08 Juli 2010

Masyarakat Minta Pemerintah Tarik Tabung Gas Elpiji 3 Kg

* Pengguna Gas Elpiji Beralih ke Mitan
LUBUKLINGGAU
-Masyarakat menilai maraknya kasus meledaknya tabung gas elpiji 3 kg, merupakan kegagalan dari program konversi minyak tanah (Mitan) ke gas elpiji. Karena dinilai gagal, masyarakat merasa khawatir dan beralih ke Mitan sebagai bahan bakar untuk memasak.

"Kita lebih percaya kepada kompor mitan. Meski belum ada kasus meledaknya tabung gas yang diberi pemerintah itu di Kota Lubuklinggau, kita tetap saja khawatir menggunakannya," kata Gusniawati, warga Kelurahan Puncak Kemuning, Rabu (7/7).

Kekhawatiran itu kian meningkat setelah sering terjadi meledaknya tabung gas elpiji 3 kg yang sudah menelan korban jiwa. Gusniwati mengakui ia sempat selama tiga bulan menggunakan tabung gas pemberian pemerintah. Namun sejak dua minggu terakhir ia memilih beralih menggunakan kompor mitan.

Sejumlah warga Kelurahan Megang, Perumnas Lubuk Tanjung dan Kelurahan Ponorogo juga melakukan hal sama. Mereka amat khawatir karena tabung gas elpiji 3 kg seperti tidak standar atau tidak memiliki lebel Standar Nasional Indonesai (SNI). Untuk itu ibu rumah tangga meminta pemerintah kota Lubuklinggau dapat secara ketat mengawasi pendistribusian aksesori gas elpiji, baik tabung, selang maupun regulator di pasaran, sebelum menelan korban jiwa.

"Program konversi mitan ke tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram dianggap gagal. Lebih baik ditarik kembali daripada meresahkan warga. Lebih baik menggunakan kompor mitan saja dari pada kita selalu cemas," ujar Linda, seorang ibu rumah tangga di perumnas Lubuk Tanjung.

Sejumlah warga juga tidak menggunakannya meski sudah terlanjur mengambil jatah tabung gas elpiji 3 kg. Mereka menyimpannya agak jauh di belakang rumah untuk menghindari jika terjadi ledakan.

"Jangankan memakainya, menyimpannya saja kita takut," ujar wahyuni , warga Kelurahan Megang.

Sementara itu Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Lubuklinggau M. Hidayat Zaini kepada Musirawas Ekspres dikantornya Rabu (7/7) mengatakan pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap pendistribusian gas elpiji 3kg.

Ia juga mengakui berdasarkan inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan dibeberapa toko penjual gas elpiji 3kg masih ada yang belum sesuai dengan prosedur dalam artian ada tabung, selang dan regulator yang tidak ber SNI, meskipun tidak banyak pihaknya sudah menghimbau kepada penjual untuk tidak memperdagangkan produk yang tidak ber SNI tersebut.

Seperti dikatakanya inpeksi dan pengawasan yang dilakukan pihaknya itu terkait dengan maraknya ledakan gas elpiji 3 kg yang terjadi di sejumlah daerah beberapa minggu terakhir ini. Ia juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu cemas dalam menggunakan tabung gas elpiji 3 kg.

”Asalkan pengguna terliti sebelum dan sesudah menggunakan pasti aman,”ungkapnya. .

Disamping itu, Hidayat juga mengatakan sejauh ini pihaknya belum bisa menindak adanya peredaran tabung gas yang tidak ber SNI, hal itu mengingat terkait penindakan itu pihaknya belum mendapatkan petunjuk dari pemerintah pusat.

“Kami belum bisa menindak ataupun menarik aksesori tabung gas, selang dan regulator yang tidak ber SNI sebab belum ada petunjuk resmi dari gubernur,”jelasnya.
Namun pihaknya sudah menghimbau kepada Stasiun Pengisinan Bahan Elpjji (SPBE) untuk tidak mengisi tabung gas yang tidak memiliki label SNI, hal itu sebagai antisipasi terjadinya ledakan yang ditimbulkan karena tidak standarnya tabung tersebut, tegasnya. (ME-06)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More