10 Desember 2009

Joko: Saya Bangga Dinon-aktifkan

* Merasa Idealisme Membela Aturan Berhasil
MUSI RAWAS-
Penonaktifan sekretaris DPC PDI-Perjuangan Musi Rawas (Mura), Joko Susanto, sebagai sekretaris DPC oleh DPP PDI-Perjuangan, tidak membuat kader partai ini menjadi patah semangat. Malahan penonaktifan itu membuat yang bersangkutan menjadi bangga, karena idealismenya sebagai kader yang dituntut konstitusional dan loyal berhasil. Malahan penonaktifan itu menunjukan bahwa pengajuan ketua defenitip yang diajukan DPC PDI-Perjuangan Mura, dinilai benar-benar tidak procedural.
Kepada Musirawas Ekspres, Rabu (9/12) melalui ponselnya, Joko Susanto mengatakan prinsipnya ia sudah dinonaktifkan menjadi sekretaris DPC PDI-Perjuangan, Jumat (4/12) lalu. Penonaktifan itu bukannya membuatnya menjadi lemah, sebaliknya merasa bangga sebagai kader partai berlambang banteng bermoncong putih, karena sebagai kader yang ditutntut konstitusional dan loyalitas dinilai berhasil.

Kendati bangga, tapi ia tetap menyayangkan keputusan penonaktifan tersebut karena dinilai tidak berpihak. Kenapa demikian ketika ia memperjuangkan idealisme menjunjung tinggi aturan-aturan partai terhadap persoalan yang ada di Mura. “ Nonaktif merasa bangga, walaupun terkesan tidak berpihak,”ungkapnya.
Mengapa ia dinonaktifkan, karena ia tidak ikut-ikutan dengan kader-kader lain yang merusak tatanan dan aturan-aturan partai yang sudah dipakai. Yang Cuma mengedepankan kepentingan ambisi dan jabatan daripada kepentingan masyarakat.
Selain itu juga ia merasa dengan penonaktifan itu keinginan menjunjungi tinggi aturan partai tetap dilaksanakan. Tapi bagi yang lain entah sebagai institusi apa, ketika institusi dijunjung tinggi dan tidak semena-mena dan dikangkangi itulah realitas yang terjadi. Namun demikian sebagai kader harus tegar dan yakin bahwa apa yang diperbuat itu benar. “ Kita harus tegar dan yakin bahwa apa yang dilakukan untuk kepentingan partai benar,”tegasnya.
Perlu diketahui kata Joko penonaktifan itu dilakukan secara fasum. Padahal didalam organisasi sudah diatur segala bentuk laporan sebelum diambil tindakan kader tadi harus dikonfirmasi. “ Seharusnya sebelum tindakan diambil ada konfirmasi, ini kenyataannya tidak ada konfirmasi,”jelasnya.
Mengapa ia meminta dikonfirmasi, kalau dikonfirmasi ditanyakan mengapa ia sebagai kader menentang, ada apa yang terjadi di pengurus DPC PDI-Perjuangan Mura. tentunya dengan pertanyaan itu akan menimbulkan pertanyaan, apa yang terjadi sebenarnya di DPC Mura. namun kenyataannya ia langsung dinonaktifkan. Sehingga ia beranggapan sebegitu pentingya ia harus dinonaktifkan.
Terus terang Joko mengatakan penonaktifannya terjadi, karena ia sebagai kader tidak mau menjadi kader-kader yang mendahulukan kepentingan pribadi. Atau diistilahkan yang penting bos senang. (ME-07)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More