24 Oktober 2008

Karet di Lakitan Terpuruk Hingga Rp 2.000/Kg

MUSI RAWAS – Ironis! Dampak dari tsunami finansial saat ini, harga karet di Desa SP VII dan XI trans Hutan Tanaman Industri (HTI) Kecamatan Muara Lakitan anjlok menembus Rp 2.000/kg. Akibatnya perekonomian warga dua desa tersebut terpuruk.

“Harga karet di Desa SP VII dan XI saat ini turun hingga Rp 2.000/kg, sedangkan harga beras perkilonya mencapai Rp 7000/kg, perubahan perekonomian warga di dua tersebut sangat dirasakan. Dengan kondisi ini, masyarakat meminta kepada Pemkab Mura mengadakan program bantuan khusus menyikapi krisis saat ini,” kata Kepala Kesbangpolinmas, H Zainal Arifin S Sos kepada Musirawas Ekspres, Kamis (23/10).

Dikatakan Zainal, Kondisi tersebut diketahui saat dilakukannya penyelesaian sengketa lahan antara masyarakat trans HTI dengan PT Musi Hutan Persada (MHP).

”Saat ini perekonomian di dua desa tersebut terpuruk, sebab mata pencaharian utama warga merupakan penyadap karet. Selain terletak paling ujung di Kecamatan Muara Lakitan, warga terpaksa menjual produksi karetnya ke Pendopo Muara Enim sebab akses menuju ke kawasan itu sangat minim sehingga harga karet anjlok hingga Rp 2000/Kg,” jelasnya.

Dari kondisi itu, kata Zainal, warga mengharapkan adanya perhatian serius dari Pemkab Mura, dimana setidaknya warga dapat memperoleh beras dengan harga murah. Artinya kata Zainal warga mengharapkan adanya operasi pasar beras, karena harga karet jauh lebih murah dibandingkan beras. 

“Warga menginginkan adanya bantuan beras dari Pemkab Mura, sebab beras sangt sulit didaptkan dan harganya lebih mahal dari karet, OP beras tersebut setidaknya dapat membantu warga dalam masa krisis saat ini,” tukasnya.

Selian itu, lanjut Zainal warga juga mengharapkan adanya informasi yang jelas mengenai harga karet resmi. “Sebab saat harga karet di masing-masing wilayah berbeda-beda dengan alasan sesuai dengan jarak tempuh,” tandasnya.

Untungnya saat ini, menurut Zainal belum menampakkan adanya peningkatan tindak kriminal. Hanya saja kondisi tersebut tetap menjadi perhatian pihak terkait karena dikhawatirkan lambat laun akan terjadi peningkatan kasus kejahatan. 

“Sampai saat ini belum ada tindak kriminalitas yang mengkhawatirkan warga, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akibat kondisi perekonomian seperti ini kejahatan dapat meningkat. Untuk itu pihak kepolisian harus merespon kondisi ini,” pungkasnya. (ME04)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More