25 Juni 2010

Warga Mulai Ikut Keracunan

*Akibat Makan Ikan yang Mati Diracun
LUBUKLINGGAU-
Beberapa orang warga Lubuklinggau diduga mulai ikut keracunan setelah mengkonsumsi ikan yang mati akibat diracun oknum tidak bertanggungjawab. Keluhannya warga mengaku pusing, mual, muntah dan mencret (BAB, red) setelah mengkonsumsi ikan mati akibat keracunan di Desa Tanah Periuk Kecamatan Muara Beliti dan Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Kondisi ini tampaknya menegaskan ikan tersebut tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

Salah seorang yang menjadi korban adalah Sugeng, warga Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara I. Kepada Musirawas Ekspres Kamis (24/6) sore, ia mengatakan setelah mengkonsumsi ikan itu, ia merasa pusing dan mual-mual.
“Saya baru memakan ikan itu tadi pagi (Kamis (24/6) pagi, red). Ternyata setelah memakannya kepala terasa pusing. Awalnya saya mengira sedang masuk angin, apalagi sehari sebelumnya pergi ke Megang Sakti dan pulang larut malam,” cerita Sugeng.

Namun sore hari ketika memakan ikan tersebut, kepalanya kembali terasa pusing dan perut mual-mual. Ia pun becerita kepada istri dan anaknya, ternyata anaknya merasakan hal yang sama, setelah makan pusing dan mual-mual. Bukan itu saja seorang tetangganya juga menceritakan yang sama.

“Ayuk saya di dekat rumah juga mengaku pusing setelah memakan ikan yang mati keracunan itu,” tambah Sugeng, yang mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya informasi banyak ikan mati karena diduga diracun.

Kondisi ini ditambahkan Sugeng juga dicerikannya kepada adiknya, Endang warga Kelurahan Eka Marga. Ternyata Endang mengalami hal yang lebih parah, setelah memakan ikan justru mencret-mencret.

“Saya minta kepada pihak yang berwenang segera meneliti hal ini, agar tidak menyebabkan orang lain keracunan,” tambahnya.

Mengenai asal-usul ikan, menurut Sugeng, Rabu (23/6) pagi bersamaan heboh ratusan ton ikan mati di Tanah Periuk dan Eka Marga, ada penjual ikan keliling di Sumber Agung.

“Penjualnya menggunakan angkot kuning dan dengan harga sangat murah yakni 3 Kg ikan nila Rp 10 ribu,” terangnya.

Karena harga murah, istri Sugeng dan beberapa tetangganya membeli ikan yang diduga beracun tersebut. Kemudian langsung dikonsumsi oleh keluarganya, hingga keracunan.

“Saya seharian kemarin (Rabu, red) pergi jadi tidak mengetahui adanya kejadian itu,” jelasnya.

Sementara itu pantauan Musirawas Ekspres, kolam-kolam yang ikannya mati pasca diracun sementara tidak melakukan aktivitas. Mereka sepertinya belum mau menambah ikan di dalam kolam, hanya saja ikan yang selamat tetap dibiarkan.

Selain itu, beberapa warga tampak sibuk membersihkan saluran irigasi dari bangkai ikan, karena sudah menimbulkan aroma tidak sedap. Seperti di dam paying warga bergotong royong memberihkan saluran irigasi. Namun di lain sisi warga mencari ikan dengan cara menjala juga masih lumayan banyak. (ME-01)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More