28 Oktober 2008

Pemkab Mura Usulkan OP Beras Kepada Menteri Perdagangan

Priskodesi : Khusus Daerah Bukan Penghasil Beras
MUSI RAWAS – Krisis global atau krisis ekonomi dunia saat ini yang mengakibatkan anjloknya harga buah sawit dan karet dampaknya sangat terasa bagi masyarakat Kabupaten Mura. Pasalnya masyarakat Bumi Lan Serasan Sekentenan ini dominan sebagai petani karet dan sawit yang tentunya sangat tergantung dengan harga jual dua komoditi tersebut.

Alhasil paceklik kecil mulai terbentuk khususnya bagi petani karet dan sawit. Daya beli masyarakat khususnya petani kedua komoditi jauh menurun. Jika sebelumnya saat harga jual karet dan sawit tinggi mereka sangat konsumtif bahkan berlomba-lomba membeli barang lux termasuk kendaraan. Namun kini tidak lagi bahkan mereka siap-siap merelakan kendaraan ditarik pihak dealer karena tidak sanggup membayar angsuran. Bahkan untuk membeli kebutuhan pokok khususnya beras mereka kesulitan. 

Terkait kondisi tersebut Pemkab Mura sudah mengambil langkah guna membantu masyarakat. Menurut Kepala Bagian Ekonomi Setda Mura, Drs EC Priskodesi langkah paling konkret yang akan dilakukan yakni melakukan operasi pasar (OP) beras dengan harga murah. “Rencana OP beras ini merupakan hasil rapat koordinasi yang dipimpin langsung Bupati Mura, Ridwan Mukti menyikapi krisis global saat ini. Dimana yang paling penting pemerintah berupaya membantu masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok khususnya beras yang menjadi kebutuhan pokok setiap hari,” jelas Priskodesi.

Hanya saja OP Beras ini tidak bisa serta merta dilakukan, namun perlu persiapan matang dan koordinasi langsung dengan pemerintah pusat. “Dalam hal ini karena semuanya terkait dengan krisis global yang terjadi hampir di seluruh dunia maka penanganannya merupakan kebijakan pemerintah pusat. Hanya saja langkah dilakukan berdasarkan usulan dari pemerintah daerah. Untuk itulah kita mengajukan usulan OP Beras tersebut dan meminta persetujuan secara langsung,” katanya.

Lebih tepat dilanjutkan Priskodesi pihaknya sudah melayangkan surat langsung kepada Menteri Perdagangan RI terkait usulan OP Beras. “Untuk saat ini kita tinggal menunggu persetujuan dari Menteri Perdagangan. Dan biasanya jika disetujui akan langsung diteruskan kepada Bulog untuk teknis pendistribusiannya yang tentunya berkoordinasi langsung dengan Pemkab Mura,” tambahnya.

Sejauh ini memang belum ada jawaban, namun pihaknya berupaya semaksimal mungkin dengan melakukan lobi agar OP Beras bisa dilakukan mengingat hal ini sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan. “Mudah-mudahan, intinya kita berdo’a agar usulan ini bisa dipenuhi. Jika demikian teknisnya akan langsung kita susun. Terutama OP Beras akan dilaksanakan di daerah-daerah penghasil karet dan sawit. Maksudnya daerah yang mayoritas merupakan kebun sawit dan karet bukannya penghasil beras,” katanya.

Mengapa dipilih daerah tersebut, sebab karena tidak ada produksi beras masyarakat setempat tentu kesulitan mendapatkan beras. “Makanya pemerintah daerah berupaya membantu dengan mengadakan OP Beras di daerah yang bukan penghasil beras,” tukasnya.  

Selanjutnya mengenai pendistribusian beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang sempat macet akibat banyak tunggakan, menurut Priskodesi saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Kades dan perangkat pemerintahan sudah mulai melunasi tunggakan untuk kemudian mengambil jatah Raskin untuk didistribusikan. “Dengan mulai lancarnya pendistribusian Raskin diharapkan dapat membantu masyarakat di saat krisis global sekarang ini,” pungkasnya.  (ME-01) 


0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More