20 Januari 2010

Selangkah Lagi Disbun Dapat Dana Hibah Jepang

MUSI RAWAS-Satu langkah lagi bantuan dana hibah program Counterpart Found Second Kennedy Round (FC-SKR) dari Pemerintah Jepang dalam program peningkatan produksi pangan bakal didapatkan Pemkab Mura. Tepatnya Dinas Perkebunan (Disbun) hampir sukses menggapai peluang anggaran senilai Rp 3 Milyar tersebut.
Kepastiannya menurut Kepala Disbun Mura, Suharto Patih akan diketahui hari ini.

“Usulan proposal kegiatan yang disampaikan Dirjenbun mengenai penggunaann dana CF-SKR dari Dinas Perkebunan Kabupaten Mura pada prinsipnya diterima. Selanjutnya diteruskan pada proses berikutnya pada tanggal 20 Januari 2010 (hari ini, red) pada saat pertemuan Indonesia-Jepang (JIM),” papar Suharto yang khusus menugaskan Kabid Perlindungan Tanaman, Nurhasanah Yoesoef dan Kabid Program, Eman Suherman untuk berjuang di Jakarta memaksimalkan peluang dana hibah Jepang ini.

Jadi disampaikan mantan Kabag Pembangunan ini, penentuan dapat tidaknya Disbun Mura di dalam penggunaan dana CF-SKR akan diketahui setelah adanya petemuan Indonesia-Jepang hari ini. Untuk itu Dishub terus memonitor bahkan masih ada yang berada di Jakarta untuk memastikannya.

“Intinya kita akan berjuang agar dana hibah Jepang dalam program CF-SKR ini kita dapatkan. Sebab ini peluang yang sangat besar bagi sektor perkebunan di Mura khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dalam hal ini petani karet,” ungkapnya.

Dimana sesuai dengan proposal yang disampaikan Disbun dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris, kegiatan yang diusulkan yakni ‘Program Pendapatan Petani Karet Rakyat melalui Program Tumpang Sari (intercropping) di Kabupaten Mura Propinsi Sumsel’. Mengenai jumlah dana yang diusulkan dalam proposal yang pada prinsipnya sudah diterima itu senilai Rp 2,684 Milyar.

Suharto juga mengungkapkan jika memang dana hibah Jepang ini bisa tembus maka menjadi berkah bagi seluruh masyarakat Mura khususnya petani karet. Sebab dana yang ada ini pada prinsipnya akan digunakan untuk membantu kesejahteraan petani yang merupakan salah satu tugas pemerintah dalam hal ini Disbun Mura.

Ditambahkan Suharto, untuk menangkap peluang dana SKR yang pada awalnya dibantu Kabag Ekonomi Kgs Effendi Ferry, perjuangan yang dilakukan jajarannya dirasakan sudah benar-benar maksimal.

“Yang terbaru pada 9 hingga 13 Januari 2010 lalu kita menghadiri rapat dan paparan proses seleksi kegiatan pemantapan dana CF-SKR tahun 2010 di Departemen Pertanian RI Jakarta,” ungkap Suharto.

Tepatnya rapat dan paparan tersebut telah dilaksanakan di Gedung A Lantai IV Departemen Pertanian RI di Jakarta yang dihadiri Dinas Perkebunan RI dan Tim CF-SKR. Dari hasil paparan itulah akhirnya terungkap bahwasanya proposal yang diajukan Disbun Mura pada prinsifnya diterima. Selanjutnya Tim CF-SKR yang akan melakukan paparan saat pertemuan Indonesia-Jepang (JIM) hari ini akan memastikan apakah semuanya sukses atau tidak.

Sebagai informasi tambahan, untuk mendapatkan bantuan dana hibah sektor perkebunan, usulan atau proposal dari pemerintah daerah merupakan salah satu tahapan penting. CF-SKR sendiri merupakan hibah pemerintah Jepang dalam rangka meningkatkan produksi pangan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam pelaksanaannya bantuan diberikan dalam berbagai bentuk. Mulai dari bantuan pupuk KCL, Demplot pemupukan berimbang, pengembangan benih, modal usaha tani, pelatihan dan pendidikan bagi petani dan berbagai bentuk bantuan lainnya. Bantuannya dengan istilah grant assistance for underprivileged farmers dengan sasaran bantuannya petani kecil atau petani yang kurang mampu. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More