22 Februari 2010

1.718 Rumah di Muara Kelingi Terendam


*Terbesar Setelah Banjir 1992
MUARA KELINGI-Hingga Minggu (21/2) sedikitnya 1.718 rumah (kepala keluarga) atau 7.216 jiwa di delapan desa wilayah Kecamatan Muara Kelingi menjadi korban terendam, dengan kedalaman 3 meter hingga 4 meter. Kendati begitu baru segelintir warga yang mengungsi, baik ke posko atau pun ke tempat-tempat lebih tinggi, kebanyakan masih bertahan di loteng rumah. Sementara banjir di tujuh desa di BTS Ulu makin parah dan di Kecamatan Muara Lakitan sudah merendam rumah di delapan desa.

Camat Muara Kelingi, Musadik Nanguning kepada Musirawas Ekspres menjelaskan, kedelapan daerah yang terendam banjir adalah Kelurahan Muara Kelingi, Desa Binjai, Pulang Panggung, Tanjung, Bingin Jungut, Lubuk Tua, Lubuk Muda dan Mambang.
“Jumlah rumah terendam paling banyak di Muara Kelingi,” jelasnya. (data lengkap lihat tabel)

Sementara itu pantauan Musirawas Ekspres di Kelurahan Muara Kelingi, lokasi pemukiman warga yang terendam adalah di RT.1 hingga RT.5. Menurut beberapa warga, banjir ini terbesar setelah banjir 1982 lalu.

“2004 lalu pernah banjir tapi tidak sebesar ini. Bahkan rumah saya tidak tenggelam sekarang tenggelam, ini sama dengan banjir besar 1982 lalu,” jelas Wahyudin, warga RT 5.

Ditambahkan Wahyudin, air berasal dari luapan Sungai Musi, dan sejak tiga hari terakhir mulai sedikit demi sedikit masuk ke pemukiman warga.
“Daerah yang rendah seperti RT.1 sudah tiga hari ini tergenang. Namun air terus naik, makanya merambat ke daerah lain yang lebih tinggi,” jelasnya.

Karena rumahnya terendam, Wahyudin mengaku kini bersama keluarganya mengungsi ke rumah kerabatnya yang kebetulan belum tergenang. Diakuinya ia juga tidak bisa mencari nafkah sebagai pencari koral di sungai, makanya sementara ia menjadi ojek perahu bagi warga yang hendak evakuasi barang-barang.

Terpisah Isa (37) warga RT 1 Kelurahan Muara Kelingi, yang ditemui Musirawas Ekspres sambil menggunakan perahu ketek di depan rumahnya, menjelaskan sejak dua hari terakhir ia bersama keluarga terpaksa mengamankan diri di loteng. “Kami sudah dua hari ini tinggal di loteng,” jelasnya.

Ditambahkannya, rata-rata warga berpindah ke loteng rumah, atau pun bagi pemilik rumah panggung tinggal di lantai atas. Tapi jika air terus naik maka mereka harus pindah ke tempat penampungan atau pun ke rumah kerabat.
“Kami baru mulai evakuasi, rencananya ke tepi jalan raya, karena di sana lebih tinggi,” jelasnya.

Lain lagi dengan Neni. Kendati rumahnya baru sedikit tergenang, namun ia sudah siap-siap mengaevakuasi barang-barang. Bahkan di depan rumahnya sudah terpakirkan truk diesel, dan beberapa alat elektronik seperti lemari es, mesin cuci dan TV sudah di dalam bak.

“Kalau air semakin tinggi, saya tinggal pergi saja,” jelasnya.
Sementara itu Sultan A Gani, kini mengungsi di Kantor Camat Muara Kelingi. Ia bersama dua keluarga lainnya, sejak Minggu siang mulai mengungsi, karena bertahan di loteng rumah sudah tidak memungkinkan karena air terus naik.

Sama halnya dengan keluarga Susilawati, Rusnawati dan Mulyani, warga RT.5 ini sejak dua hari terakhir mengungsi ditenda-tenda.

“Kami sampai saat ini belum mendapatkan bantuan apa-apa,” kata Susilawati.
Pantauan Musirawas Ekspres, banjir ini kendati sudah diantisipasi warga, karena musibah musiman namun mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan para korban terancam kekurangan bahan makanan, karena akses ke keluar rumah terbatas menggunakan perahu, itupun harus membayar kepada ojek perahu dengan harga kisaran Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu per orang.

Terpisah Kapolsek Muara Kelingi, AKP Al Busro saat dihubungi tadi malam, menjelaskan ketinggian air belum menurun dan masih masih menggenangi kediaman warga. Bahkan halaman depan mapolsek juga tergenang, kendati belum sampai masuk ke dalam bangunan Polsek. (ME-01)
Jalan Mura-Muba Putus

BANJIR melanda Muara Kelingi, bukan hanya menggenani pemukiman warga namun jalan raya yang menjadi akses warga juga tergenang. Pantauan Musirawas Ekpres ada empat titik jalan yang tergenang, yakni di Desa Mandi Aur, dekat SPBU, kemudian dua titik di RT 8 Kelurahan Muara Kelingi terakhir di Desa Lubuk Muda.

Khusus di Lubuk Muda, badan jalan yang tergenang banjir paling panjang sekitar 300 meter. Banjir ini membuat akses jalur Musi Rawas ke Musi Banyuasin (Muba) putus total, karena kendaraan sama sekali tidak bisa melintas. Bahkan sebuah truk fuso mogok di tengah banjir ini.

Pengendara yang hendak ke Palembang, kini harus melintasi jalur lintas tengah (Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Indralaya). Bahkan diinformasikan di Desa Lubuk Tua (hendak ke Muara Kelingi dari arah Palembang) antrian kendaraan hingga 3 KM, dan tidak sedikit yang berbalik arah.

Yazid, warga Lubuk Muda menjelaskan, banjir mulai menggenani jalan tersebut mulai Minggu (21/2) dinihari.
“Semakin pagi airnya semakin dalam. Hingga tidak bisa melintas lagi kendaraan di sana,” jelasnya.

Sementara itu beberapa sopir truk, justru memilih menunggu di Rumah Makan. “Saya sudah dari subuh menunggu air surut,” jelas Paimin, sopir truk dari Bengkulu menuju Palembang membawa getah karet, saat ditemui di RM Gemilang Kelurahan Muara Kelingi.

Bahkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas, Hendi U Purnoto juga terjebak banjir di jalan umum Lubuk Muda. Ia yang saat itu dalam perjalanan pulang dari Palembang ke Lubuklinggau, terpaksa balik arah ke Palembang. “Saya juga ikut terjebak. Karena tidak ada kepastian kapan bisa ewat dan juga kemacetan yang sudah sangat panjang saya balik arah dan menggunakan jalur melewati Lahat untuk bisa ke Lubuklinggau agar besok (hari ini, red) bisa kerja,” jelasnya dihubungi melalui telepon.

Berkaitan dengan putusnya jalur ini, di simpang tiga Muara Beliti telah dipasang tulisan bahwa jalur tersebut putus. Sehingga pengendara yang hendak ke Palembang langsung melintasi Jalinteng.(ME-01)
Bantuan Berdatangan
BENCANA alam banjir di Kecamatan Muara Kelingi ternyata menarik simpatik beberapa pihak untuk memberikan batuan kepada masyarakat. Seperti dijelaskan Camat Muara Kelingi, Musadik Nanguning, organisasi dan perorangan sudah mengkonfirmasikan akan memberikan bantuan kepada masyarakat korban banjir.

“Sudah ada beberapa batuan yang kami terima seperti dari anggota DPRD Musi Rawas M Soleh, dan juga akan ada bantuan lainnya yang sudah dikonfirmasikan ke saya dan kini dalam perjalanan,” jelas Musadik, yang baru saja menerima secara simbolis bantuan dari M Soleh berupa beras kepada masyarakat.

Diakuinya bantuan yang langsung diterima masyarakat belum ada, hanya saja untuk di posko telah dipersiapkan dapur umum dari Dinas Sosial dan obat-obatan dari Dinas Kesehatan.

“Khusus untuk yang langsung diterima masyarakat, menunggu pendataan,” jelasnya.
Terpisah Anggota DPRD Musi Rawas, M Soleh, menjelaskan ia selaku putra daerah terpanggil untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. Selain itu menurutnya ia melakukan itu, karena belum ada bantuan yang langsung diterima masyarakat.

“Harapan saya, apa yang lakukan ini, bisa memotivasi anggota dewan lainnya,” jelasnya.

Adapun bantuan yang diberikan M Soleh, khusus warga Kelurahan Muara Kelingi yang kebanjiran, masing-masing KK mendapatkan bantuan 4 Kg beras.
“Jadi 4 Kg beras untuk setiap KK yang rumahnya kebanjiran. Kemudian juga diberikan bantuan ke Desa Binjai, Tanjung dan Lubuk Muda masing-masing 20 dus mie instant,” tambahnya.

Terakhir M Soleh mengharapkan 11 anggota DPRD Musi Rawas asal dapil IV, dan juga SKPD-SKPD secara pribadi memberikan bantuan kepada warga Kecamatan Muara Kelingi yang terkena bencana ini. “Dan ada beberapa rekan yang sudah konfirmasi hendak memberikan batuan seperti Alamsyah,” pungkasnya. (ME-01)


Kertoya ‘Hancur’ dan Terisolir
*Di Lakitan Ketinggian Air lebih 4 Meter

CECAR-Sementara itu untuk di Kecamatan BTS Ulu sedikitnya tujuh desa hingga tadi malam masih terendam. Bahkan ada masyarakat yang kehilangan rumah akibat roboh dan hanyut terbawa arus yang sangat deras. Sementara di Kecamatan Muara Lakitan banjir juga sudah sangat parah dimana ketinggian air ada yang sudah mencapai lebih 4 meter.
Salah satu daerah di BTS Ulu yang paling parah terkena banjir yaknia Dusun Kertoya Desa Mulyo Harjo SP4. Informasi terakhir ketinggian air hampir mencapai tujuh meter. Bahkan lebih parah lagi sudah merobohkan tiga unit rumah dan menghanyutkan satu unit rumah warga di sana.

“Sampai malam ini (tadi malam, red) sudah tiga rumah roboh dan satu rumah hanyut. Sebenarnya siang tadi (kemarin, red) air sudah surut sekitar dua meter tapi malam ini naik lagi bahkan makin parah, atap rumah tidak kelihatan lagi,” ungkap Zahir, warga Kertoya yang mengaku berada di perahu dekat rumahnya yang terendam hingga atap dihubungi via telepon tadi malam.

Akibatnya Kertoya khususnya dan Desa Mulyo Harjo menurutnya menjadi porak-poranda dan terisolir.

“Daerah kami ini jadi terisolir karena memang tidak bisa dijangkau. Jalan putus akibet tergenang dan air sangat tinggi sehingga kendaraan tidak bisa masuk,” katanya.
Sementara itu Kepala Bagian Humas Setda Mura, H Suryadi NZ didampingi staf dan wartawan Sabtu (20/2) mencoba memantau dan mengunjungi lokasi banjir di BTS Ulu. Namun mereka tidak bisa mencapai lokasi terparah termasuk Kertoya karena akses jalan ke BTS Ulu putus akibat beberapa titik khususnya di dataran rendah dan jembatan tergenang luapan air Sungai Musi.

“Kami tidak bisa sampai ke daerah terparah karena jalan putus. Bahkan jembatan Sungai Musi sudah tergenang,” kata Muzir. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More