13 Juli 2010

Waspada, Beredar Beras Dicampur Pemutih

*Memicu Kanker dan Kerusakan Paru-paru
LUBUKLINGGAU-
Masyarakat di Lubuklinggau harus benar-benar selektif memilih beras di pasaran. Sebab saat ini terindikasi beredar beras berpemutih kimia berbahaya diduga jenis klorin. Beras berpemutih ini sangat berbahaya bagi kesehatan dimana bisa menjadi pemicu kanker hingga kerusakan paru-paru.

Klorin yang diduga sebagai campuran pemutih beras sehingga tampak lebih putih mengkilap ini banyak digunakan sebagai bahan pemutih baju, pembersih lantai, dan pencampur pada proses produksi tekstil. Indikasi beredarnya beras berpemutih ini dikemukakan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan Rakyat Musi Rawas-Lubuklinggau, Fery FY kepada Musirawas Ekspres kemarin (12/7).

Bahkan Fery memastikan sudah mengantongi nama dan lokasi gudang penyimpanan beras berpemutih tersebut. Makanya saat ini LBH Kesehatan Rakyat berkoordinasi dengan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indinesia) Mura-Linggau untuk membentuk tim guna melakukan langkah tindakan terhadap kondisi tersebut.

”Perlu saya sampaikan, LBH Kesehatan Rakyat telah menerima laporan yang menyebutkan ada indikasi peredaran beras dicampur pemutih. Kita sudah melakukan kross ceck dan ternyata laporan tersebut mendekati kebenaran. Makanya kita akan berkoordinasi dengan YLKI untuk membentuk tim guna menindaklanjutinya,” tegas Fery.

Koordinasi dengan YLKI menurutnya sangat penting sebab kondisinya saat ini belum ada yang menjadi korban sehingga LBH kesehatan Rakyat belum bisa bertindak menjalankan tugas intinya.

”Makanya saat ini kita jerat dengan undang-undang perlindungan konsumen, untuk itu kita menggandeng YLKI,” katanya.

Fery juga mengungkapkan pihaknya sudah mengantongi beberapa data konkrit terkait keberadaan beras berpemutih tersebut.

”Yang pasti kita akan coba mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi agar hal ini tidak menimbulkan kerugian atau hal-hal yang tidak diingingkan,” katanya.

Selain beras berpemutih, Fery juga mengungkapkan LBH Kesehatan Rakyat Mura-Lubuklinggau menerima laporan adanya produk minyak goreng yang mencurigakan.
”Laporannya ada minyak goreng yang tidak lazim. Dalam dua hari sampai tiga hari minyak goreng tersebut menjadi beku. Ini tentu sangat mencurigakan karena suhu di Lubuklinggau sendiri tidak memungkinkan untuk mengubah bentuk minyak goreng menjadi beku seperti halnya di daerah yang suhunya dingin,” kata Fery. Laporan ini juga cepat ditindaklanjuti untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dengan harapan tidak akan berdampak negatif terhadap masyarakat yang mengkonsumsinya. (ME-02)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More