada menghadapi pasca banjir,” kata Suryadi. Setelah melakukan peniyisiran Bupati langsung menggelar rapat pasca banjir di Pendopo Kabupatenan dihadiri Asisten I dan II serta seluruh kepala dinas, badan, kantor dan bagian.

“Pasca banjir mengakibatkan berbagai sarana prasarana, jalan, jembatan, fasilitas pendidikan dan infrastruktur mengalami kerusakan. Untuk itu Bupati mendesak setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan dinas tehnis agar dapat mencurahkan perhatiannya pada upaya penanggulangan pasca banjir, terutama bidang pangan, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Serta tetap meningkatkan koordinasi lintas sektoral,” kata Suryadi.

Bupati menginstruksikan kepada dinas teknis untuk segera melakukan tindakan perbaikan dan pembangunan dengan menggunakan dana APBD serta mengupayakan untuk mendapatkan dana APBD Provinsi dan Pusat. Dengan cara melaporkan semua kerusakan dan kerugian akibat banjir kepada Gubernur Sumatera Selatan dan Menkokesra.

Sebagai informasi tambahan menurut Suryadi, akibat banjir jembatan gantung di Desa Pulau Panggung rusak parah sehingga perlu segera diperbaiki agar akses transportasi ke desa tersebut dapat kembali normal. Untuk perbaikan dan pembangunan Jembatan Gantung Pulau Panggung, Bupati menginstruksikan kepada dinas teknis dapat melaksanakan perbaikan dengan melaksanakan perbaikan menganggarkan dana Rp 50 Juta. Untuk Jembatan Gantung Tanjung Rp 35 Juta, sedangkan untuk Jembatan Gantung Desa Pelawe dianggarkan dana Rp 25 Juta.

“Dengan pelaksanaan pekerjaan dilakukan masyarakat setempat dan didampingi dinas PU Bina Marga. Tujuannya agar masyarakat ikut merasa bertanggung jawab memelihara nantinya,” imbuhnya. Selanjutnya hasil penyisiran di Dusun Kertoya Desa Mulyoharjo Kecamatan BTS Ulu Cecar terdapat empat rumah dan satu diantaranya rumah tempat penggilingan padi yang roboh.

Untuk perbaikan masing-Masing rumah tersebut dibantu Rp 5 juta. Bupati berharap bantuan ini dapat dipergunakan untuk membantu membangun tempat tinggal baru di lokasi yang aman.

“Agar akses Kertoya-Mulyoharjo lancar perlu dibangun jembatan gantung yang menghubungkan kedua titik ini,” kata Suryadi mengulangi pernyataan Bupati.
Selain Infrastruktur, Bupati menaruh perhatian khusus di bidang pendidikan. Diinstruksikan kepada dinas pendidikan agar mengambil langkah-langkah segera melaksanakan perbaikan sarana pendidikan seperti ruang kelas dan mobiler sehingga proses belajar mengajar tidak berhenti hanya karena musibah ini.

“Tenaga medis harus siaga dan stok obat-obatan harus tetap tersedia. Hal ini sangat penting dalam menghadapi pasca banjir yang sering mendatangkan penyakit gata-gatal, batuk dan lainnya,” ungkapnya.

Pasca rapat pasca banjir ini, bupati juga menginstruksi beberapa program yang harus dijalankan. Pertama program jangka pendek yakni mengatasi semua dampak banjir baik kecil maupun menengah seperti sarana pendidikan, kesehatan menggunakan dana atnggap darurat. Program jangka panjang seperti perbaikan infrastruktur jalan dan kerusakan yang berskala besar serta rencana relokasi daerah rawan banjir dengan mengupayakan dana bantuan provinsi dan pusat dalam hal ini Menkokesra.

“Selanjutnya Bupati menyampaikan penghargaan dan ucapan terimah kasih kepada insan pers yang ikut menyebarluaskan informasi musibah ini sehingga menimbulkan simpati publik serta semua pihak yang telah bersimpati dan memberikan bantuan di dalam upaya penanggulangan musibah banjir di Kabupaten Musi Rawas,” punkas Suryadi. (ME-02)

Rupit Banjir, Puluhan Remah Terendam

*Dihantam Kayu, Sling Jembatan Gantung Noman Putus
RUPIT-
Setelah Kecamatan BTS Ulu, Muara Kelingi dan Lakitan dilanda banjir hebat, bencana serupa juga melanda Kecamatan Rupit. Tepatnya puluhan rumah warga Noman dan Maur terendam air luapan Sungai Rupit.

Tidak hanya manggenangi rumah warga, banjir juga mengakibatkan sling penahan lantai Jembatan Gantung Noman putus. Bahkan sling tersebut membuat satu rumah apung warga Noman nyaris hanyut tertimpa sling yang putus diterjang kayu besar. Menurut salah seorang tokoh masyarakat Desa Noman, Rozali Syawal banjir mulai terjadi sejak Rabu (24/2) lalu.

“Rabu malam hujan semalaman, sehingga air Sungai Rupit naik. Melihat kondisi tersebut warga panik, apalagi ketika air naik ada kayu besar hanyut sehingga membuat sling jembatan yang menghubungi Desa Noman Baru dengan Desa Noman Lama putus,” ungkap Rozali.

Diceritakannya, melihat sling jembatan gantung putus Epi, istri pemilik rumah rakit makin ketakutan sehingga ia pinsan. Kejadian tersebut sontak membuat warga Desa Noman panik karena ketinggian air terus naik bahkan arusnya sangat deras.

“Dengan tali rakit atau rumah diatas air tersebut putus, makanya istri pemilik rumah rakit ini langsung pinsan ketakutan,” terang Rozali Syawal.

Akibat banjir tersebut beberapa warga Desa Noman mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan tidak rawan banjir.

“Ada yang terpaksa naik perahu sambil memantau air yang terus meninggi,” kata Rozali.

Sementara Paskindar, salah seorang warga Desa Noman menjelaskan akibat banjir, membuat banyak perabotan rumah tangga rusak sehingga tidak bisa digunakan lagi seperti TV dan kursi.
“Air benar-benar tinggi walaupun tidak separah banjir di Kecematan Muara Kelingi,” ungkap Apskindar.

Pjs Kepala Desa Noman Baru, Rissaudi membenarkan kejadian tersebut. Khusus untuk jembatan gantung menurutnya akan segera direhab.
“Karena sudah ada anggaran rehab Jembatan Noman pada APBD Mura 2010,” katanya.
Semantara itu atas kajadian itu staf Humas Setda Mura Mura, Misbahudin Lubis dan A Rifai bersama Rahmatullah meninjau banjir di Desa Noman dan desa Maur.

Sebagai informasi tambahan, banjir di Desa Maur juga membuat rumah anggota DPRD Mura, Muhammad Ruslan tergenang. Sekdes Maur Lama, Baros menjelaskan atas musibah ini masyarakat mengalami kerugian karena tidak bisa beraktivitas khsusnya menyadap karet.

“Dengan kejadian ini ratusan rumah yang terendam, yang paling parah di Dusun lima dan enam,” informasi Baros.

kepala Desa Maur Baru, Zamhari juga menginformasikan untuk di Desa Maur Baru banjir menggenangi beberapa rumah di Dusun satu, dua dan lima.
“Rata-rata air masuk ke rumah hingga ketinggia setengah setengah meter,” informasinya. (ME-04)

Semburan Gas Muncul di Pangkalan Tarum

MUSI RAWAS–Bencana banjir di Desa Pangkalan Tarum Kecamatan BTS Ulu pekan lalu menyisakan rasa was-was warga setempat. Pasalnya salah satu sumur warga Pangkalan Tarum diduga telah menyemburkan gas. Kondisi tersebut cukup menarik perhatian warga dan Pemkab Mura.

Alimun Hakim (38), pemilik sumur mengungkapkan kronologis kejadian berawal adanya semburan kecil dari dasar sumur sedalam 11 meter miliknya dan terdengar suara gemuruh.

“Adanya suara mengundang perhatian warga desa untuk mellihat keanehan di dalam sumur sebab baru kali pertama terjadi akibatnya pihaknya takut untuk mengkonsumsi air sumur untuk keperluan sehari–hari meskipun hingga saat ini belum membahayakan,” katanya.
Dilanjutkannya, sumur yang dibangun dari program pemerintah 2009 lalu untuk saat ini tidak dimanfaatkan dan warga memanfaatkan sumber air milik tetangga.

“Semenjak air sumur mengeluarkan semburan, kami tidak lagi berani menggunakan air dari sumur untuk konsumsi sehari–hari, tapi kami pernah mencoba mencicipi air tersebut sama sebelumnya air terasa dingin dan rasanya tidak berubah,” ujarnya.

Terpisah Ketua BPD Desa Pangkalan Tarum, Mistar Lubis mengungkapkan selain mendapat perhatian masayarakat desa pihaknya juga sudah menyampaikan hal ini kepada pihak pemerintah kecamatan. Selain itu saat meninjau lokasi Banjir Bupati Musi Rawas. H Ridwan Mukti sekaligus meninjau lokasi sumur yang diduga mengeluarkan gas tersebut. Dalam kesempatan itu bupati meminta kepada warga untuk tidak panik dan akan menginstruksikan instansi terkait untuk melakukan penelitian.

Sementara Pengelola Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Ferry Putera, mengatakan awal pembuatan sumur tidak ada tanda atau gejala awal sumur akan mengeluarkan semburan sehingga kejadian ini juga mengejutkan pihaknya. (ME-06)

Pusri Peduli Korban Banjir

MUSI RAWAS–Bencana alam yang terjadi di sejumlah Kecamatan Kabupaten Musi Rawas (Mura) membuat PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang peduli terhadap warga yang tertimpa musibah tersebut. Hal itu terlihat dari banyaknya bantuan yang langsung diberikan kepada kecamatan yang mengalami bencana banjir.

Pemberian bantuan bencana langsung dibawa dari Palembang dipimpin H Fahrurrozy Bey selaku Koordinator, beserta rombongan. Bermacam-macam jenis bantuan yang diberikan seperti, obat-obatan, makanan, mie, beras, selimut, air mineral dan sebagainya.

“Kami membawa 4 truk yang berisikan sembako untuk diberikan kepada saudara kita yang terkena musibah,” terangnya.

“Ini adalah amanah yang dipesan oleh Pimpinan Perusahaan dengan mendatangkan 4 truk bantuan Sembako dengan rincian, 2 truk untuk Kecamatan Muara Kelingi dan 2 truk untuk Kecamatan Muara Lakitan,” katanya ketika sampai di Kecamatan Muara Beliti.
Sementara itu, Assistan III Setda Mura, H Sulaiman Kohar yang langsung menerima bantuan secara simbolis di Kantor Camat Muara Beliti mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada PT Pusri yang telah peduli terhadap korban banjir.

“Kami sangat berterimah kasih atas bantuannya dan siap mengawal bantuan ini untuk diberikan ke Kecamatan-kecamatan sebagaimana telah diamanahkan,” jelasnya. (ME-01)

Wako lantik 21 pejabat struktural

* Kepala bandiklat dan Stafnya Non-job
LUBUKLINGGAU-
Walikota Lubuklinggau kembali melakukan perombakan pejabat struktural dilingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau.

Sebanyak 21 pejabat eselon III dan IV kembali dilakukan perolingan jabatan, sementara itu beberapa pejabat terpaksa di non-jobkan oleh Walikota .

Acara pengambilan sumpah jabatan dilaksanakan di balai kota Lubuklinggau langsung oleh walikota Lubuklkinggau H. Riduan Effendi, serta dihadiri oleh Asisten, Kepala Badan, Dinas, Kantor dan Camat dilingkungan Pemkot Lubuklinggau.

Akibat perolingan jabatan tersebut empat pejabat pada Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Kota Lubuklinggau terpaksa di non-jobkan. Diantaranya Kepala bandiklat Kota Lubuklinggau Fahrizal BR, di ganti oleh Surya Dharma sebagai pelaksana tugas (Plt). Sekretaris Bandiklat Alnurofik di ganti oleh Ahmad Derita, kemudian Kabid Diklat Kepemimpinan Elvandari, di ganti oleh Ratna Dewi, dan Kabid Diklat Teknis Fungsional Bandiklat Kota Lubuklinggau saat ini di jabat oleh Nasrowi sementara Kasubid Diklat Teknis Bandiklat di jabat oleh Suratmin.

Berkenaan dengan pejabat yang di non-jobkan tersebut Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi menjelaskan hal tersebut terpaksa dilakukanya sebab saat di lakukan inpeksi mendadak (Sidak) di kantor tersebut tidak satu pun ada pegawai.

Lebih lanjut Riduan menjelaskan bahwasanya ia tidak mau lagi melakukan mutasi akan tetapi kebutuhan organisai sehingga hal itu harus dilakukan. "Seperti halnya penonjoban keempat pejabat tersebut menurutnya belum memiliki loyalitas dan tanggungjawab dalam kinerja, hal itu dibuktikan sudah waktunya masuk kantor belum hadir di kantor," jelasnya,

Selain itu kepada pejabat yang telah diberikan kepercayaan untuk dapat mejalankan tugas secara profesional dengan terus berupaya meningkatkan kedisiplinan.
Sementara itu pejabat yang dialantik antara lain,Hidayat Zaini sebagai Kepala Bagian Administrasi Perekonomian setda kota Lubuklinggau, Erdeti, Kabag Keuangan pada Sekretariat DPRD kota lubuklinggau, Azma Helmi Sekretaris Badan Kb, dan PP kota Lubuklingau.

Herdawan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Lubuklinggau, Agus Sugianto sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau,Sumadi Arifin sebagai Sekretais Dinas Kesehatan kota Lubukinggau, Deddy Purbaya sebagai Kabid Statistik dan Pelaporan BAPPEDA Kota Lubuklinggau.

Irma Novaridfa, sebagai Kabid Sosial Budaya BAPPEDA Kota Lubuklinggau, Agus Sutrisno, sebagai Kabid Peningkatan Peran Perempuan Badan KB dan PP Kota Lubuklinggau, Amrullah sebagai Kabid informasi dan KB dan PP Kota lubuklinggau, Hatami, sebagai Kabid Akuntansi dan Pelaporan DPPKA Kota lubuklinggau.

Muhammad Kabid Pelatihan dan Produktifitas Kerja Disnaker Kota Lubuklinggau, Maryani Kabid pendidikan luar sekolah Disdik Kota Lubuklinggau , Isman effendi sekretaris korpri Kota Lubuklinggau, Abu sonif Kasi Penertiban Dishubkominfo Kota Lubuklinggau, Asromi Hayati Kasi evaluasi dan pelaporan disdik Kota Lubuklinggau, Zulkipl sebagai Kasi olah raga, pelajar,mahasiswa dan masyarakat Dispora kota Lubuklinggau. CW-01)

Oknum Anggota Brimob Rusak Mobil Angkutan Desa

LUBUKLINGGAU-  Terlokasinya Terminal Tipe B Petanang Kecamatan Lubuklinggau Utara II terus menjadi gejolak di masyarakat terutama sopir angkutan desa (angdes) dan angkutan kota(Angkot).

Belum lama aksi demo bersar-besaran yang dilakukan oleh forum angkutan kota beberapa waktu lalu, dalam waktu dekat ini giliran forum angkutan desa(angdes) yang tergabung dalam forum Perhimpunan Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia,(FPPMI) akan mengelar aksi demo.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh ketua FPPMI Bahed Edi Kuswoyo di dampingi koordinator FPPMI Tolib kepada Musirawas Ekspres kamis (25/2) lalu.

Dikatakanya aksi tersebut mengecam adanya oknum brimob yang berjaga-jaga di terminal Petanang, yang telah melakukan pengrusakan mobil angdes hingga menyebabkan pecah kaca spion dan body mobil tersebut mengalami lecet-lecet.

Menurut Bahed oknum brimob tersebut di tugaskan olah Pemerintah Kota (Pemkot) untuk menertibkan terminal supaya angdes masuk kedalam terminal.
"Akan tetapi perlu diketahui pada musyawarah yang di laksanakan pada senin(22/2) lalu belum menghasilkan keputusan apakah angdes boleh atau tidak masuk Kota , akan tetapi kenapa di terminal tersebut sudah di jaga oleh brimob, lalu apa wewenang brimob di terminal tersebut," ungkap Bahed.

Lebih lanjut Bahed menjelaskan awal terjadinya pengrusakan mobil tersebut angdes milik sukri, angdes jurusan simpang raya -singkut itu , pada awalnya angdes tersebut dari Kota Lubuklinggau menuju arah Utara ketika sampai diterminal oknum anggota brimob yang berjumlah dua orang tersebut langsung membabi buta melempar mobil angdes dengan menggunakan rambu-rambu lalu lintas ke arah mobil lantas saja hal tersebut hingga menyebabkan mobil milik sukri tersebut mengalami pecah kaca spion dan lecet, atas perlakuan oknum brimob tersebut juga telah menyebabkan dua mobil angdes lainya mengalami lecet-lecet.

Menurur penuturan Bahed hal itu dipicu kerena angdes dari arah kota tersebut membawa penumpang, namun wajar saja sebab Pemkot Lubuklinggau dalam hal ini dishub belum memutuskan hasil musyawarah pasa senin yang lalu.

"Sehingga sebelum adanya kesepakatan dari hasil musyawarah itu angdes masih akan tetap masuk kota," jelasnya.

Untuk itu kami sangat mengecam pelakuan oknum brimob tersebut yang telah merugikan masyarakat dalam hal ini sopir angdes. Dan berkenaan dengan hal itu juga Sabtu mendatang(hari ini-red) akan melaporkan hal itu kepada pihak yang berwajib atas perbuatan tidak menyenangkan dan merugikan itu, sebab hal itu sudah merupakan perbuatan yang melanggar hukum.

" kita akan berikan deadline waktu dari hari ini hingga Senin (28/2) mendatang apabila sampai deadline waktu tersebut tidak ada upaya baik dari oknum brimob dengan meminta maaf kepada kami maka kami pada senin medatang akan mendesak oknum brimob dengan menggelar aksi besar-besaran ke pihak kepolisian dan pemerintah kota Lubuklinggau, untuk menuntut oknum anggota brimob ke pihak kepolisian dan ke walikota Lubuklinggau supaya meninjau ulang paraturan penertiban terminal tersebut, yang pasti kami sangat mengecam perlakuan oknum anggota brimob tersebut, "tegasnya.

Di tempat yang sama berdasarkan penurutaran salah seorang supir angdes Sukri, bahawasnya akibat penyetopan petugas di terminal yang menyebabkan keragauan angdes berhenti belum lama ini telah memakan korban jiwa, yakni satu orang telah meninggal, dan satu orang telah patah kaki, Hal itu di sebabkan petugas sering memberhentikan mendadak sehingga sopir angdes panik dan akhirnya pengendara yang barada di belakang juga panik akhirnya terjadi tabrakan, ujar sukri.

Sementra itu koordinator FPPNI Tolib, bahwasanya hasil dari musyawarah itu belum ada, berarti untuk sementara sebelum ada kepastian angdes masih mengambil penumpang dari wilayah kota, tapi bukan di pasar melainkan di simpang raya dan simpang kenanga dua, artinya seharusnya yang mesti ditertibkan saat ini adalah angdes yang ngetem di pasar bukan yang di simpang raya dan kenanga 2 sebab secara logika saja pasti penumpang masih naik angkot untuk menuju simpang raya jadi sama sekali tidak merugikan angkot.untuk itu kami minta kebijakan pemkot,pungkasnya. (CW-01)

Pembunuh Istri Keluar RS

LUBUKLINGGAU-Tersangka Ali Jimantap (50) warga Desa Pauh Kecamatan Rawas Ilir, yang diduga membunuh istrinya Holimah (42), Jumat (26/2) sekitar pukul 10.30 WIB keluar dari RS Siti Aisyah. Tersangka keluar dari rumah sakit karena kondisi lukanya mulai membaik, dan memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan oleh polisi.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kapolsek Rawas Ilir Iptu Harizon Manik mengakui tersangka sudah keluar dari RS Siti Aisyah. “Tersangka sudah dibawa keluar, kini dia diamankan di Mapolres Musi Rawas,” jelasnya.

Ditambahkan Kapolsek, pihkanya sampai dengan kemarin belum mendapatkan motif dari pembunuhan tersebut. “Dia baru dibawa ke Mapolres dan belum diperiksa. Kemungkinan besok setelah pemeriksaan, akan terungkap apa penyebab ia nekat berbuat seperti itu,” jelas Kapolsek.

Hanya saja ditambahkannya, berdasarkan informasi dari beberapa tetangga, bahwa tersangka sering kesurupan. Informasi tersebut ditambahkannya akan ditindaklanjuti untuk diketahui kebenarannya dan apakah ada kaitannya dengan pembunuhan tersebut.

Sementara informasi lain diterima Musirawas Ekspres, sebelum membunuh istrinya tersangka sempat mengejar dan hendak membunuh anaknya. Namun sang anak berhasil menyelamatkan diri, makanya kemudian menyerang istrinya (korban Holimah, red).

Diketahui Rabu (24/2) sekitar pukul 13.00 WIB di dalam rumah, Ali Jimantap nekat membunuh istrinya Holimah (42). Korban Holimah tewas dengan kondisi menderita sembilan luka tusuk di tubuhnya, diantaranya di leher, bahu kiri, bahu kanan, perut kanan, pelipis kiri dan dada kanan. Tersangka Ali juga menderita luka pada lehernya, ada dugaan ia hendak bunuh diri setelah membunuh istrinya.(ME-01)

Sopir PT CMS Dirampok dan Disandera 2 Bandit

LUBUKLINGGAU-Ace Kurniawan (24) warga Jl Garuda Kelurahan Lubuk Tanjung Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Rabu (24/2) sekitar pukul 17.00 WIB dirampok dua bandit bersenjatakan pisau. Menyebabkan korban yang merupakan sopir PT Ciwes Mandala Sakti (SMS), kehilangan handphonen Nokia N Gage KD, uang Rp 600 ribu dan STNK serta surat-surat penting.

Kasus ini baru dilaporkan korban ke Polres Lubuklinggau, Kamis (25/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Perampokan tersebut terjadi di Jl Amula Rahayu Kelurahan Marga Rahayu Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, dan korban sempat disandera oleh perampok di tambang pasir Kelurahan Siring Agung Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.

Informasi diterima Musirawas Ekspres, hari naas itu korban mengendarai mobil minibus Nopol F 1517 BY membawa beberapa sales menyusuri Jl Amula Rahayu. Kemudian korban berhenti, sementara para sales langsung berkeliling membawa barang-barang yang siap di jajakan ke masyarakat sekitar.

“Awalnya saat saya masih menunggu di Mobil, ada salah satu sales menelpon minta diantarkan lampu carger. Namun kebetulan tidak ada di mobil tepatnya di bawa sales lainnya. Saya kemudian mencarinya berdasarkan peta yang kami miliki,” ujar Ace sambil menjelaskan ia sempat turun dari mobil.

Karena belum ketemu dengan sales itu, Ace kemudian terus mencari hingga ke daerah Kampung Lima Kelurahan Simpang Periuk. Saat itu ia melihat di belakang ada pengendara sepeda motor, namun bersamaan itu ada yang menodongnya dari belakang. “Ternyata di dalam mobil sudah ada orang, ia langsung menempelkan pisau ke leher saya,” jelasnya.

Setelah menodongnya menggunakan pisau, pelaku memintanya menjalankan mobil dengan arah sesuai diperintahkan pelaku. Korban kemudian diarahkan ke Siring Agung, selanjutnya sampai di tambang pasir. Di sana kedua pelaku langsung mengambil dompet dan handphone milik korban.

“Cukup lama saya di sana. Setelah ia mengambil barang-barang milik saya, keduanya langsung pergi mengendarai sepeda motor Honda Revo. Saya pun kembali lagi ke Jl Amula Rahayu menemui para sales,” jelasnya. Perampokan ini dilaporkan ke pimpinannya, selanjutnya Kamis pagi ia diantarkan melapor ke Polres Lubuklinggau. (ME-01)

25 Februari 2010

Ridwan Mukti-Hendra Gunawan Calon Tetap Golkar

MUSI RAWAS-Teka-teki siapa bakal calon (Balon) Bupati-Wakil Bupati Musi Rawas (Mura) yang akan diusung Partai Golongan Karya (Golkar) terjawab sudah. DPP Golkar memastikan mengusung H Ridwan Mukti, calon incumbent sebagai Cabup berpasangan dengan H Hendra Gunawan sebagai Cawabup untuk maju pada Pemilukada Mura 5 Juni 2010.

Pasangan ini menjadi pasangan resmi pertama yang dipastikan mendaftar ke KPU Mura dengan perahu Golkar. Keduanya dipasangkan partai Golkar karena informasinya dari hasil survey yang dilakukan partai berlambang pohon beringin rindang ini menempati rating tertinggi dibandingkan balon-balon lain yang mendaftar di partai Golkar.

Ketua DPD Golkar Provinsi Sumsel, H Alex Noerdin melalui Sekretaris DPD Golkar Sumsel, Jamratul ketika dikonfirmasi Musirawas Ekspres, kemarin (24/2) melalui ponselnya mengakui informasi tersebut. Dipastikannya DPP Golkar sudah menetapkan akan mengusung calon incumbent, H Ridwan Mukti berpasangan H Hendra Gunawan.

Keduanya diusung Partai Golkar yang diputuskan dalam rapat DPP Golkar, Senin (22/2) lalu. Keputusan tersebut diambil setelah keduanya berdasarkan hasil survey menempati rating tertinggi.

“Dari hasil survey untuk balon bupati, incumbent tertinggi. Sedangkan H Hendra Gunawan menempati rating kelima untuk balon bupati. Tapi untuk wakil, H Hendra Gunawan menempati rating tertinggi dibandingkan balon lainnya,” kata Jumratul. Menilik dari hasil tersebut, rapat memutuskan H Ridwan Mukti sebagai Balon bupati dan H Hendra Gunawan sebagai Balon wakil bupati.

“Harus diketahui bahwa keputusan tersebut tidak ada rekayasa. Pengurus mulai dari DPD Kabupaten, Provinsi dan pusat sportif tidak ada intervensi. Semuanya melalui mekanisme dan sudah sesuai dengan keputusan,” tegasnya. Jamratul juga mengungkapkan bahwa hasil keputusan DPP Golkar itu sudah disampaikan ke ketua DPD Golkar Mura.

Sementara itu ketua DPD Golkar Mura, Lili Martiani Maddari, di sela-sela acara pemberian bantuan korban bencana banjir mengatakan kalau DPP Golkar sudah menetapkan Balon Bupati-Wakil Bupati Mura. Selanjutnya kemungkinan akan dilaksanakan deklarasi pengusungan keduanya pada Selasa, 2 Maret 2010 mendatang.

Bagaimana dengan koalisi? Lili mengatakan untuk koalisi, Golkar selalu membuka diri dengan partai politik tentunya bila ingin berkoalisi.
“Kita terbuka untuk siapa saja yang mau berkoalisi,” tegasnya.

Diakuinya untuk koalisi dengan parpol lain sangat terbuka.
“Untuk menjalin koalisi, Partai Golkar mempunyai aturannya. Bagi siapa saja mau koalisi silahkan saja. Sebaliknya apabila ada yang mau kemungkinan Golkar akan mendekat,” pungkasnya. (ME-07)

17 Rumah Hanyut, 3 Roboh

*Banjir di BTS Ulu
BTS ULU-
Banjir yang melanda delapan desa di Kecamatan BTS Ulu (Cecar), mengakibatkan 308 rumah terendam, 17 rumah roboh dan tiga rumah roboh. Demikian data yang didapatkan Musirawas Ekspres di posko penanganan banjir Kecamatan BTS Ulu, Rabu (24/2).

Selain itu kerugian lainnya yang dialami, satu sekolah dasar ikut terendam, begitu juga dengan Poskesdes dan masjid serta kantor desa. Sejak kemarin (24/2) warga juga sudah mulai melakukan pembersihan di kediaman masing-masing, setelah Selasa (23/2) mulai pukul 14.00 air surut secara bertahap.

Sekretaris Camat BTS Ulu, Indarwanto kepada Musirawas Ekspres di ruangan kerjanya menjelaskan, sebelumnya Kecamatan BTS Ulu sempat terisolir karena satu-satunya jalan masuk ke kecamatan tergenang banjir di empat titik, salah satunya di Jembatan Sungai Musi.

“Namun mulai Selasa (23/2) air surut, sehingga kendaraan bisa berangsur masuk. Sebelumnya menyeberang menggunakan rakit atau perahu,” jelas Indarwanto.

Kemudian soal bantuan, Indarwanto menjelaskan sampai dengan Rabu sudah diterima bantuan cukup banyak, yakni dari Pemkab Musi Rawas berupa 5 ton beras, selanjutnya dari Medco berupa beras, mie instant, minyak goreng dan selimut, dari anggota DPRD Musi Rawas 500 sak beras dan 500 dus mie instant. Kemudian dari M Soleh anggota DPRD Musi Rawas, Rp 2 juta.

“Kami juga minta bantuan dari PT MHP berupa kendaraan operasional, dan dari Pemkab Mura akan datang lagi 5 ton beras. Sementara bantuan berupa obat-obatan juga sudah kami diterima,” jelasnya seraya menambahkan kemarin mendapatkan tambahan bantuan dari Bappeda Mura.

Ditambahkannnya, bantuan ini sebagian sudah didistribusikan ke desa-desa, khususnya yang sudah bisa dilalui kendaraan. Sementara daerah lain yang masih belum bisa diakses, secepatnya akan diberikan bantuan melalui jalur air. “Seperti di Dusun Ketoya harus menyeberang sungai Musi,” jelasnya.

Kemudian secara rincinya kerugian yang dialami masing-masing desa, Pangkalan Tarum 60 rumah terendam (termasuk kantor desa, SD dan Poskesdes), 15 rumah hanyut. Desa Mulyoharjo tepatnya di Dusun Ketoya 20 rumah terendam, tiga roboh satu hanyut.

Sadu, 20 rumah terendam satu hanyut. Pelawe, 100 rumah terendam, masjid ikut terendam.
Selanjutnya Desa Tambangan, empat rumah rusak, jembatan gantung hancur dan sempat terisolasi. Sungai Naik, 12 rumah terendam. Reksa Budi tepatnya di Dusun Ketayu yang rusak adalah kebun padi dan kopi sekitar 27 Ha, terakhir di Lubuk Pauh, 15 rumah terendam.

Sementara itu banjir di Kecamatan Muara Kelingi dan Muara Lakitan kemarin sudah surut. Di Kelurahan Muara Kelingi, pantauan Musirawas Ekspres dari lima RT yang terendam kemarin tinggal tiga Rt lagi yakni Rt1, 2 dan 3. Sementara warga mulai membersihkan rumah mereka khususnya yang sudah tidak lagi tergenang. Selain itu warga juga antri mengambil minyak tanah, air bersih dan bantuan lagi yang terus dibagikan petugas di Posko Bantu dipimpin Camat Muara Kelingi, Musadik Nanguning.

“Bantuan terus berdatangan dan langsung kita bagikan kepada korban banjir secara merata,” kata Musadik. Selain itu mengenai kondisi terakhir menurut mantan Sekcam Sukakarya banjir mulai surut.

“Rumah warga yang terendam mulai berkurang, jalur transfortasi di Muara Kelingi dan menuju ke Lakitan hingga sekayu sudah bisa dilewati walaupun belum lancar sepenuhnya,” ungkap Musadik.
(ME-01/ME-02)

Instruksi Siapkan Lahan 2 Ha

BUPATI Musi Rawas Riduan Mukti usai meninjau beberapa desa yang terkena musibah banjir, menginstruksikan kepada bawahannya agar setiap desa yang berada di tepi Sungai Musi, disiapkan lahan sekitar 2 Ha. Lahan ini nantinya bisa digunakan untuk relokasi rumah-rumah warga yang berada di tepi sungai Musi, guna menghindari bencana banjir.

“Jadi harus disiapkan di masing-masing desa yang berada di tepi Sungai Musi, lahan seluas 2 Ha untuk relokasi warga di tepi sungai. Karena kediaman mereka di tepi sungai sudah tidak memungkinkan lagi untuk di tempati,” jelasnya di hadapan para Asisten, Kepala Dinas, Kantor, Badan, Camat BTS Ulu dan Kades.

Kemudian Bupati juga mengintruksikan agar seluruh korban banjir setiap kepala keluarga (KK) mendapatkan bantuan 5 Kg beras. “Setiap kepala keluarga agar diberikan bantuan 5 Kg beras,” jelasnya.

Dalan peninjauan ini, Bupati mendatangi Desa Pelawe, Dusun Ketoya, Desa Sadu, Pangkalan Tarum dan desa-desa lainnya. Khusus di Dusun Ketoya, bupati meminta kepada Kepala Dinas PU Cipta Karya menganggarkan pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan ke Desa Mulyoharjo. (ME-01)

Minta Fogging

PASKA banjir penyakit mulai mengancam, terutama gatal-gatal dan lainnya seperti malaria dan diare.

“Banjir sudah mulai surut, namun sisa-sisa banjir bisa menyebabkan penyakit,” jelas M Soleh anggota DPRD Musi Rawas yang berdomisili di Kelurahan Muara Kelingi
Menurutnya sampah-sampah yang terbawa arus air saat banjir kini sudah mulai terlihat menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu nyamuk-nyamuk juga semakin banyak, sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan penyakit malaria dan deman berdarah.

“Karena itulah kami mengharapkan Dinas Kesehatan Musi Rawas bisa melakukan fogging di kediaman warga yang terkena banjir dan di daerah sekitarnta, guna mengantisipasi penyakit dari nyamuk akibat banjir,” pungkas M Soleh. (ME-01)

Enam Desa di BTS Ulu Terancam Terisolir

MUSI RAWAS-Pasca meluapnya sungai Musi meluap Jumat (19/2) subuh, 6 desa di Kecamatan BTS Ulu mulai mengalami keterisoliran pasalnya akses utama menuju desa mulai digenangi lumpur merah sehingga enam tersebut sulit dijangkau.
Keenam desa meliputi Pangkalan Tarum, Desa Sungi Bunut, Sungai Naik, Gunung Kembang Baru dan Lama, serta Desa Kembang Tanjung. Keseluruhan desa ini berada di kawasan DAS Sungai Musi.

Ketua BPD Pangkalan Tarum, Mistar Lubis mengharapkan agar Pemkab Mura terus menyiagakan tim Tagana dan kesehatan. Sebab keterisoliran yang dialami warga BTS Ulu akan menyebabkan beberapa kemungkinan buruk terutama menderita penyakit dan kesulitan mendapatkan Sembako.

“Menyiagakan tim kesehatan di setiap desa yang terkena banjir khususnya dalam menghadapi dampak pasca banjir sangat penting, Biasanya setelah banjir banyak penyakit yang muncul, untuk itu kami berharap Tim kesehatan dapat bersiaga di posko desa, agar warga tidak kesulitan mencari obat mengingat kerusakan jalan sangat parah,” katanya.

Dikatakannya, sejauh ini aktifitas warga masih lumpuh total khususnya kegiatan belajar mengajar.
“Sebelum habis masa penghujan potensi banjir susulan tetap mengancam,” imbuhnya. Sehingga biaya hidup dari hasil pertanian untuk saat ini tidak bisa diharapkan, sebab arus banjir kemarin telah merusak puluhan hektar tanaman sayur dan menghanyutkan puluhan ternak.

”Luapan air Sungai Musi kapan pun bisa terjadi jika melihat cuaca sekarang ini, untuk sementara masih banyak warga yang bertahan di tempat yang lebih tinggi,” katanya.

Bantuan berupa makanan, minuman mineral serta obat-obatan ke desa yang terkena banjir ini belum mencukupi karena sulit unutk mendapatkan air bersih.
“Ada beberapa warga tetap nekat mengkonsumsi air kotor karena sulit mendapatkan sumber air bersih, akibatnya diare masih mengancam khususnya kalangan anak-anak,” ungkapnya.(ME-06)

Pemprov dan Pemkab Muba Masih Belum Bersikap

*Ali SAdikin : Jika Diam Berarti Kita Menang
MUSI RAWAS-
Tidak hadirnya pihak Pemprov Sumsel dan Pemkab Muba dalam persidangan gugatan yang dilayangkan Pemkab Mura di Pengadilan Negeri (PN) Lubuklinggau Senin (23/2) lalu dipertanyakan. Sebab ketidakhadiran tersebut menimbulkan opini kalau kedua pemerintahan tersebut kurang arif dan bijaksana dalam menyikapi permasalahan bahkan dianggap menghindar.

“Jadi seperti apa yang disampaikan Lowyer kita (Tim Kuasa Hukum Pemkab Mura, red) ketidakhadiran meraka menunjukkan dua hal. Apakah mereka belum siap atau memang mereka mengakui kalau Sumur Gas Suban yang kita tuntut adalah benar milik Mura. Jadi jika diam jelas berarti kita yang menang,” tegas Kepala Bagian Humas Setda Mura, Ali Sadikin saat dikonfirmasi Musirawas Ekspres kemarin (24/2). Namun dilanjutkan Ali Sadikin pihaknya tetap akan arif dan bijak mengikuti proses hukum yang dijalankan. Intinya akan terus menjalani semua proses hukum sehingga bena-benar ada kepastian hukum terkait keberadaan Suban4, 10, 11 dan Durian Maboek yang dituntuk.

Intinya sampai dengan kemarin menurut Ali Sadikin baik Pemprov Sumsel maupun Pemkab Mura belum bersikap terhadap proses hukum yang telah dimulai dengan sidang perdana di PN Lubuklinggau Senin (23/2). Dan sembari tetap membuka peluang untuk mengambil jalan tengah musyawarah untuk mufakat terkait penyelesaian pemasalahan ini Pemkab Mura berharap ada sikap yang pasti ditunjukkan kedua belah pihak.

“Yang pertama tentunya ada penympaian alasan mengapa mereka tidak menhadiri siding di PN Lubuklinggau agar semuanya jelas. Selain itu juga hendaknya ada kepastian apakah mereka siap atau tidak sehingga semuanya jelas, ada penyelesaian dan kepastian hukum,” tegas Ali Sadikin seraya menambahkan Pemkab Mura dan Tim Kuasa Hukum sudah benar-benar siap menjalani persidangan untuk memperjuangkan Suban4, 10, 11 dan Durian Maboek yang kinni dikuasai Pemkab Muba. Sebelumnya, sidang perdana gugatan Pemkab Musi Rawas terhadap Pemkab Muba, Pemprov Sumsel dan PT Chonoco Philips, membuat kecewa Pemkab Musi Rawas dan tim kuasa hukum. Pasalnya sampai dengan sidang dibuka Senin (22/2) sekitar pukul 11.00 WIB para tergugat tidak satu pun yang datang.

Dalam sidang hakim ketua menjelaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mendapatkan informasi apa yang menyebabkan para tergugat tidak hadir. Kemudian majelis hakim pun menunda sidang hingga Rabu (17/3) dengan agenda mediasi. Ketidakhadiran para tergugat ini, membuat kecewa tim kuasa hukum Pemkab Musi Rawas dan pihak Pemkab Mura tentunya. Kepada wartawan usai persidangan Eggi Sujana Ketua Tim Kuasa Hukum Pemkab Muta menjelaskan ketidakhadiran para tergugat ini, menunjukkan itikad tidak baik dari mereka.

“Ini sama saja dengan melecehkan hukum dan tidak menghormati pengadilan. Karena sama sekali tidak ada secuil pun informasi dari para tergugat soal ketidakhadiran mereka, misalnya karena disebabkan banjir atau lainnya,” jelas Eggi. Karena itulah dikatakan Eggi, jika pada sidang kedua para tergugat tidak juga hadir. Maka pihaknya meminta kepada majelis hakim yang menyidangkan perkara ini, menetapkan bahwa Suban 4, Suban 10, Suban 11 dan Durian Maboek #2 memang milik Musi Rawas, bukannya milik Muba. (CW-02)

Akad Kredit Perumahan PNS Telah Ditetapkan

LUBUKLINGGAU- Rabu (24/2) Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Bagian Ekonomi menggelar akad kredit secara simbolis perumahan PNS Kota Lubuklinggau dengan Bank Sumsel-Babel .

Kegiatan tersebut dipusatkan digedung kesenian sebiduk semare kota Lubuklinggau dan dibuka langsung oleh walikota Lubuklinggau H. Riduan effendi.
Dalam kesempatan itu Riduan mengatakan bahwa pembangunan perumahan PNS tersebut akan di prioritaskan bagi PNS terlebih dahulu, sedangkan bagi CPNSD dan swasta akan menyusul.

Namun demikian Riduan menegaskan bahwa meskipun dalam pembangunan 1000 rumah tersebut di prioritaskan bagi PNS, tidak menutup kemungkinan bagi CPNSD akan dapat menikmati perumahan tersebut. Tidak hanya itu apabila program tersebut banyak pemintanya maka Walikota akan meminta supaya pihak pengembang untuk menambah alokasi bagunan dengan memperluas area perumahan sehingga siapapun nanti bisa memiliki dan menikmati kredit perumahan tersebut.

Sementara itu Pimpinan Bank Sumsel Babel, Samiludin kepada Musirawas Eskpres di sela-sela kegiatan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan upaya mensosialisasikan kepada PNS mengenai angka kredit perumahan PNS tersebut.

Menurutnya harga sesuai dengan standar yang di tentukan oleh menteri perumahan rakyat , yakni sebesar Rp. 55 juta per satu unit rumah, dengan tipe rumah 36120. Rumah sehat sederhana ini dibangun dengan harapan dapat bantuan dari pemerintah, bantuan yang di rencanakan bantuan uang muka dari bapertarum.

Lebih lanjut Samiludin mengatakan bahwa nanti kalau sudah akad kredit berjalan pihak pengembang, Bank Sumsel Babel dan Bagian Ekonomi akan mencoba mengurus bantuan menpera, untuk subsidi uang muka.

Dan untuk syarat PNS dapat mengikuti kredit rumah itu harus lulus verifikasi dari bapertarum untuk uang muka. Dan menurutnya hal itu sudah selesai yakni 1500 orang yang lulus dari bapertarum. Akan tetapi meskipun mereka lulus dari bapertarum belum tentu bisa menikmati kredit dari Bank Sumsel sebab masih di verifikasi lagi.

Bersdasarkan pernyataan Samiludin hingga sementara ini hanya 400 dari 1500 pendaftar yang lulus dari verifikasi bank sumsel. Menurut nya ketidak lulusan sebagian PNS dalam verifikasi tersebut karena mereka sudah memiliki pinjaman di bank.
Perlu diketahui akumulasi angka kredit sementara yang telah ditetapkan oleh pihak Bank Sumsel antara lain bisa diangsur 5 hingga 15 tahun dengan rincian angsuran Rp.1,306,250 perbulan untuk angsuran 5 tahun, kemudian Rp.1,153,472, selama 6 tahun.

Seterusnya Rp.1,044,345 selama 7 tahun, 962.501 selama 8 tahun, Rp.896,843 selama 9 tahun, Rp. 847,918 selama 10 tahun, Rp.806,251 selama 11 tahun, Rp.771,530 selama 12 tahun, Rp. 742, 149 selama13 taahun, Rp.716, 963 selama 14 tahun dan Rp.695,138 selama 15 tahun.

Jumlah tersebut belum termasuk biaya administrasi, propisi, asuransi jiwa, notaris dan biaya fasilitas kredit serba guna lainya. (CW-01)

Riduan: Pimpinan Tidak Tegas akan di Copot

LUBUKLINGGAU- Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi menegaskan kepada seluruh jajaranya terutama kepala satuan perangkat dinas (SKPD) harus memiliki ketegasan dalam memimpin bawahanya.apabila tidak memiliki ketegasan maka sanksinya pencopotan dari jabatan.

Pernyatan tersebut di sampaikan, Walikota Lubuklinggau, Riduan Effendi saat membuka acara sosialisasi pengisian SPT di gedung kesenian Kota Lubuklinggau Rabu (24/2).

“ Sebagai upaya menerapkan kedisiplinan dan meningkatkan pelayanan dan kinerja aparatur Riduan meminta kepada seluruh kepala SKPD supaya bertindak tegas kepada staf yang tidak disiplin,”.

Selain itu dalam setiap kegiatan yang diselengarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggaiu Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau harus hadir tanpa terkecuali. Peringatan keras itu dilontarkannya karena saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selasa malam lalu banyak PNS yang tidak hadir.

“ Ia akan memberikan sanksi kepada siapapun PNS yang tidak hadir dalam setiap kegiatan Pemkot. Untuk itu dalam setiap kegiatan akan selalu di absen, sebab menurutnya wajib bagi PNS mengikuti kegiatan apapun sifatnya yang di selenggarakan oleh Pemkot Linggau,”tegasnya.

Seperti hari besar keagamaan , dan senam jumat yang di selenggarakan rutin setiap jumat. Apabila tiga kali dalam kegiatan tersebut ada PNS yang tidak hadir maka akan diberikan sanksi. Sanksi yang diberlakukan bermacam-macam mulai sanksi yang ringan sampai sanksi berat.

Seperti mengenai terkendalanya kenaikan pangkat, Sebab faktor utama untuk dapat diberikan penghargaan kenaikan pangkat adalah kedisiplinan , kehadiran dan kinerja, sehingga sebagai aparatur jangan hanya dijadikan sebagai tempat gagah-gagahan sehingga bermalas-malasan.

Apabila kedepan masih banyak staf dalam SKPD yang tidak seluruhnya mengikuti kegiatan dengan alasan yang tidak jelas, maka kepala SKPD nya akan di copot karena dianggap tidak bisa membina stafnya dengan baik.tegas Riduan. (cw-01)

PAN Belum Umumkan Dukungan Terhadap Balonbup

* Pengumuman 2 Maret 2010
MUSI RAWAS-
Keinginan masyarakat untuk mengetahui bakal calon (Balon) yang akan diusung Partai Amanat Nasional (PAN) belum bisa terwujud. Pasalnya hasil pleno pengurus PAN Musi Rawas (Mura), Rabu (24/2) disepakati pengumuman dukungan balon bupati (Balonbup) akan diumumkan 2 Maret 2010 mendatang. Namun dari hasil rapat pleno tersebut ada hal baru yakni pengurus memunculkan satu nama lagi Achmad Bastari.

Sekretaris DPW PAN Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Badrullah Daud Kohar, kemarin, kepada Musirawas Ekspres, mengatakan sebelumnya ada enam nama balonpub dan wakil bupati yang telah menyampaikan visi dan misi. Tapi kemarin bukan merupakan penentuan kandidat yang akan diusung.

“Sementara nama-nama sebelumnya yakni Sambas, Senen Singadilaga, Sudirman Masuli, Hj Ratnawati Ibnu Amin, M.Ali dan Fauzi H.Amro yang sebelumnya mengikuti persentasi visi misi, tetapi setelah pleno ini sedikit berubah, ini bukan semata penambahan tetapi ketua DPD PAN ini merupakan atas pangajuan peserta rapat,”tegasnya.
Ia menambahkan sementara untuk balonbup dan wakil bupati yang akan diusungkan harus seimbang dan harus memenuhi kriteria diantaranya harus mempunyai loyalitas yang tinggi, popularitas dimasyarakat.

Harus diketahui kata Daud dalam pengusungan balonbup-Wakil Bupati ada tahapan-tahapannya, apabila ada balon lebih dari lima pasang maka yang akan diambil tiga pasangan saja. Kemudian baru diambil satu yang pasang untuk diusungkan. Tetapi kalau kandidatnya hanya ada tiga pasang maka tidak berlaku kondisi edial ini akan diusungkan ke tiga kandidat tersebut.

Masih menurutnya dengan melewati berbagai tahapan didukung dengan survei maka Selasa (2/3) DPD PAN akan mengumumkan siapa kandidat yang akan diusungkan. “ Kalau Pleno hari ini belum penentuan, hanya baru saja termasuk pemeriksaan secara Administrasi,”pungkasnya. (ME-04)

Bunuh Istri, Kemudian Bunuh Diri

RAWAS ILIR-Diduga karena persoalan rumah tangga, Ali Jimantap (50) warga Desa Pauh Kecamatan Rawas Ilir nekat membunuh istrinya Holimah (42). Peristiwa sadis ini terjadi Rabu (24/2) sekitar pukul 13.00 WIB di dalam rumah korban dan tersangka.

Korban Holimah tewas dengan kondisi menderita sembilan luka tusuk di tubuhnya, diantaranya di leher, bahu kiri, bahu kanan, perut kanan, pelipis kiri dan dada kanan. Tersangka Ali juga menderita luka pada lehernya, ada dugaan ia hendak bunuh diri setelah membunuh istrinya. Tersangka langsung dilarikan ke RS dr Sobirin.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kapolsek Rawas Ilir Iptu Harizon Manik kepada Musirawas Ekspres menjelaskan pihaknya begitu mendapatkan laporan langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). “Kami langsung ke TKP, melakukan olah TKP dan mengamankan tersangka,” jelasnya.

Kronologis kasus ini Harizon Manik menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan, karena tersangka belum bisa dimintai keterangan. “Kronoligisnya belum bisa dipastikan, karena tersangka belum bisa dimintai keterangan. Namun ada dugaan pemicunya karena persoalan rumah tangga,” jelasnya.

Namun berdasarkan penyelidikan sementara, dijelaskan Harizon, tetangga korban awalnya mengetahui aksi pembunuhan tersebut setelah mendengar teriakan dari rumah. Karena penasaran dengan teriakan tersebut, warga pun mendatangi rumah korban, sampai di sana didapatkan korban sudah terkapar berlumuran darah.

Sementara itu tersangka juga berada di dalam rumah dalam kondisi siaga dengan pisau terhunus. “Saat kami sampai korban sudah terkapar di lantai dapur rumah. Sementara tersangka bersiaga dengan pisau terhunus, dia menyerang siapa saja yang mendekat, namun beberapa saat juga atas bantuan warga tersangka berhasil kami ringkus,” kata Harizon Manik.

Karena kondisi tersangka luka, makanya langsung dilarikan ke Puskesmas selanjutnya dirujuk ke RS dr Sobirin. Sementara jenasah korban disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan. (ME-01)

Petani Tewas Ditembak

RAWAS ULU-Saat dalam perjalanan ke kebun, Zainal Abdullah (45) warga Desa Surulangun Rawas Kecamatan Rawas Ulu tewas ditembak. Kejadiannya di jalan setapak kebun karet Warno Desa Sungai Jauh Kecamatan Rawas Ulu, Rabu (24/2) sekitar pukul 07.00 WIB.

Korban tewas di tempat kejadian perkara dengan kondisi menderita luka tembak di dada kiri dan tiga luka tembak pada lengan kiri. Pelakunya diketahui seseorang tidak dikenal menggenakan jaket warna hitam, dan langsung melarikan diri setelah menembak korban.

Informasi diterima Musirawas Ekspres, korban pagi naas itu mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit memboncengkan istrinya menuju kebun hendak menyadap karet. Setelah melintasi jalan hotmix, korban masuk ke jalan setapak kearah kebunnya.

Sampai di kebun Warno atau sudah mendekati kebun milik korban, perjalanan mereka terhalang karena ada pohon karet yang tumbang. Korban pun turun hendak menyingkirkan pohon itu, agar bisa melanjutkan perjalanan. Namun tiba-tiba seseorang keluar dari semak-semak langsung menembak korban.

Sontak korban terjerembab ke tanah dan klonjotan. Sementara istrinya saat itu juga berlari menyelamatkan diri menuju perkampungan warga yang berjarak sekitar 1 KM. Sampai di perkampungan istri korban langsung menceritakan perihal pembunuhan itu selanjutnya pingsan.

Kejadian ini kemudian dilaporkan warga ke Polsek Rawas Ulu, hingga petugas mendatangi tempat kejadian perkara dan melakukan oleh TKP. Di TKP petugas mendapatkan korban sudah tidak bernyawa, sedangkan sepeda motor milik korban masih di sana, dan ditemukan empat buah timah hitam, serta di semak-semak ditemukan sendawa (amunisi) dalam plastic dan botol minuman energi.

Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim AKP Maruly Pardede dan Kapolsek Rawas Ulu AKP Berliano Telaumbanua menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan siapa pelaku pembunuhan tersebut. Namun melihat dari modusnya, sepertinya memang direncanakan. “Kami belum bisa memastikan siapa pelakunya. Karena istri korban masih shock dan belum bisa dimintai keterangan,” jelas Kapolsek. (ME-01)

24 Februari 2010

Ketinggian Air Mulai Turun Setengah Meter

*Gubernur Intruksikan Pejabat Stand By
MUARA KELINGI-
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H Alex Noerdin menginstruksikan pejabat Musi Rawas mulai dari Kapala Desa (Kades) hingga Bupati siaga di tempat (stand by) guna mengantisipasi bencana banjir. Demikian diungkapkan gubernur ketika meninjau bencana alam banjir di Kelurahan Muara Kelingi Kecamatan Muara Kelingi, Selasa (23/2) dimana ketinggian air sudah mulai turun sekitar setengah meter.

“Saya minta kepada seluruh pejabat Pemkab Musi Rawas, yang cuti agat dibatalkan dan siap ditempat. Terutama Kades, camat hingga wakil bupati dan bupati, harus stand by untuk antisipasi dan penanggulangan bajir,” jelas Alex kepada wartawan. Kemudian Alex juga menambahkan bahwa Pemrov Sumsel akan terus memberikan bantuan kepada warga yang mengalami musibah banjir. Bahkan bantuan akan terus diberikan hingga musibah selesai.

“Sampai musibah selesai akan terus diberikan bantuan. Kita adu nafas, bantuan terus kalau kurang akan ditambah,” jelasnya.

Mengenai bantuan yang saat ini sangat penting, menurut orang nomor satu di Sumsel ini, adalah minyak tanah. Pasalnya saat ini listrik di Muara Kelingi, Muara Lakitan dan BTS Ulu padam, sehingga penerangan membutuhkan minyak tanah guna lampu, dan juga untuk memasak karena menggunakan kayu bakar tidak memungkinkan.

Bantuan lain yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, menurut Alex adalah ikan asin untuk lauk-pauk, minyak sayur dan air bersih.
“Yang sudah kami salurkan adalah beras dan lain-lain, dan bantuan lainnya akan disusulkan. Untuk air bersih agar dikiriman dari Lubuklinggau begitu juga dengan minyak tanah,” tambahnya.

Berkaitan dengan banjir ini, Gubernur mengungkapkan hal yang paling penting adalah rehabilitasi lahan, baik di hulu dan hilir guna mengantisipasi banjir. “Bantuan ini hanya spontan saja, namun yang paling penting adalah rehabiltasi di hulu Musi sebagai daerah tangkapan air, Kemudian juga rehabilitasi daerah hilir yang rata-rata sudah rusak, inilah program jangka panjang,” jelasnya.

Terakhir Gubernur meminta kepada Pemkab Musi Rawas agar memberikan bantuan kepada masyarakat berupa program meninggikan rumah panggung, agar menghindari bencana banjir. Kita lihat tadi bahwa rumah panggung tidak masalah terkena banjir, dan inilah kearifkan tempo dulu yang kini tidak terpikirkan,” pungkasnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel juga memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Muara Kelingi melalui DInas Sosial Provinsi SUmsel, yakni 20 dus mie instant, 10 dus sarden, 2 karung terpal (@ 100 buah), 50 lembar selimut dan 200 karung beras (3 ton).

Gubernur dalam kesempatan ini, juga menyempatkan diri memantau langsung lokasi banjir menggunakan perahu Dolphine. Ditemani Wakil Bupati Musi Rawas Ratnawati Ibnu Amin, Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s, Dandim 0406 Mura Letkol Inf Suryana dan Wakil Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe.

Sementara itu bantuan yang sudah diterima posko banjir cukup banyak, baik dari pribadi, organisasi dan pemerintah. Seperti bantuan dari anggota DPRD Musi Rawas, Pemerintah Kota Lubuklinggau berupa tim Tagana, obat-obatan dan tim kesehatan, GAKPI, FPR dan SUU, serta anggota DPRD Musi Rawas M Soleh.

Pantauan Musirawas Ekspres, sejak kemarin banjir di Muara Kelingi mulai menyusut, kendati tidak terlalu tingggi. Penyusutan air ada sekitar 500 CM (0,5 M), hal ini terlihat pada bekas di dinding rumah warga dan di tiga titik ruas jalan yang tergenang sebelum memasuki Kelurahan Muara Kelingi. Jika Senin (22/2) hanya kendaraan tertentu yang bisa melintas, kemarin kendaraan jenis APV dan Carry sudah bisa melintas, sedangkan di Lubuk Muda kendaraan masih belum bisa melintas. (ME-01)

Kesbangpolinmas Kirim 2 PBK

KEBUTUHAN air bersih bagi korban bencana banjir di Muara Kelingi, sejak Selasa (23/2) sudah teratasi. Pasalnya Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Musi Rawas, mengirim dua mobil pemadan bahaya kebakaran (PBK) untuk mengangkut air bersih untuk warga.

Kepala Banda Kesbangpolinmas Musi Rawas Rudi Irawan Ishak kepada Musirawas Ekspres menjelaskan, khusus di Muara Kelingi sesuai dengan permintaan dari Camat maka dikirimkan air bersih.

“Sesuai dengan permintaan dari Camat Muara Kelingi, maka kami kirimkan air bersih menggunakan PBK. Air bersih sengaja kami ambil dari PDAM Tugumulyo dengan Muara Beliti,” jelas Rudi di lokasi banjir.

Bukan hanya Muara Kelingi, kecamatan lain yang mengalami banjir seperti Muara Lakitan dan BTS Ulu, jika memungkinkan juga akan dikirimkan air bersih menggunakan PBK. “Jumlah air yang dikirimkan per tangki 5.000 liter,” pungkasnya.
Sementara itu keberadaan tim Tagana dari Lubuklinggau, cukup membantu warga yang menjadi korban banjir. Pasalnya selama 24 jam Tagana melakukan empat kali patroli di pemukiman yang tergenang. “Bahkan kami sudah dua kali mengangkut warga yang sakit dari rumahnya yang kebajiran, dan kini dirawat di Puskesmas,” jelas Suhaimi, coordinator Tagana Lubuklinggau. (ME-01)
Lima Sekolah dan 13,3 KM Jalan Terendam

BANJIR di Kecamatan Muara Kelingi juga menganggu aktivitas belajar dan mengajar di sekolah. Bahkan berdasarkan data yang didapatkan di Posko Siaga Banjir Muara Kelingi, tercatat ada lima sekolah yang terendam banjir. Kelima sekolah itu, dua SD di Kelurahan Muara Kelingi, satu MI di Desa Pulau Panggung dan dua SD di Desa Lubuk Muda.

Selain itu, juga dijelaskan ada dua jembatan rusak berat, tepatnya di Desa Pulau Panggung salah satunya jembatan gantung. Sedangkan jembatan yang terendam banjir berjumlah sembilan jembatan dengan rincian tiga jembatan di Desa Tanjung (satu jembatan gantung), lima jembatan di Desa Pulau Panggung dan satu jembatan di Desa Binjai.

Kemudian infrastruktur lain yang juga tergenang dan menganggu aktivitas masyarakat adalah jalan. Berdasarkan data di Posko diketahui 13,3 KM jalan terendam, secara rinci sepanjang 2,4 KM jalan provinsi (jalur utama Mura-Muba) dan menyebabkan putusnya arus lalu lintas sejak Minggu (21/2). Kemudian 4,2 KM jalan kabupaten serta 6,2 KM jalan desa. (ME-01)

Perampok Sekaligus Pembunuh Mantan Kasek Diringkus

RUPIT-Tim Buru Sergap (Buser) Polres Musi Rawas dipimpin Kanit Pidum Ipda Dedy Purma Jaya, Senin (22/2) sekitar pukul 18.00 WIB berhasil menangkap satu dari lima tersangka perampokan dan pembunuhan terhadap mantan Kepala Sekolah (Kasek) Bahadir (47) warga warga Desa Lubuk Kumbung Kecamatan Karang Jaya. Tersangka adalah Efriansyah (23) warga Desa Noman Kecamatan Rupit.

Tersangka ditangkap saat sedang memberi makan ayam di peternakan ayam tempatnya bekerja di Bengkulu. Selasa (23/2) sekitar pukul 05.30 WIB tersangka Efriansyah tiba di Mapolres Musi Rawas dan langsung menjalani proses pemeriksaan. Kapolres Musi Rawas AKBP Herry Nixon’s melalui Kasat Reskrim AKP Maruly Pardede didampingi Kanit Pidum Dedy Purma Jaya, menjelaskan penangkapan terhadap tersangka berdasarkan informasi yang diterima dari penyelidikan beberapa waktu terakhir. “Berdasarkan hasil penyelidian diketahui tersangka berada di Bengkulu tepatnya di kediaman mertuanya,” jelasnya.

Kemudian petugas langsung meluncur ke Bengkulu guna melakukan penangkapan. Hanya saja kala itu tersangka sudah tidak ada lagi di kediaman mertuanya. “Kami mengintai dia di rumah mertuanya, namun sudah tidak ada. Ternyata informasi terakhir dia sudah pindah rumah, tepatnya ngontrak sendiri,” tambah Dedy.

Gagal melakukan penangkapan tersebut, pihak Polres Musi Rawas langsung koordinasi dengan Direktorat Reskrim Polda Bengkulu dan memberikan daftar pencarian orang (DPO). “Hasil bantuan dari Polda Bengkulu, akhirnya diketahuilah tempat kontrakan tersangka. Ia kemudian ditangkap ketika sedang bekerja,” jelasnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tersangka, petugas mendapatkan pengakuan Efriansyah hanya bertindak sebagai sopir mobil Mitsubishi L300 Starwagon. “Dia mengaku diajak, saat kejadian hanya menunggu di mobil bersama seorang rekannya. Sementara yang melakukan perampokan langsung tiga orang,” kata Dedy.

Usai melakukan perampokan, sepeda motor milik korban langsung dimasukkan ke dalam mobil, selanjutnya di jual di daerah Noman. “Tersangka mengaku hanya mendapatkan upah sewa mobil Rp 150 ribu. Sehari setelah kejadian, dia langsung memboyong keluarganya ke Bengkulu karena ketakutan,” terangnya.

Diketahui sebelumnya perampokan itu terjadi Sabtu (2/1) sekitar pukul 06.00 WIB di jalan umum Desa Sukaraja Kecamatan Karang Jaya tepatnya simpang Desa Lubuk Kumbung. Dalam perampokan itu korban Bahadir menderita luka di kepalanya hingga menerima 14 jahitan. Korban meninggal dunia Senin (4/1) sekitar pukul 02.00 WIB di ruang ICU RS dr Sobirin Lubuklinggau.

Selain itu juga ada korban luka Sri (18)-adik angkat Bahadir-, warga Jalan Puskesmas Taba Kelurahan Cereme Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur II. Ia menderita luka di kepala, bahu kanan, dan memar pada wajah.

Kronologisnya, korban saat itu memboncengkan Sri mengendarai sepeda motor
Honda Revo Nopol BG 5929 H, keduanya hendak ke Lubuklinggau. Sampai di tempat kejadian perkara, tiba-tiba ban sepeda motor kempes. Diperkirakan terkena paku yang sengaja dipasang oleh pelaku. Karena ban kempes, makanya Bahadir mengendarai sepeda motor pelan. Hal ini menurut Sri justru mempermudah pelaku mengejar mereka, bahkan dengan berlari ketiga pelaku yang muncul secara tiba-tiba sudah mendekat dan merampok korban.(ME-01)

Jembatan Gantung Sungai Keruh Memprihatinkan

MUSI RAWAS-Jembatan gantung dari bambu sepanjang 40 meter lebih yang membelah Sungai Keruh merupakan satu-satunya akses alternatif masyarakat Desa SP 8 Trikarya Kecamatan BTS Ulu. Jembatan tersebut saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan dan diyakini jika tidak segera diperbaiki maka aktivitas pertanian sekitar 300 KK terancam terhambat.

Jembatan gantung yang dibangun secara swadaya warga SP 8 pada 2007 lalu merupakan sarana utama warga menuju lahan perkebunan yang berada di seberang desa. Namun saat ini kondisinya sulit dilalui kendaraan roda dua karena kayu penyangga sudah miring dan lantai jembatan yang tersebut dari bambu dan sudah lapuk.

Menurut warga SP 8 Trikarya, Rohmat mengungkapkan kondisi kayu penopang jembatan saat ini mulai rapuh karena seluruh bahan terbuat dari kayu dan bambu, hanya kawat besi yang menahan beban jembatan.

”Sebelum dibangun jembatan, masyarakat menyeberangi sungai ini dengan menggunakan rakit. Namun pada 2007 lalu rakit penyeberangan terbalik dan menghanyutkan belasan orang dimana empat diantaranya meninggal dunia,” ungkapnya dan mengatakan jembatan digunakan warga untuk mengangkut hasil bumi.

Dilanjutkan Rohmat setelah melihat kejadian tersebut masyarakat menjadi trauma menggunakan rakit dan ada inisiatif untuk membangun jembatan gantung. Dikatakannya jembatan ini dibangun swadaya dengan seluruh bahan kayu yang ada di daerah tersebut.

”Usia jembatan ini sudah memasuki umur ketiga tahun dan kondisi jembatan ini kayu-kayunya sudah lapuk karena dimakan usia dan rayap,” jelasnya. Atas kondisi tersebut warga mengharapkan Pemkab Mura agar dapat membangun jembatan permanan sebagai ganti jembatan tersebut.

”Sebenarnya jembatan sudah tidak layak digunakan, namun karena jembatan ini satu-satunya akses penyeberangan maka mau tidak mau harus melalui jembatan ini guna menjual hasil perkebunan masyarakat,” katanya. Masyarakat SP 8 kurang lebih 300 KK sebagian besar bermata pencaharian petani karet. Warga berharap Pemkab Mura dapat membangun jembatan gantung ini sehingga masyarakat tidak merasa khawatir memanfaatkan jembatan tersebut. (ME-06)

Pasca Banjir, Warga Pulau Panggung Terisolir

MUSI RAWAS-Derita yang bakal dialami warga Desa pulau Panggung pasca banjir bakal berlanjut. Pasalnya setelah dilanda banjir yang sempat menghanyutkan beberapa rumah, Desa yang terletak di Seberang Sungai Musi tersebut bakal terisolir.

Kekhawatiran warga ini cukup beralasan sebab pasca banjir kerusakan jalan utama menuju desa kian parah.

“Saat musim kering Desa Pulau Panggung sulit dilalui, setelah dilanda bencana banjir jalan poros menuju desa ini akan digenangi lumpur akibatnya warga desa akan terisolir,” kata Adi warga desa setempat. Dikatakan Adi, warga sudah membayangkan kejadian yang akan diderita pasca banjir mendatang, selain terserang beberapa penyakit, kesulitan Sembako dan putusnya komunikasi keluar, warga harus melakukan perjuangan yang cukup berat untuk melewati akses utama desa yang diyakini dapat menambah depresi warga desa.

“Selama musim banjir ini, penderitaan warga Pulau Panggung kian bertambah. Apalgi di sini belum tersedia jaringan listrik, sehingga keterisoliran semakin memperparah keadaan, kondisi seperti inilah yang dikhawatirkan warga selama ini, padahal pembanghunan infrastruktur sudah diusulkan berualang kali,” ungkpanya.
Ke depan lanjut Adi, Pemkab Mura diharapkan dapat membaca keadaan warga Pulau Panggung setelah banjir mulai surut.

“Warga bukan hanya mengharapkan bantuan saat banjir sekarang ini tetapi yang lebih penting keadaan warga pasca banjir, pemerintah meski cepat tanggap mengenai kondisi ini,” pungkasnya.(ME-06)

Riduan: Warga Mau Buat KTP Harus Lampirkan SKCK

LUBUKLINGGAU- Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi menegaskan bahwa bagi penduduk pendatang yang akan membuat kartu tanda penduduk (KTP) di Kota Lubuklinggau harus melampirkan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dari Kepolisian.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi (Rakor) tingkat Kota di Gedung Kesenian Sebiduk Semare Kota Lubuklinggau Selasa (23/2).
Hal tersebut disampaikan kepada camat dan instansi terkait yang hadir pada rakor itu, tidak hanya itu orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Lubuklinggau ini juga meminta terhadap kebijakan dalam penanganan kasus, untuk dapat ditangani dan diselesaikan ditingkat bawah (tingkat masyarkat). Kemudian untuk kasus kebut-kebutan dijalan raya, menjadi tugas semua pihak untuk dapat mengawasi dan menegur kepada pihak-pihak dan anak-anak yang melakukan kebut-kebutan di jalan.

Lebih lanjut Riduan menegaskan Kepala Dinas Kesehatan diminta supaya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan kasus HIV/AIDS. Kemudian dalam hal proyek untuk diperhatikan administrasi dan pengerjaan di lapangan. “ Bagi kepala SKPD pekerjaan proyek yang tidak bagus jangan ditandatangani, awasi sehingga tidak ada penyimpangan, himbauan untuk kasus muslim jangan diperkeruh, serahkan kepada proses hukum yang berlaku, kelengkapan administrasi perceraian untuk PNS ditandatangani oleh Walikota,” tegasnya.

Selanjutnya Riduan juga mengingatkan pada jam dinas dilarang main Facebook, kepada kepala SKPD untuk mengawasi staf di instasi masing-masing, ujian nasional, mari kita sukseskan bersama pelaksanaan UN, jangan mancari pihak-pihak yang menjual soal.

Kepada semua pihak untuk melakukan waskat di instasi masing-masing, tegakkan disiplin bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau, menjadi tugas semua pihak untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan masing-masing, lurah, Ketua TP. PKK dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung Kota Lubuklinggau meraih Adipura.

Perlu diketahui unsur Muspida yang hadir pada rakor tersebut antara lain Muspida kota Lubuklinggau, Kepala Dinas, Badan, Kantor, Bagian dalam jajaran Pemerintah Kota Lubuklinggau, Direktur PDAM, Kepala BPN Kota Lubuklinggau, Kepala BPS kota Lubuklinggau, Ketua PLM Kota Lubuklinggau, Ketua TP. PKK Kota Luuklinggau, Subdenpom Kota Lubuklinggau,Danki Brimob, Pimpinan Bank Sumsel-Babel cabang Lubuklinggau, Sekretaris KPU Kota Lubuklinggau,Kepala Depag kota Lubuklinggau,Camat dan Lurah dalam jajaran Pemerintah Kota Lubuklinggau,Ketua TP.PKK kecamatan dan Ketua TP.PKK Kelurahan. (cw-01)

81 Bangunan Liar Masih Berdiri Kokoh

* Ancaman Pemkot Linggau Tak Digubris
LUBUKLINGGAU-Sikap lunak Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau supaya pemilik bangunan liar di sepanjang jalan A Yani Kecamatan Lubuklinggau Utara II membongkar sendiri bangunan tadi tidak membuahkan hasil. Terbukti hingga saat ini bangunan liar tersebut masih berdiri kokoh disepanjang jalan. Karena tidak ada kemajuan, untuk kali keduanya Pemkot Lubuklinggau, kembali memanggil pemilik bangunan liar. Pemanggilan itu dilakukan sebagai langkah sosialisasi supaya mereka membongkar sendiri bangunan itu.

Camat Lubuklinggau Utara II, Saiful Effendi kepada Musirawas Ekspres Senin (22/2) di ruang kerjanya, mengakui bahwa Pemkot Lubuklinggau akan memanggil seluruh masyarakat yang bertanggung jawab terhadap pendirian bangunan di lahan milik pemerintah tersebut. Sebab peraturan yang ada sudah jelas bahwa 20 meter dari kiri dari jalan lintas adalah milik pemerintah yang sudah dibebaskan oleh negara untuk jalan.

" Apalagi ada 81 banguan liar seperti depot-depot itu tidak memiliki izin, dan bisa meyebabkan lingkungan kumuh sehingga dapat mengurangi keindahan Kota Lubuklinggau,"ungkapnya.

Lebih lanjut Saiful menjelaskan pemanggilan para pemilik banguan liar tersebut akan di laksanakan Selasa(2/3) hingga Senin (8/3) mendatang, yakni akan dipusatkan di kantor lurah dimana bangunan liar tersebut berlokasi.

Masih menurutnya pemanggilan pemilik bangunan tersebut untuk diberikan sosialisasi supaya mereka dapat membongkar bangunan tersebut secara suka rela. " Untuk itu dari rentang waktu tersebut secara bertahap di masing-masing Kelurahan akan kita kumpulkan seluruh pemilik bangunnan liar tersebut,"paparnya.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut pihak Kecamatan akan bekerjasama dengan tim antara lain Sat pol PP, Lingkungan hidup, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Bagian Hukum, Kantor Pelayanan Perizinan , dan Dinas Pekerjaan Umum.

Saiful menjelaskan sosialisasi tersebut untuk memberikan tenggang waktu kepada pemilik bangunan, setelah selesai sosialisasi mereka akan diminta membuat surat pernyataan akan membongkar sendiri bangunan miliknya itu.

Mengenai tenggang waktu menurut saiful masih menunggu hasil sosialsasi nanti, karena kesepakatan akan diambil setelah di adakan sosialisas, pungkasnya. (CW-01)

Anggota PPS se-Karang Jaya Diminta Profesional

MUSI RAWAS-Ketua KPU Musi Rawas (Mura), Efriansyah mengharapkan supaya anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) SE- Kecamatan Karang Jaya, supaya melaksanakan tugas lebih professional dan menjaga sportifitas. Karena pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Kabupaten Mura yang akan dihelat 5 Juni mendatang tantangannya sangat komplek.

“ Apabila bekerja secara professional tantangan yang sangat komplek seperti intimidasi, intervensi dan lainnya dapat teratasi. Dengan demikian pemilukada dapat berjalan dengan sukses,”jelas Efriansyah, Kemarin (23/2) saat melantik anggota PPS se-Kecamatan Karang Jaya di Balai Pertemuan Kantor Camat Karang Jaya.

Ia juga mengharapkan supaya anggota PPS bekerja sesuai dengan aturan dan jangan bekerja tidak mengikuti aturan. “ Saya memperingatkan supaya PPS bekerja sesuai dengan aturan dan jangan sekali-kali berani bekerja tidak sesuai dengan aturan,”tegasnya.

Perlu diketahui bahwa pemilukada yang akan dihelat 5 Juni mendatang merupakan pemilukada ke 11 secara langsung diwilayah Mura, setelah tahun 2005 lalu. Sebagai penyelenggara tentunya menginginkan pemilukada berlangsung dengan sukses dan aman. Supaya sukses dan aman, dituntut kerja yang professional. “ Jangan sampai orang menjadi Bupati anggota PPS masuk penjara, gara-gara menjalankan tugas tidak mengikuti aturan,”pintanya.

Sementara itu Camat Karang Jaya, Syamsu Anwar dalam kesempatan itu menginginkan supaya seluruh anggota PPS yang baru dilantik dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Bertindaklah sesuai dengan aturan, jangan sampai gara-gara pemilu anggota PPS masuk penjara. “ Kalau itu terjadi berarti anggota PPS menyengsarakan diri sendiri. sebab orang bisa menjadi bupati, kita masuk penjara,”ungkapnya.

Ia menambahkan pemilukada ini kalau bisa seluruh anggota PPS, apalagi anggota PPS yang PNS jangan sampai terlibat politik praktis. Karena anggota PPS dituntut untuk netral sebagai penyelenggara.

Dalam kesempatan itu ia mengingatkan saat pelaksanaan nanti apabila tugas PPS selesai, dan seluruh logistic sudah berada di kantor Camat. Begitu anggota PPS keluar dari kantor Camat jangan sekali-kali memberi komentar yang tidak-tidak. Karena tanggungjawab anggota PPS sudah selesai. “ Ditakutkan kalau memberi komentar yang berlebihan akan menimbulkan konflik,”pungkasnya. (ME-07)

Perkosa Bunga Desa, Diganjar 6 Tahun Bui

LUBUKLINGGAU-Harlin (26) warga Jl Patimura RT 07 Kelurahan Mesat Jaya Kecamatan Lubuklinggau Timur II divonis enam tahun penjara. Pasalnya menurut majelis hakim yang ketuai A Samuar, Harlin melanggar pasal 81 ayat (1) UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo pasal 53 ayat (1) KUHP.
Hal ini terungakap dalam persidangan yang digelar Selasa (23/2) sekitar pukul 13.00 WIB di Pengadilan Negeri Lubuklinggau dengan agenda putusan. Vonis ini, lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sevti Haryani yang menuntut sembilan tahun penjara.

Adapun hal-hal yang memberatkan terpidana, perbuatannya membuat korban trauma. Sedangkan hal yang meringankan, terpidana mengakui dan menyesali perbutannya, berlaku sopan dan belum pernah dihukum.

Kejadiannya, Senin 19 Oktober 2009 sekitar pukul 19.00 WIB di Jl Poros Mesat Jaya Kelurahan Prumnas Lestari Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Kronologisnya, korban Bunga-bukan nama sebenarnya-, turun dari kereta api di Stasiun Lubuklinggau.
kemudian terpidana menghampiri menawarkan ojek, korban tanpa ragu-ragu naik ojek terpidana minta diantarkan ke Simpang Periuk. Namun, di tengah perjalanan, ojek yang dikendarai terpidana dengan membonceng korban tidak menuju ke Simpang Periuk.

Selanjutnya korban bertanya pada terpidana “Kenapa lewat sini?” Dijawab terpidana melalui jalan pintas supaya cepat sampai. Selanjutnya terus melaju dan di TKP, yakni tempat sepi terpidana menghentikan sepeda motornya.

Seterusnya, terpidana mendorong korban untuk turun dari sepeda motornya. Akhirnya korban terjatuh dari sepeda motor. Saat itu terpidana langsung menindih tubuh korban. Namun korban sempat berlari dan berhasil di kejar terpidana. Selanjutnya terpidana kembali hendak memperkosa korban, tapi korban berhasil melarikan diri.(CW-02)

Istri Dibentak, Tetangga di Polisikan

LUBUKLINGGAU-merasa tidak senang istrinya diancam dan di bentak. Pebtoria Adi Wijaya (26) warga Jl Kelapa RT 05 Kelurahan Batu Urip kecamatan kecamatan Lubuklinggau Timur. Selasa (23/2) sekitar pukul 09.00 Wib melaporkan tetamngga nya Sulaiman (39) warga yang sama.

Kronologis kejadiannya, bermula saat korban sedang bekerja dan saksi Muslimah istri korban sedang berada di rumah dan ketika itu terjadi perselisihan. Lalu, istri korban Muslimah hendak melerai pelaku yang sedang berkelahi dengan istrinya sendir. Namun, pelaku malh membentak-bentak Muslimah istri korban yang hamil tua dan mengacak-acak barang milik korban. Lalu merusak jemuran serta keluarga pelaku juga menuduh keluarga korban mengancam dengan menggunakan senjata tajam.


Merasa tidak senang dengan perbuatan pelaku tersebut Pebtoria Adi Wijata melaporkan nya ke Polres Lubuklinggau untuk ditindak lanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku.(CW-02)

23 Februari 2010

Bantuan Beras Masih Minim

*Kemarin Rombongan Wabup, Hari ini Gubernur dan Bupati
*Warga Mulai Mengungsi, Butuh Pengobatan
MUSI RAWAS-
Hari ini (Selasa, 23/2) merupakan hari ketiga banjir terparah melanda puluhan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mura. Walau pun belum merata, bantuan terus mengalir. Namun sayangnya hingga kemarin (Senin, 22/2) bantuan berbentuk beras masih minim bahkan belum juga ada. Informasinya hal ini akibat adanya sedikit jalur birokasi yang agar rumit sehingga bantuan beras dari Bulog yang merupakan jatah Departemen Sosial RI sulit diambil untuk didistribusikan.

Pantauan Musirawas Ekspres, dari sekian bantuan yang sudah terkumpul di Posko Banjir di Kelurahan Muara Kelingi dan informasi dari BTS Ulu serta Muara Lakitan bantuan didominasi mie instant dan air mineral. Sementara beras belum ada padahal Pemkab Mura sudah memastikan akan menyalurkan bantuan beras sebanyak 20 ton.

Seperti halnya diungkapkan Wakil Bupati Mura, Hj Ratnawati Ibnu Amin yang kemarin (22/2) meninjau lokasi banjir di Muara Kelingi bersama Dandim 0406 Mura, Letkol Inf Suryana dan Kapolres Mura AKBP Herry Nixon’s beserta rombongan. Menurut Wabup, Pemkab Mura memastikan mendistribusikan 20 ton beras untuk korban banjir.

Beras tersebut merupakan stok untuk bantuan bencana dari Departemen Sosial RI dimana untuk Kabupaten Mura masih ada 80 ton.

“Selain itu kita juga berupaya memberikan bantuan kepada korban banjir dalam sgala bentuk termasuk air bersih. Seperti halnya Kebutuhan masyarakat termasuk air bersih, sesuai dengan program kita yakni water treatment bisa dimobilitaskan ke tempat atau lokasi yang membutuhkan agar masyarakat bisa mudah memperoleh air minum yang sehat,” ungkap Wabup yang kemarin didampingi Asisten II Raidusyahri, Asisten III Sulaiman Kohar dan beberapa pejabat lainnya.

Selain itu juga menurutnya tenda sudah didirikan di lokasi banjir tepatnya ada tiga unit tenda di setiap posko termasuk dapur umum. Selanjutnya terhadap rumah-rumah beresiko tinggi khususnya yang rusak parah atau bahkan hancur dan roboh diterjang banjir menurut Wabup pemerintah sudah menyiapkan langkah.
“Jadi dalam hal ini ada rehabilitasi banjir untuk perumahan dan juga termasuk kawasan pertanian serta peternakan. Selain itu kita melakukan antisipasi penyakit pasca banjir dengan menyediakan obat-obatan, pos serta tim medis,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mura, Hj Maimunah mengungkapkan berbagai bantuan sudah didistribusikan ke posko untuk kemudian bisa disampaikan kepada korban banjir. Hanya saja untuk bantuan beras menurut Maimunah tidak bisa sesegera mungkin dikirim. Karena dikatakannya ada birokrasi yang harus dijalankan baru kemudian beras di Bolog bisa diangkut.

“Tidak seperti yang lalu-lalu, sekarang ada perubahan. Setelah ada persetujuan Gubernur Bulog baru bisa mengeluarkan beras dan tentunya harus benar-benar ada jaminan untuk langkah tanggap darurat,” ungkap Maimunah. Namun dipastikannya semua sudah dijalankan dan bantuan beras secepatnya sudah bisa didistribusikan.
Camat Muara Kelingi, Musadik Nanguning menambahkan untuk di Kecamatan Muara Kelingi ada tiga desa hingga kemarin sore sulit dijangkau untuk memberikan bantuan. Ketiganya yakni Desa Pulau Panggung, Binjai dan Tanjung.

“Penyebabnya karena dolpin (perahu, red) yang membawa bantan tidak bisa lewat terhalang jembatan gantung di Pulau Panggung, makanya sulit kita sampai ke sana,” kata Musadik.

Namun bersama dengan Tim Tagana Mura-Lubuklinggau yang berjumlah 55 orang serta pihak lainnya, mereka sudah menyusun strategi khusus.
“Jadi kita pastikan untuk secara estapet mengangkut bantuan. Jadi dari posko di kelurahan stop di jembatan gantung dan kemudian ganti perahu untuk menuju ke lokasi posko di Pulau Panggung dan sekitarnya,” kata Musadik.

Mengenai bantuan menurutnya terus mengalir dan mereka terima serta langsur dikoordinir Lurah dan Ketua RT untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat korban banjir. Termasuk bantuan dari Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin sudah datang namun khusus untuk Muara Kelingi tertahan di lokasi banjir di Lubuk Muda karena jalur darat tidak bisa dilewati.

“Bantuan dari Gubernur Sumsel meliputi sarden 7 dus, mie instant 50 dus, terpal 20 unit, selimut 100 lembar, makanan bayi 150 dus, pakaian siswa SD 100 lembar, baju kaos 100 lembar, peralatan mandi 50 paket, alat masak 25 buah dan berbagai peralatan lainnya termasuk untuk dapur umum,” kata Musadik seraya memastikan untuk aktivitas sekolah masih berjalan.

*Hari Ini Gubernur dan Bupati Tinjau Banjir
Setelah Wabup Hj Ratnawati Ibnu Amin, Sekda H Senen Singadilaga dan pejabat lain meninjau dan memberikan bantuan, hari ini dijadwalkan Bupati Mura H Ridwan Mukti akan mengunjungi lokasi banjir dan menemui korban banjir. Bahkan Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin juga dijadwalkan juga datang.

“Gubernur dijadwalkan menggunakan Heli mendarat di Bandara Silampari pukul 07.30 WIB besok (hari ini, red) dan kemudian langsung ke Muara Kelingi meninjau lokasi dan korban banjir. Kemudian kemungkinan Gubernur akan langsung pulang ke Palembang menggunakan Heli dari lapangan sepakbola di Muara Kelingi yang akan dijadikan helipad,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mura, Ari Narsa.

*Air Masih Tinggi
Hingga Senin (22/2) ketinggian air di lokasi banjir masih sangat tinggi. Bahkan malam sebelumnya air terus naik dan menambah rumah yang terendam baik di Kecamatan BTS Ulu, Muara Kelingi maupun Muara Lakitan.

Dilaporkan di Kecamatan Muara Kelingi lebih seratus KK (Kepala Keluarga) khususnya yang menempati lokasi transmigrasi dan menjadi kawasan terparah banjir mulai mengungungsi. Warga pendatang tersebut informasinya cemas karena air semakin tinggi dan juga minimnya kebutuhan. Makanya mereka mencari tempat yang aman sehingga bisa mendapatkan bantuan mengingat rumah mereka terendam dan hampir seluruh perabotan rumah tangga rusak.

Untuk di Kecamatan Muara Lakitan dilaporkan air masih menggenangi ribuan rumah di Kelurahan Muara Lakitan, Desa Prabumulih 1, Prabumulih 2, Semeteh, Sungai Pinang, Muara Rengas, Anyar, Semangus Baru, Semangus Lama dan Pendingan. Menurut Pimpinan Kecamatan Golkar Muara Lakitan, Nopika ribuan korban banjir masih terus membutuhkan bantuan. Selain makanan masyarakat sangat membutuhkan bantuan obat-obatan karena mereka sudah mulai diserang penyakit.

Sementara itu warga Dusun Kertoya Desa Mulyo Harjo SP4 Kecamatan BTS Ulu dan beberapa korban di desa lainnya sudah mendapatkan bantuan. Menurt Sahir, salah seorang warga setempat bantuan sudah diserahkan camat. (ME-02)

Polres Terjunkan 100 Personil, TNI 2 Pleton

Untuk memberikan jaminan keamanan baik kepolisian maupun TNI berada di garda terdepan. Tepatnya menurut Kapolres Mura, AKPB Herry Nixon’s pihaknya menurnkan personil untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi terhadap kerawanan yang terjadi.
“Di lokasi yang rawan kita tempakkan personil 24 jam. Dalam hal ini kita menerjunkan 100 personil yang disebar di beberapa lokasi banjir. Selain ikut membantu proses evauasi dan lainnya juga mengamankan wilayah,” kata Kapolres.

Selain itu untuk arus lalu lintas Linggau-Palembang via Sekayu menurutnya hingga kemarin masih ditutup akibat beberapa lokasi jalan masih tergenang dengan ktinggian air cukup parah.

“Arus lalu lintas masih dialihkan. Karena memang jalur Linggau-Sekayu tidak bisa dilewati akibat ada genangan air di jalan dengan ketinggian hampir 1,6 meter jalur ke Palembang kita alihkan lewat Tebingtinggi Lahat,” katanya.

Sementara itu informasi yang didapatkan Musirawas Ekpres anggota TNI yang diturunkan untuk membantu masyarakat dan ikut mencipkana kondisi aman cukup banyak. Ada sekitar dua pleton anggota TNI informasinya diturunkan sejak banjir mulai terjadi. (ME-02)

Para Tergugat Mangkir Sidang Suban 4

LUBUKLINGGAU-Sidang perdana gugatan Pemkab Musi Rawas terhadap Pemkab Muba, Pemprov Sumsel dan PT Chonoco Philips, membuat kecewa Pemkab Musi Rawas dan tim kuasa hukum. Pasalnya sampai dengan sidang dibuka sekitar pukul 11.00 WIB, Senin (22/2) para tergugat tidak satu pun yang datang.

Pantauan Musirawas Ekspres, sejak pukul 09.00 WIB tim Kuasa Hukum yakni Eggi Sujana, Ramdlon Naning, RP Shanca Pahlifi, Abu Bakar dan Insani, serta dari Pemkab Mura terlihat HA Murtin, sudah berada di Pengadilan Negeri Lubuklinggau guna menghadiri persidangan perdana. Namun setelah dua jam ditunggu, ternyata para tergugat tidak ada yang hadir. Hingga sidang pun tetap dibuka oleh majelis hakim yang diketuai Wahyu Widya didampingi hakim anggota Mimi Haryani dan A Samuar serta panitera pengganti Armen.

Dalam sidang hakim ketua menjelaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mendapatkan informasi apa yang menyebabkan para tergugat tidak hadir. Kemudian majelis hakim pun menunda sidang hingga Rabu (17/3) dengan agenda mediasi. Ketidakhadiran para tergugat ini, membuat kecewa tim kuasa hukum Pemkab Musi Rawas dan pihak Pemkab Mura tentunya. Kepada wartawan usai persidangan Eggi menjelaskan ketidakhadiran para tergugat ini, menunjukkan itikad tidak baik dari mereka.

“Ini sama saja dengan melecehkan hukum dan tidak menghormati pengadilan. Karena sama sekali tidak ada secuil pun informasi dari para tergugat soal ketidakhadiran mereka, misalnya karena disebabkan banjir atau lainnya,” jelas Eggi.

Karena itulah dikatakan Eggi, jika pada sidang kedua para tergugat tidak juga hadir. Maka pihaknya meminta kepada majelis hakim yang menyidangkan perkara ini, menetapkan bahwa Suban 4, Suban 10, Suban 11 dan Durian Maboek #2 memang milik Musi Rawas, bukannya milik Muba.

Kemudian Eggi juga meminta kepada Mendagri dan Gubenur Sumsel, agar jangan berpihak kepada Pemkab Muba hanya karena masalah politis, karena Mura masih dalam wilayah Sumatera Selatan. “Kami minta perlakukan yang adil,” jelasnya.
Ditambahkan Ramdlon Naning, bahwa kendati para tergugat tidak akan pernah datang, sidang ini tentunya akan tetap berlanjut. Bahkan bisa tetap dijatuhkan penetapan. “Istilahnya verstek, dimana perkara diputuskan tanpa kehadiran tergugat,” jelasnya. (CW-02)

Ancam Duduki Depdagri

EGGI Sujana mengatakan siap memobilisasi warga Musi Rawas melakukan aksi di Departemen Dalam Negeri (Depdagri), bahkan dikatakannya siap menduduki Depdagri. Hal ini dilakukan manakala, keputusan Depdagri soal batas wilayah ini tidak sesuai dengan fakta hukum.

“Akan ada perlawanan keras, jika keputusan mendagri tidak sesuai dengan fakta hukum. Bahkan akan saya ajak warga Musi Rawas menduduki Depdagri, karena ini persoalan hukum bukannya masalah politis,” jelasnya.

Ditambahkan Ramdlon Naning pihaknya menaruh kecurigaan kepada Tim dari Depdagri yang turun memeriksa ke lapangan. Karena pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan informasi yang diterima dari Depdagri.

“Menurut surat yang diterima, tim akan bekerja selama tiga hari, kenyataannya hanya tiga jam itu pun lebih banyak di perjalanan. Kemudian patok yang diperiksa seharusnya menyeluruh, ternyata hanya di depan Suban 4 dan patok 6 serta 10,” jelasnya.

Selain itu pemeriksaan hanya di Suban 4, kendati informasinya juga harus di Suban 10, Suban 11 dan Durian Maboek #2. “Kami menduga adanya agenda terselubung. Dan masalah ini juga sudah dilaporkan langsung ke Depdagri,” katanya.(ME-01)

SUU FPR Peduli Bantu Korban Banjir

*Herman : Mana Kepedulianmu Investor?
MUARA KELINGI-
Banjir sudah menampakkan dampak negatif terhadap ribuan masyarakat di tiga kecamatan. Ada yang mulai terancam kelaparan, sakit dan lainnya. Untuk itulah kepedulian dari semua pihak saat ini sangat diharapkan. Bukan hanya elemen masyarakat, pemerintah, Parpol, Ormas dan lainnya namun para investor yang banyak mendapatkan keuntungan dari investasinya di Bumi Lan Serasan Sekentenan ini juga harus ikut bertanggungjawab.

“Maka kepeduliannya para investor yang mencari uang di Musi Rawas? Jangan hanya mencari keuntungan tapi juga harus ikut peduli dengan penderitaan masyarakat. Pertanyaan ini muncul seiring masih minimnya bantuan yang diberikan perusahaan besar yang ada di Mura kepada korban banjir,” tegas Herman Sawiran, Koordinator SUU didampingi Sekretarisnya Kurniawan setelah pulang dari Posko di Kelurahan Muara Kelinggi memberikan bantuan bersama Edwar Antoni dari FPR kemarin (22/2).

Untuk itu Herman secara tegas mengungkapkan SUU mendesak pihak-pihak perusahaan yang ada di Mura atau dengan kata lain para investor untuk ikut peduli terhadap masyarakat Mura yang menjadi korban banjir. Mulai dari perusahaan perkebunan, pertambangan atau bahkan cukong kayu yang berperan dalam menjadikan bencana banjir ini menurut Herman harus ikut bertanggungjawab dan peduli.
“Jangan terkesan rakyat menderita sementara pelaku ekonomi yang menjadikan rakyat sebagai salah satu objek ternyata aman-mana saja,” tegasnya.

Jadi intinya, lanjut Herman semua pihak segera membantu, jangan hanya mendengar dan melihat saja.
“Sebab ini adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya tugas Pemerintah Mura,” katanya.
SUU juga mendesak Pemkab Mura lebih cepat tanggap terhadap bencana banjir dan tentunya dengan serius SKPD juga ikut gotong royong. Jangan terkesan santai dan main-main, karena ini tugas berat yang harus dijalankan bersama dan memang menjadi tanggungjawab bersama sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

“Intinya menyikapi penanganan banjir di tiga kecamatan, Pemkab Mura harus mengambil langkah cepat dan terarah. Misalnya dengan membuat tenda-tenda penampungan dengan berbagai kelengkapan. Misalnya dapur umum, pelayanan kesehatan, air bersih disesuaikan dengan tingkat seberapa parahnya dampak banjir yang terjadi,” katanya. Penanganan bencana banjir dilaksanakan sebagaimana bentuk penanganan banjir di Pulau Jawa yang begitu ekstra cepat baik dalam evakuas serta penyaluran bantuan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya pemeritah harus membuat pos pelayanan 24 jam di
lokasi tertentu untuk menyikapi kepentingan mendadak masyarakat dari dampak bencana banjir.

Sementara itu SUU bersama FPR (Fron Pembela Rakyat) menunjukkan eksistensi kepeduliannya terhadap masyarakat khususnya korban banjir. Tepatnya SUU dan FPR peduli banjir dengan memberikan bantuan 20 dus mie, beras dan air mineral sebagai bentuk kepdulian dan simpati terhadap masyarakat korban banjir. Bantuan kemarin diantar langsung ke Posko Banjir di Kecamatan Muara Kelingi dengan harus menempuh perjalanan menembus beberapa titik jalan yang tergenang air. (ME-02)

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More