*Patut Menjadi Sekolah Percontohan
TERAWAS-Ada hal dan suasana yang beda saat masuk ke lingkungan SMA Negeri Terawas. Pastinya saat masuk ke sekolah ini seakan berada dalam kawasan pesantren, bahkan katanya ada hawa sejuk tersendiri dirasakannya. Hal itu tidak lain karena suasana Islami benar-benar terpancar dari sekolah yang telah menerapkan “bersalaman dan mengucapkan salam’ saat masuk gerbang sekolah ketika jam masuk pagi hari.
Dari kondisi tersebut menurut Bupati Musi Rawas (Mura), H Ridwan Mukti SMA Negeri Terawas memiliki kelebihan tersendiri dan pastinya selangkah lebih maju.
“SMA Negeri Terawas selangkah lebih maju dari seluruh sekolah di Kabupaten Musi Rawas ini,” tegas Ridwan Mukti di sela peresmian dua jembatan besar di Terawas Rabu (10/1). Salah satu bukti keunggulannya yakni dari penerapan pembinaan ahlaq siswanya ke arah sekolah yang Islami selain keunggulan bidang akademik dan lainnya. Contoh nyata secara tegas disampaikan Ridwan Mukti yakni penerapan penggunaan jilbab atau kerudung untuk seluruh siswi tanpa terkecuali.
Untuk menerapkan hal itu diakui Ridwan Mukti sulit, namun SMA Negeri Terawas mampu melakukannya dan sama sekali tanpa ada protes atau menimbulkan masalah. “Makanya ini merupakan satu keunggulan dan patut dicontoh sekolah lain di Musi Rawas,” katanya. Terlebih dalam mendukung program ‘Menuju Musi Rawas Darusallam’.
Pastinya SMA Negeri Terawas sudah menunjukkan eksistensinya dalam mensukseskan program ini bahkan cocok dijadikan pilot project suksesnya program besar Menuju Musi Rawas Darussalam. Sebab lingkungan sekolah sangat tepat mencetak generasi muda dengan memiliki Imtaq sehingga dapat menjadi panutan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Makanya apa yang telah diterapkan SMA Negeri Terawas kembali disampaikan Ridwan Mukti hendaknya diikuti sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Jika ini sudah terlaksana maka Musi Rawas Darusallam bukan hanya sebuah program namun benar-benar suatu kondisi nyata.
Dalam penerapan penggunaan jilbab, sekolah yang dipimpin Romli M.Pd sama sekali tidak ada unsur paksaan tapi melalui proses panjang sosialisasi sehingga memang muncul dari kesadaran dan keinginan siswinya untuk menjalankan ketentuan syariat Islam. Bukan itu saja hampir seluruh siswanya dipastikan bisa membaca Al Qur’an terlebih saat ini sekolah ini sedang menyusun rencana besar menetapkan satu syarat untuk bisa menjadi siswa di sana yakni harus bisa baca Al Qur’an.
Namun itu pihak sekolah tidak ingin terkesan memaksa atau diskriminatif dalam menerapkan kebijakan persyaratan ke sana. Yakni dengan pola yang sitematis, dimulai dari sosialisasi ke seluruh SMP termasuk masyarakat. Harapannya ketika ada siswa SMP yang ingin melanjutkan ke SMA Negeri Terawas mereka terpacu untuk belajar baca Al Quran. Nah sedikit banyak ini tentu satu bentuk upaya membantu pemerintah menekan angka buta aksara Al Quran dan juga sejalan dengan program Khatam Al Quran yang kini sedang dijalankan.
Selain itu di SMA Negeri terawasn juga banyak kebiasaan sebagai bentuk pembelajaran agama yang sudah diterapkan dalam upaya pembentukan ahlak anak didiknya. Yang paling simple (sederhana, red) sudah menerapkan pengucapan salam dan jabat tangan saat bertemu tepatnya ketika tiba di sekolah.
Penerapannya, setiap hari guru di SMA Negeri Terawas mendapatkan jatah piket untuk menyapa para siwa/siswi yang hadir dengan berdiri di gerbang sekolah. Selain tegur sapa dengan menyucapkan salam, siswa dan guru piket ini berjabat tangan termasuk antar siswa yang baru hadir. Untuk menambah suasana Islami, menggunakan pengeras suara dikumandangkan musik berupa lagu-lagu nasyid atau bisa diselingi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran sebelum masuk jam sekolah. Hasilnya suasana pagi hari di SMA Negeri Terawas sangat Islami. (ME-06)
0 komentar:
Posting Komentar