13 Februari 2010

Bibit Karet Linggau Kuasai Sumatera, Sampai ke Jawa

*Pembibitan Karet PT Temam Lestari Mandiri
LUBUKLINGGAU-
Kota Lubuklinggau saat ini menjadi salah satu daerah peghasil bibit karet yang sangat menjanjikan. Terbukti bibit karet dari Linggau hampir bisa dikatakan menguasai wilayah Sumatera bahkan sudah merambah Jawa. Salah satunya bibit karet yang diproduksi PT. Temam Lestari Mandiri (TLM) yang beralamat di Jl. Raya Air Temam II No. 17 RT. 04. Kelurahan Air Temam Kecamatan Lubuklinggau Selatan I.
Tidak hanya keret PT TLM dibawah pimpinan Subagiyo atau lebih dikenal dengan sebtan Gepeng juga memproduksi bibit sawit dimana pasarannya juga sangat menjanjikan.


“PT. Temam Lestari Mandiri berdiri pada 2006 lalu, menjual bermaca-macam bibit karet maupun sawit. Rata-rata konsumen yang datang ke sini datang dari berbagai propinsi seperti Sumsel, Sumut, Jambi, Riau, Aceh dan Bengkulu serta Lampung. Dari pulau Jawa pun pembeli sering datang ke sini dinataranya Serang dan Bogor,” kata Gepeng ketika diwawancarai Musirawas Ekspres, Jumat (12/2).


Dijelaskannya, jenis bibit karet yang ada diperusahaan ini bermaca-macam. Diantaranya Klon karet penghasil lateks, jenis karetnya PB 260 berasal dari Malaysia (prang besar) dan Klon penghasil lateks-kayu, jenis karetnya RRIC 100 berasal dari Srilanka dan IRR 39 dan IRR 118.


“Ciri produktifitas jenis klon karet adalah klon penghasil lateks dengan ciri potensi hasil lateks sangat tinggi dan hasil kayu sedang. Selain itu klon penghasil lateks-kayu mempunyai ciri potensi lateks sedang tinggi dan hasil kayu juga tinggi. Serta klon penghasil kayu mempunyai ciri potensi hasil lateks rendah tetapi hasil kayu sangat tinggi,” papar Gepeng. Mengenai harga Gepeng memberikan penawarkan yang bisa dijangkau masyarakat luas khususnya petani.


Untuk jenis karet PB 260 seharga Rp 4.500/batang dan untuk RRIC 100 Rp. 5.000s/d5.500, IRR 39 Rp 4.500 dan untuk IRR 118 seharga 6.000 hingga Rp 7.000/batang. Menurut Gepeng semua jenis karet mempunyai kualitas yang sama, tergantung pada si penangkar itu sendiri. Setelah umur 4 hingga 5 tahun karet sudah siap untuk disadap dengan catatan lilitan tinggi 5 cm dan dipupuk 2 kali/tahun.


“Dalam satu tahun kami ini bisa menjual 2.000.000 hingga 4.000.000 batang. Dalam sebulan PT TLM juga memenuhi permintaan 40 langganan yang diproduksi oleh 460 orang tenaga lapangan,” paparnya. Disampaikan Gepeng PT TLM telah mempunya empat cabang CV. Keempatnya yakni CV Muitara Bonggol, Ikadwi Persada, Hari Transfort dan Mutiara Sribawono dimana semuanya bergerak dalam bidang pertanian.
Dalam menjalankan bisnis ini Gepeng memngaku mempunayi satu prinsif dan tentunya mengedepankan kerja keras.


“Prinsip saya orang mampu kenapa saya tidak, dan orang bisa maka saya juga harus bisa,” tegasnya. Ditambahkannya pulan, PT TLM sangat mengutamakan pelayanan, keramahan dan kepuasan kepada setiap konsumen yang datang. Dia juga sangat tegas terhadap karyawan yang bekerja atau dengan kata lain mememang prinsip disiplin tinggi.



“Kita jual dia beli, kalau A katakan A atau sesuai pemesanan konsumen itu. Yang pasti setiap konsumen yang datang untuk membeli karet di sini akan diberi buku panduan tentang karet,” tegas Gepeng mengutarakan salah satu kiatnya mencapai sukses. (cw/03)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More