04 Februari 2010

Kasus TB Paru Banyak Ditemukan di Mura

Kasus TB Paru di Mura pada 2009
No Kecamatan Jumlah Kasus
1 Muara Kelingi 37 kasus (BTA +)
2 Muara Beliti 36 Kasus (BTA +)
3 Rupit 28 kasus (BTA +)

MUSI RAWAS-
Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas (Mura) pada tahun 2009 lalu menemukan penderita Tuberculosis Paru (TB Paru). Dari 21 kecamatan yang ada di daerah itu terbanyak ditemukan di Kecamatan Muara Kelingi.

"Pada tahun 2009 lalu, Dinas Kesehatan Musi Rawas menemukan penderita TB Paru yang terbanyak di Kecamatan Muara Kelingi dengan 37 kasus (BTA +), sedangkan Puskesmas Muara Beliti, 36 Kasus (BTA +) dan Puskesmas Rupit 28 kasus (BTA +),” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Musi Rawas, Yanuar Shaleh. Dikatakanya, proporsi penderita Tb Paru pada umumnya lebih banyak pada usia produktif 15- 54 tahun sebanyak 91 persen. Rinciannya usia 15-24 tahun 15 persen, usia 25-34 tahun 23 persen, 35-44 tahun 26 persen dan 45-54 tahun 20 persen. Sementara proporsi anak 0-14 tahun sebesar 4 persen, lansia atau diatas 65 tahun 5 persen. Namun jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan 2008, penurunan produktitas sebesar 91 persen dan penularan dimasyarakat sebesar 4 persen.

Sedangkan menurut data yang ada pada pihaknya sejak tahun 2000-2008 menunjukkan trend penemuan penderita TB Paru BTA positif meningkat sebesar 7 persen. Sejak tahun 2003 penjaringan penderita TB BTA positif sesuai dengan standar Departemen Kesehatan RI yaitu 10 persen, artinya penetapan kriteria suspek tidak terjadi kelonggaran atau selektif.

Untuk penanganan penyakit ini kata dia, pihaknya telah melakukan penanganan penderita dengan strategi DOTS, konversi dan pemeriksaan diagnostik TB secara mikroskopis. Dimana dari tahun 2000 sampai 2008 dari semua penderita TB BTA Positif yang terdaftar semuanya atau 100 persen dilayanani dengan pengobatan DOTS.

Sedangkan untuk trend kesembuhan penderita TB BTA positif, sejak tahun 2000-2008 diatas 5 persen, sedangkan pada tahun 2001 mencapai diatas 85 persen dan 2007 sebesar 97 persen. Hal ini berkat kepatuhan pasien dalam menelan obat lebih baik dan peran Pengawas Makan Obat (PMO) terhadap penderita sehingga kesembuhan dan pengendalian dan keteraturan berobat secara efektif.

Dijelaskannya, upaya penemuan kasus TB Paru di Kabupaten Musi Rawas dilakukan dengan mencari kasus yang ada dimasyarakat, dimana berdasarkan target nasional diperkirakan dalam 1000 penduduk ada 1,6 penderita TB Paru. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya upaya pencarian penderita TB Paru di lapangan tidak dilakukan secara optimal, serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dahak secara rutin ke laboratorium di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Untuk pemeriksaan penyakit ini, di Kabupaten Musi Rawas masyarakat dapat memeriksakan diri di laboratorium seperti Puskesmas Kecamatan Muara Lakitan, Puskesmas Pauh Kecamatan Rawas Ilir. Kemudian Puskesmas Air Beliti Kecamatan Tuah Negeri, Puskesmas Jayaloka, Puskesmas Cecar Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu) dan puskesmas Ciptodadi, Kecamatan Sukakarya.

Guna meningkatkan luasan cakupan penemuan penderita TB Paru di 21 Kecamatan harus dilakukan pencarian penderita secara langsung di masyarakat yang beresiko tinggi dan adanya insentif bagi petugas pengelola program dan laboratorium dalam menjalankan tugasnya.(ME-06)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More