*Tak Kebagian Pasokan Air Irigasi
MUSI RAWAS-Akibat minim pasokan air irigasi untuk persawahan, puluhan petani di Desa Satan Indah dan Desa Air Satan Kecamatan Muara Beliti berencana akan mendatangi gedung DPRD Mura guna mengadukan nasib mereka. Munculnya rencana tersebut menyusul belum adanya solusi dari pemerintah untuk membagi secara adil air irigasi dari saluran tersier maupun sekunder.
Petani dua desa tersebut menilai selama ini air irigasi persawahan di wilayah mereka telah dimonopoli pengusaha kolam air deras yang berdiri di sepanjang saluran irigasi. Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir sehingga mengancam keberadaan 250 hektar sawah di kawasan itu.
“Saat ini kami sedang menghadapi musim paceklik karena sudah delapan bulan lebih sawah kami tidak digarap,” kata Kepala Desa Satan Indah Jaya, Subandi kepada koran ini, Jumat (13/11). Dilanjutkan Subandi untuk mengatasi krisis air ini, petani Satan Indah Jaya dan Air Satan sepakat untuk melakukan rembuk untuk mencari solusi penyelesaian terhadap pasokan air.
Sementara itu Kepala Desa Air Satan, Ghufron pada pertemuan bersama Kelompok Tani dan Gabungan Petani Pengguna Air serta petani penguna dan pemanfaatan air mengatakan rembuk tersebut merupakan upaya untuk mencari solusi kekurangan air bagi tiga kelompok tani di Air Satan dan Satan Indah Jaya.
“Kami mengundang Dinas PU Perairan kabupaten Musi Rawas untuk membahas serta mencari solusi penyelesaian permasalahan ini,” katanya.
Dilanjutkannya, dalam kesepakatan tersebut jika pemerintah tidak dapat menemukan Solusi dalam mengatasi permasalahan ini dalam dua minggu sejak pertemuan ini, mereka akan bersama- sama untuk mendatangi gedung DPRD Mura untuk mengadukan permasalahan ini.
Sementara itu, Suhaimi Ketua P3A dan kelompok tani, Joko Tirto desa Satan Indah Jaya mempertanyakan kebijakan dinas PU pengairan dalam pembagian air karena sudah sejak 8 bulan ini seluruh areal persawahan mereka tidak mendapatkan air.
“Kami ini sudah tidak bisa menanami areal persawahan kami untuk itu kami memnita pertangung jawaban dari dinas Pu Pengairan terkait permasalahan ini,” katanya.
“Untuk itu kami mengajak kepala desa, serta ketua kelompok tani, P3A untuk mengadap kepala dinas Sabtu, (14/11) dan kita mendengarkan solusi apa yang dapat dilakukan oleh dinas Pu pengairan Terkait hal ini,” katanya.
Selain itu berita acara pertemuan ini akan dilanjutkan kepada Bagian Pembanguan, Bappeda dan juga Asisten bagian pembangunan Kabupaten Mura untuk dicarikan solusi terbaik. Dilanjutkannya permasalahan ini tidak bisa di tunda- tunda pennyelesaiannya karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu juga dengan tidak berproduksinya areal persawahan di dua desa tersebut juga dapat menganggu program Musi Rawas sebagai Lumbung Pangan Provinsi Sumatera Selatan.(ME-06)
0 komentar:
Posting Komentar