MUSI RAWAS-Peluang untuk mendapatkan bantuan dana hibah Rp 6,5 Milyar program Second Kennedy Round (SKR) dari Pemerintah Jepang dalam program peningkatan produksi pangan masih terbuka. Hanya saja batas waktu atau deadline yang ada untuk memastikan realisasi bantuan tersebut hampir habis. Jika sampai akhir bulan ini belum ada proses negosiasi antara daerah dengan pusat, sulit untuk bisa mendapatkannya.
Seperti halnya disampaikan Kepala Bagian Ekonomi Setda Mura, Kgs Effendi Ferry saat dikonfirmasi Musirawas Ekspres kemarin (11/12). Menurut Ferry yang terus mengikuti perkembangan program tersebut, sejauh ini pemerintah pusat masih menunggu konfirmasi khususna usulan untuk mendapatkan dana hibah tersebut.
“Intinya informasi terbaru Deptan (Departemen Pertanian) pusat menunggu usulan daerah. Dalam hal ini tentunya usulan berbentu proposal yang berisikan pengajuan untuk mendapatkan bantuan serta program yang ditawarkan untuk dibiayai dana hibah dari Jepan tersebut,” ungkap Ferry.
Untuk itu pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam membaca peluang tersebut.
“Jadi dalam hal ini Dinas Perkebunan serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikutura yang sangat berperan. Dalam hal ini keduanya diminta untuk menyampaikan proposal atau usulan kepada pemerintah pusat sampai dengan batas waktu yang ditentukan,” katanya.
Usulan tersebut merupakan salah satu tahapan penting dalam memperjuangkan dana hibah Jepang tersebut dan untuk kepastiannya memang banyak tahapan lainnya.
“Seperti halnya disampaikan, setelah ada usulan dari daerah kemudian tim dari pusat akan turun untuk mengecek lokasi guna memastikan apakah usulan terseut layak atau tidak. Makanya usulan ini penting untuk menapak tahapan selanjutnya guna memastikan dapat tidaknya bantuan dana tersebut,” ungkap Ferry. Jika sampai batas akhir yang ditentukan usulan tidak sampai ke Deptan maka dipastikan peluang untuk mendapatkan bantuan tersebut tertutup.
“Dari informasi yang didapat untuk peluang bantuan hbah SKR yakni Rp 3 Milyar bidang perkebunan dan Rp 3,5 Milyar pertanian,” pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, SKR merupakan hibah pemerintah Jepang dalam rangka meningkatkan produksi pangan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam pelaksanaannya bantuan diberikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari bantuan pupuk KCL, Demplot pemupukan berimbang, pengembangan benih, modal usaha tani, pelatihan dan pendidikan bagi petani dan berbagai bentuk bantuan lainnya.
Bantuannya dengan istilah grant assistance for underprivileged farmers dengan sasaran bantuannya petani kecil atau petani yang kurang mampu. (ME-02)
Berita Utama
12 Desember 2009
Deptan Tunggu Usulan daerah
Top Reader
-
LUBUKLINGGAU- Beredarnya isu menyesatkan mengenai dua sejoli yang sedang berhubungan intim dan tidak bisa lepas (gancet) hebohkan warga Lubu...
-
LUBUKLINGGAU- Mengejutkan. Ternyata antenna yang dipasang ditower PT Telkomsel menyebarkan radiasi tinggi yang menimbulkan dampak kesehatan ...
-
*Operasional Terkendala Izin Slot Time MUSI RAWAS- Rencana penerbangan reguler melalui Bandara Silampari untuk pesawat komersil dengan rute ...
-
MUSI RAWAS- Pembukaan jalur penerbangan Lubuklinggau-Jakarta via Bandara Silampari Mura-Bandara Sokarno Hatta Cengkareng Jakarta menuai suks...
-
LUBUKLINGGAU- Dua orang tersangka jambret nyaris tewas dikeroyok massa. Keduanya adalah Doni (20) dan Eko Saputra (26), keduanya warga Jl Ga...
0 komentar:
Posting Komentar