06 Juli 2010

Pemilik Lahan Tetap “Ngotot” Tolak Pembebasan Lahan

LUBUKLINGGAU-Pemilik lahan Obyek Wisata Air Temam Kelurahan Rahma Kecamatan Lubuklinggau Selatan I tetap “Ngotot” menolak pembebasan lahan milik mereka. Lha kok? Pasalnya tawaran pembebasan lahan yang ditawarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau terlalu rendah. Masyarakat mau membebaskan lahan dengan harga Rp 100 ribu permeter.

Karena tidak ada kata sepakat antara Pemkot Lubuklinggau dengan pemilik lahan, upaya keras yang dilakukan tim terpadu pembebasan lahan tetap saja terganjal. Apalagi Pemkot Lubuklinggau mau mengganti rugi sesuai dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).

Sesuai dengan NJOP harga beli dan jual tanah diwilayah tersebut Rp 25 hingga Rp 40 ribu permeter.

Tidak itu saja, Camat dan Lurah setempat yang diberi kewenangan untuk melakukan pendekatan dan negosiasi tetap tidak berhasil. Bukti, sampai saat ini belum ada kabar yang begitu mengembirakan dari Camat dan Lurah tersebut.

Melihat semakin alotnya proses pembebasan lahan temam yang dimiliki kurang lebih tujuh warga tersebut Pemkot Lubuklinggau mengambil alternative pengembangan dialihkan keseberang.

Seperti yang diungkapkan Ketua Tim terpadu Imam Senen kepada Musirawas Ekspres dikatornya Senin (5/7).
Dikatakanya hingga kini pihaknya belum mendapatkan hasil yang memuaskan terkait pembebasan lahan temam, bahkan berdasarkan informasi dari lurah dan camat warga tetap tidak mau menjual tanahnya.

Menurut Imam apabila upaya tersebut tidak juga mendapatkan titik temu, maka Pemkot Lubuklinggau akan menggunakan alternative ke dua yakni mengalihkan lokasi pengembangan keseberang.

“Akan tetapi untuk jalan masuk tetap melewati jalan depan dengan membebaskan lahan milik Hoiriyah, sebab hanya satu pemilik lahan itu yang mau membebaskan lahanya, itupun tidak seluruhnya,” jelasnya.

Imam mengatakan upaya tersebut akan dipatok hingga Agustus mendatang. Apabila sampai tenggang waktu tidak ada titik temu, maka pengembangan akan dialihkan keseberang. Namun akses pintu gerbang jalan masuk tetap dari depan.

“Nantinya akan kita pagar keliling dan kita bangun jembatan permanent dan seluruh aktifitas akan dipusatkan diseberang, bagi pengunjung yang akan menikmati air terjun akan kita buat tangga,”terangnya.

Imam menambahkan berkenaan dengan pengalihan lokasi pengembangan tersebut Walikota Lubuklinggau H. Riduan Effendi menyambut baik program tim terpadu pembebasan lahan objek wisata temam mengalihkan lokasi pengembangan ke seberang.

Persetujuan orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau itu disebabkan karena pemilik lahan tidak mau membebaskan lahan.

“ Pak wali menyetujui kalau pengembangan obyek wisata Air Temam dialihkan keseberang,”jelas Imam kepada Musirawas Ekspres, kemarin.

berdasarkan hasil dari komuniknasi dengan walikota beberapa waktu lalu. Rencana pengalihan pengembangan objek wisata tersebut direspon baik oleh walikota. Walikota sangat mendukung pengalihan tersebut. Sebab ia juga menyadari untuk pembebasan lahan yang berada di sekitar lokasi objek wisata tersebut sangat sulit.

“Kami akan rapat tim kembali berkenaan dengan hal tersebut, yang jelas untuk tahun ini kami akan mulai melakukan pengembangan lokasi tersebut secara bertahab , selambat-lambatnya pembangunan akan dimulai Agustus mendatang” tambahnya.

Sementara itu mengenai pembebasan lahan wisata hutan bukit sulap hingga kini juga belum tuntas. Hal tersebut dikarenakan masih terjadi perselisihan hak waris di dalam keluarga pemilik lahan yang akan dibebaskan pemerintah kota Lubuklinggau itu.

Menurut Imam dalam waktu dekat ini tim akan kembali meninjau lokasi dan melakukan komunikasi dengan pemilik lahan. “Sebab sebelumnya masih ada masalah intern dalam keluarga tersebut, masalah hak waris,”tuturnya. ((ME-06)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More