07 Oktober 2008

Pemukiman Warga Diserbu Lalat


LUBUKLINGGAU-Warga yang berada di wilayah Rt 3 Kelurahan Petanang Ilir, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, tiga hari belakangan ini merasa resah. Pasalnya sudah tiga hari ini rumah warga diserbu lalat, yang kuat dugaan berasal dari unit kandang ayam yang baru saja dipanen, disamping itu juga aroma dari kandang ayam tersebut sudah mengganggu warga sekitar. 
  Dijelaskan Ali Sabana, Pemilik Rumah Makan Siang Malam, yang rumah makan miliknya juga diserbu lalat, Senin (6/10), ia merasa kesal dengan kedatangan ribuan lalat ke tempat usahanya. Pasalnya, konsumen yang hendak menyantap makanan merasa risih. Dampaknya banyak mobil pribadi yang pergi ketika melihat ribuan lalat diruang makan dan bau minyak tanah yang disemprot sebagai penangkal kehadiran ribuan lalat.
  “Sejak ayam dipanen serentak, sejak itu pula lalat datang. Coba lihat ini, sudah banyak lalat yang mati setelah kita semprot dengan minyak tanah. Terus terang saya tidak menuntut kerugian, tapi saya mau ada tindakan pemerintah atas keberadaan peternakan ayam yang berada ditengah pemukiman warga,” kata Ali Saban yang sering dipanggil Cepot.
  Menurut Cepot, di RT 03 terdapat empat kandang ayam milik warga, dimana setiap 33 hari, ayam dijual. Tapi, jika ke-empat peternak menjual secara serentak, maka lalat beralih ke rumah warga dan usahanya. “Tahun ini yang paling parah. Ini buktinya,” kata Cepot sambil menunjukan kotak rokok yang penuh dengan lalat yang sudah mati.
  Diakuinya persoalan ini sudah pernah dilaporkan ke pihak RT dan Lurah setempat. Namun sampai saat ini belum ada realisasinya. Bahkan warga dengan perternak sudah pernah berembuk dan akhirnya peternak bersedia menyediakan obat penangkal. Tapi sama seperti RT dan Lurah sampai sekarang tidak ada realisasinya. 
  “Pagi tadi, saya sudah memberikan surat pernyataan kepada Camat, bahwa warga setuju peternakan itu ditutup. Kalau tidak ditutup hendaknya dipindahkan kelokasi yang jauh dari pemukiman,” pinta Cepot sembari mengaku sudah menghabiskan 15 liter minyak tanah untuk menyemprot lantai, meja, kaca, dan kursi dengan harapan lalat tidak datang.
  Terpisah, Lurah Petanang Ilir, Hendra Gunawan mengakui keresahan warga atas kedatangan lalat yang diduga berasal dari peternakan ayam tersebut. Bahkan ia sudah menerima laporan itu satu minggu sebelum lebaran. Namun, untuk menyelesaikan permasalahan itu, rencananya Kamis (9/10) sekitar pukul 10.00 WIB pihak kelurahan akan mengundang peternak, warga, LPM untuk mencari solusinya. 
  “Ini kejadian kedua. Tahun lalu juga terjadi seperti ini. Tapi bisa diselesaikan. Nah, untuk kali ini peternak dan warga akan kita panggil untuk mencari solusi. Pada prinsipnya peternak siap menutup usahanya jika memiliki dasar yang kuat,” imbuh Hendra.
  Soal izin keberadaan peternakan itu, pihak kelurahan tidak pernah mengeluarkan izin peternakan tersebut. Tapi, peternak memilki surat rekomendasi uji kelayakan dari Dinas Peternakan bahwa lokasi tersebut layak dijadikan lokasi peternakan. 
  “Keempat peternak memiliki surat rekomendasi itu. Kendati demikian tetap akan kita musyawarahkan,” tukasnya Disisi lain, Hendra menyayankan tindakan warga yang langsung memberikan surat pernyataan kepada pihak Kecamatan.  
  Hendaknya, surat itu disampaikan ke pihak kelurahan terlebih dahulu kepada kelurahan. “Kita tidak bisa menutup begitu saja apalagi informasinya peternakan itu binaan dari Dinas Peternakan. Tapi jika tidak ada izin usahanya tentu bisa saja ditutup,” tegasnya.(ME-02/jpnn) 

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More