22 Januari 2010

SUU Stressing Pansus Aset, Dukung Perda SBW


*Aksi Damai dengan Bendera Ukuran 6 x 7 Meter
MUSI RAWAS-
Puluhan massa dikomandoi Koordinator SUU, Herman Sawiran di bawah bendera merah putih ukuran 6 x 7 meter (menandakan Rp 6,7 Milyar kasus Bank Century) menggelar aksi demonstasi damai di Kantor DPRD Kabupaten Mura dan Kota Lubuklinggau Kamis (21/1). Aksi damai diwarnai orasi dan alunan lagu Ebit G Ade dan Iwan Fals itu memberikan stressing atau penekanan kepada Pansus Aset DPRD Mura untuk bekerja maksimal.

Sementara di DPRD Kota Lubuklinggau SUU mendukung dewan untuk mengambil hak inisiatif menyusun Raperda Sarang Burung Walet (SBW) dimana terkesan selama ini diredam Pemkot Lubuklinggau. Sebagai bentuk stressing dan juga untuk menjamin anggota dewan Mura dan Lubuklinggau, SUU memberikan draft surat pernyataan yang ditandatangani anggota Pansus Aset dan anggota dewan Linggau. Bahkan untuk meyakinkan, penandatangan surat pernyataan oleh anggota Pansus Aset Mura dilaksanakan dibawah sumpah menggunakan Kitab Suci Al Qur’an.

Dalam aksinya kemarin, SUU mendesak Pansus Aset yang dibentuk DPRD Kabupaten Mura agar segera menunjukkan hasil. Pasalnya sejak dibentuk beberapa waktu lalu hingga kini belum terlihat adanya gerakan dari Pansus tersebut untuk melakukan pemanggilan maupun pemeriksaan terhadap sejumlah mantan pejabat Pemkab Mura. Khususnya mereka yang saat ini masih menguasai aset negara yang diperolehnya saat menduduki jabatan strategis serta mantan anggota DPRD periode 2004-2009 lalu.

Koordinator SUU, Herman Sawiran mengungkapkan, pihaknya meminta kepada Pansus I dan II agar bekerja dengan serius dan berani mengungkapkan ke ublik mengenai sudah sejauh mana kinerja mereka dalam upaya pengembalian aset negara yang saat ini masih dikuasai oleh perorangan.

”Kita meminta agar Pansus segera menuntaskan persoalan aset tersebut, jika tidak kita minta agar DPRD Mura segera membubarkan Pansus, jangan hanya gagah-gagahan saja,” teriak Herman.

Karena jika tidak segera dituntaskan lanjut Herman, masalah ini akan menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat dan menimbulkan kesan jika pembentukan pansus tersebut hanya sebagai ajang ikut-ikutan dengan Pansus Century. SUU juga meminta anggota Pansus dan anggota dewan lainnya menandatangani kontrak politik dengan mereka sebagai tanda keseriusan dalam menuntaskan permasalahan aset tersebut.

”Jangan sampai keberadaan Pansus ini malah dijadikan alat untuk melakukan deal-deal dengan sejumlah mantan pejabat,” ungkapnya.

Tidak berselang lama, Ketua Pansus Aset DPRD Kabupaten Mura, Wahisun Wais Wahid beserta anggota dewan lainnya, I Wayan Kocap, Leo Adonora dan Toyeb Rokembang menemui pada pendemo. Selain menjawab tuntutan para pendemo, mereka juga bersedia untuk menandatangani kontrak politik yang disodorkan SUU.

”Saya berjanji akan segera menuntaskan permasalahan aset ini dan melaporkan kepada masyarakat sudah sejauh mana kinerja Pansus I dan II,” kata Wahisun.

Dia juga berjanji akan selalu memantau segala aktivitas anggota Pansus dan meminta laporan kepada mereka terkait kinerjanya dalam penyelesaian masalah ini.
”Setelah kita mengumpulkan data pendukung yang cukup, kita akan segera melakukan pemanggilan terhadap mantan pejabat dan anggota dewan yang saat ini masih menguasai aset negara tersebut. Dan jika setelah dipanggil mereka tidak datang, maka kita melalui paripurna akan kita rekomendasikan agar membawa masalah ini ini ke jalur hukum,” tegasnya.

Wahisun menjelaskan, dari hasil inventatrisir yang dilakukan Pansus diketahui jika total aset negara yang saat ini dikuasai perorangan mencapai Rp 1 Trilyun yang terdiri dari tanah, rumah, mobil dan lainnya.

”Kalaupun ternyata barang tersebut mereka miliki melalui proses lelang, maka kita akan pelajari apakah proses lelang telah sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, jika tidak akan kita batalkan,” tukasnya.

Setelah puas mendengarkan jawaban dari Pansus, rombongan SUU bergerak menuju DPRD Kota Lubuklinggau. Disana mereka mendesak agar peraturan daerah (Perda) yang mengatur mengenai sarang burung walet (SBW) segera disyahkan, karena polemik mengenai hal ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan tidak pernah ada penyelesaian.

Massa SUU tiba di DPRD Lubuklinggau sekitar Pukul 11.00 WIB. Kedatangan puluhan demonstran yang dikomandoi koordinator SUU Herman Sawiran ini. Setelah sebelumnya mendatangi kantor DPRD Mura, mereka langsung menuju Gedung DPRD Lubuklinggau. Dengan berjalan kaki masa yang membawa Bendera Merah Putih Ukuran 6X7 Meter dan spanduk hitam yang bertuliskan DPRD Pansus jangan Kong Kali Kong Mengenai Kasus Aset Gate. Salain itu spanduk bertuliskan menuntut DPRD kota Lubuklinggau jangan hanya memikirkan Proyek tapi memikirkan rakyat, Kota Lubuklinggau milik rakyat bukan pengusaha walet, Lempar Koruptor Century ke Neraka, SBY Jangan Cengeng Tegas Selesaikan Korupsi.

Setelah puluhan demonstran itu sampai di halaman DPRD Linggau mereka ditemui Wakil Ketua I DPRD didampingi anggota DPRD Lubuklnggau lainnya. Awalnya Herman Sawiran bersama massa sempat kecewa karena banyak anggota DPRD Lubuklinggau banyak yang tidak ngantor, padahal kemarin bukan hari libur.
Dalam orasinya diiringi lagu Iwan Fals berjudul Wakil Rakyat, Herman menuntut DPRD segera menyikapi masalah burung wallet yang ada di Lubuklinggau yang tak kunjung selesai. Selain itu menuntut DPRD lebih memikirkan rakyat karena banyak rakyat sengsara dank kelaparan. Setelah melakukan orasi, langsung dijawab oleh Merismon didampingi beberapa anggota dewan lainnya.

Menurut Merismon DPRD Lubuklinggau berjanji akan menuntaskan permasalahan sarang burung walet yang telah meresahkan masyarakat paling lambat akhir Februari 2010. Apabila pihak eksekutif belum membuat Perda tentang burung walet ini maka pihaknya bersama anggota Legeslatif lainnya akan membuat perda inisiatip. Setelah selesai, puluhan demonstran menyerahkan kitab suci Al-Quran dan melakukan penggalangan tanda tangan seluruh anggota DPRD lainnya.

“apabila salah satu saja ada yang tidak menandatangani maka bubarkan saja anggota dewan ini,” ujar Herman dengan nada berapi-api. (ME-06/CW-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More