23 Desember 2009

Bayi Usia 38 Hari Tewas Setelah Diimunisasi


MUARA BELITI-Bayi berusia 38 hari, Ryan Oktariansyah, anak pertama pasangan Hendra Effendi (24), dan Eni Maryani (20) warga Muara Beliti Baru meninggal dunia setelah mendapatkan suntikan imunisasi BCG dan tetesan Polio. Imunisasi itu dilakukan petugas kesehatan yang merupakan kegiatan rutin di kantor desa Senin (21/12). Atas kejadian tersebut pihak keluarga bisa menerima dan sejauh ini tidak berniat memperkarakannya.

"Setelah disuntik imunisasi anaknya nangis terus sampai malam harinya. Atas saran dari bidan desa melalui telepon dianjurkan untuk diberi paracetamol tablet. Namun sampai tengah malam tetap saja nangis dan sekitar pukul 03.00 WIB meninggal dunia," kata Burlian (47) yang merupakan kakek korban.

Burlian yang ditemuai Musirawas Ekspres di rumah duka Gang Air Terjun, RT 02, Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan Muara Beliti menceritkan kronologis kejadiannya. Diceritakannya berawal saat almarhum Ryan dibawa sang ibu untuk imunisasi yang diselenggarakan di depan Kantor Desa Muara Beliti Baru, bersama dengan balita lainnya. Saat disuntik BCG menurutnya kondisi bayi itu dalam sehat. Namun beberapa jam setelah disuntik suhu badannya berubah menjadi dingin dan selalu menangis.

Ditambahkan orang tua korban Hendra Effendi, meskipun tidak akan menuntut pihak-pihak terkait, namun mereka butuh kejelasan penyebab kematian anaknya. Ini penting agar pihak keluarga dapat menerimanya dengan lapang dada.

Sementara itu Kepala Puskesmas Muara Beliti, dr A Iqbal El Husni, menjelaskan protap imunisasi. Menurutnya sebelum dilakukan pemberian suntikan kesehatan bayi diperiksa terlebih dahulu. Dan untuk imunisasi yang dilakukan di Desa Muara Beliti Baru pada Senin (21/12) dari enam Balita yang diimunisasi hanya korban saja yang bermasalah.

Setelah mengetahui korban meninggal tambah dia, pihak puskesmas yang dipimpinnya bersama dengan pihak Dinkes Kabuaten Musi Rawas langsung datang ke rumah duka. Selain mengucapkan bela sungkawa dan permintaan maaf, mereka juga melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban. Hasil dari pemeriksaan terhadap tubuh korban terlihat adanya bercak darah di bagian mata dan lendir yang keluar melalui hidung.

Keluarnya bercak darah dimata dan lendir di hidung menurut tim medis puskesmas setempat sebagai akibat menangis yang berlebihan. Hal ini besar kemungkinan akibat pemberian suntikan BCG dan pemberian vaksin polio di bawah bagian kulit mengakibat rasa sakit kepada korban. Namun pada umumnya balita yang disuntik hanya akan mengalami kesakitan sesaat saja dan rasa sakit ini akan hilang dalam beberapa menit selanjutnya.

Vaksin yang diberikan menurut pihaknya sudah diperiksa dan masih layak. Petugas yang melakukan penyuntikan boleh dilakukan oleh petugas kesehatan lainnya selain bidan desa ,misalnya perawat atau tenaga kesehatan lain yang menguasai bidang kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Mura, Harus Sohar melalui Sekretaris Rahman Yuzir saat dikonfirmasi menakui adanya kejadian tersebut. “Dr Iqbal sedang konsultasi dengan dokter spesialis anak. Menurut medis kemungkinan imuniasai yang gagal 0,05 persen,” jelas Rahman. Tetapi yang pasti menurutnya sudah dipelajari secara mendalam protap yang dilakukan oleh petugas kesehatan saat pelaksanaan imunisasi dan itu semua sudah dijalani. “Selanjutnya besok (hari ini, red) akan kami bahas lebih lanjut,” katanya.

Sementara itu Ketua YLKI Mura, Hasran Akwa mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Menurut Hasran kejadian ini harus menjadi pembelajaran penting dan juga hendaknya ditindaklanjuti guna mencegah kejadian yang sama selanjutnya.


”Atas kejadian ini kami meminta Dinkes Mura memberikan sanksi jika memang terbukti ada unsur kelalaian. Selain itu YLKI meminta suaya tenaga kesehatan yang ada di daerah khususnya desa harus benar-benar orang yang professional, bukan hanya sekedar selesai sekolah. Selain itu juga diperjelas dari mana obat-obatan yang digunakan jangan asal murah,” tegasnya. Sebab Hasran mensinyalir ada obat-obatan murah yang dijual dimana menjadi pilihan utama tenaga kesehatan yang membuka praktek.(ME-06/ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More