LUBUKLINGGAU-Anggota DPRD Kota Lubuklinggau tidak sependapat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau kalau lokasi pembuatan balai benih ikan (BBI) hias di obyek wisata Watervang dilakukan ditempat yang sama. Ini menimbulkan pro dan kontra mengingat dilokasi yang sama pembuatan BBI pernah gagal karena dihantam banjir.
“ Oktober lalu benih ikan yang ada hanyut karena terkena hantaman banjir. Dan itu merupakan kerugian bagi daerah,”jelas Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Hasby Asadiki didampingi Wakil Ketua I, Merismon, kepada Musirawas Ekspres, Rabu (2/12).
Walaupun sudah pernah gagal sekarang Pemkot Lubuklinggau memprogramkan lagi pembuatan BBI hias dilokasi yang sama. Ini yang menjadikan dewan tidak sependapat. Jelas-jelas sudah ada penyalaman kata Merismon pasca banjir, kenapa dibuat lagi dilokasi yang sama.
Kalau dibuat dilokasi yang sama dewan mengkhawatirkan BBI hias tersebut akan terkena banjir lagi. Untuk itu supaya BBI hias tersebut dapat berjalan dengan baik supaya program dan planning (Perencanaan-red) dilakukan dengan baik.
Lebih jauh ia mengatakan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan, dewan akan turun kelapangan untuk melakukan pengecekan, apakah tempat BBI hias yang sudah ditetapkan eksekutip sudah layak atau belum. “ Kita akan mengecek lokasi BBI hias apakah layak atau tidak karena anggarannya sangat besar,”jelasnya.
Setelah melakukan pengecekan dewan akan memberi saran kepada pihak eksekutif, bahwa lokasi itu layak atau tidak. Kalau memang mau dibangun lagi BBI hias harus dipertimbangkan betul lokasi dan juga harus melihat kondisi cuaca yang selalu berubah. Kalau tidak memperhatikan factor tersebut ditakutkan pembuatan BBI hias tersebut menjadi mubasir. “ Kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi pembuatan BBI hias harus dilakukan dengan pencermatan,”pintanya.
Pertimbangan ini kata Merismon disampaikan saat Komisi II, III dan Panitia Khusus (Pansus) mengundang mitra. Untuk komisi II mengundang mitra yakni Dinas Koperasi dan Pengelolaan Pasar, Dinas Pertanian dan Perikanan dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Salah satu agendanya adalah membahas masalah BBI tadi dengan Dinas Pertanian dan Perikanan. Sedangkan Komisi III mengundang Dinas PU dan BPD Sumsel.
Diundangnya mitra tersebut kalau komisi II membicarakan masalah BBI hias. Tapi secara keseluruhan kata Merismon komisi II dan III serta Pansus intinya evaluasi laporan tentang program masing-masing dinas dalam hal pencapaian sekaligus realisasi anggaran. Kemudian evaluasi beberapa dinas yang penyerapan realisasi anggaran dianggap masih rendah.
“ Juga mempertanyakan hal-hal terkini yang terjadi ditengah masyarakat, seperti Chikungunya,”jelasnya.
Perlu diketahui katanya selain masalah BBI hias, komisi juga mempertanyakan masalah penyakit chikungunya yang mendera masyarakat. “ Kami meminta penjelasan Dinkes masalah chikungunya,”kata Merismon.
Sementara itu kalau koperasi realisasi penyerapan anggaran sudah mencapai 98 persen, sedangkan dinas lain realisasi anggaran 2009 sudah mencapai 65-70 persen.
Nah supaya masyarakat mengetahui hasil pertemuan dengan mitra tadi antara lain masalah program fisik. Dewan akan turun kelapangan untuk melakukan pengecekan, apakah benar program itu dilaksanakan atau tidak. Salah satu contoh Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Perhutanan yang ada program pencetakan sawah baru. “ Kita akan melakukan pengecekan ada atau tidak pencetakan sawah baru. Kalau ada sudah berapa banyak yang sudah terealisasi,”tegasnya. (ME-07)
0 komentar:
Posting Komentar