LUBUKLINGGAU- Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengelar daganganya di area bazar dan pameran peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Koperasi ke 63 yang digelar dilapangan Merdeka Lubuklinggau protes. Pasalnya penarikan biaya keamanan dan retribusi lapak dagangan yang ditarik panitia sangat mahal. Disinyalir kegiatan peringatan hari Koperasi, hanya dimanfaatkan pihak panitia untuk mencari keuntungan dari anggota koperasi dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menggelar dagangan di area bazar tersebut.
Betapa tidak untuk stand di pungut biaya sebesar Rp.1,5 juta per stand, sedangkan untuk PKL yang mengelar diluar stand di pungut biaya Rp.700-800 ribu per PKL.
Mirisnya lagi setiap malamnya PKL atau pemilik stand dipungut biaya yang bervariasi oleh oknum yang mengatasnamakan petugas keamanan dengan alasan untuk biaya keamanan.
Seperti diungkapkan Koordinator Serikat Pedagang Kaki Lima (FKLK) Djunaidi kepada Musirawas Ekspres di perkantoran Walikota Lubuklinggau, Rabu (7/7).
Dikatakanya banyak pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan dari pagelaran pameran dan bazar yang diadakan di lapangan Merdeka itu.
Menilik kenyataan itu peringatan HUT Koperasi hanya sebagai kedok saja untuk mencari keuntungan, apalagi Ketua Koperasi SA yang juga seorang anggota DPRD Kota Lubuklinggau semestinya dapat memahami kondisi PKL yang mencari rejeki dari pameran tersebut.
Akan tetapi tidak demikian yang terjadi bahkan sejauh ini bukan hanya pemilik stand saja yang dipungut biaya melainkan juga PKL diluar stand. Tentu hal itu sangat dikeluhkan oleh seluruh PKL yang menggelar daganganya di area bazar itu.
lebih lanjut Djunaidi mengatakan tujuan digelarnya bazar untuk mempromosikan dan membuka peluang penghasilan bagi pedagang kecil di nilai gagal, dan hanya sebagai kedok semata, dengan pungutan biaya yang diambil di setiap stand dan lapak PKL dianggap hanya mencari keuntungan semata.
Terpisah MR salah seorang PKL mainan anak-anak yang menggelar daganganya di area bazar tersebut kepada Musirawas Ekspres mengakui dirinya di pungut biaya Rp.800 ribu selama pemeran tersebut berlangsung. Padahal menurut pria dua anak tersebut dengan tidak membuat stand ia tidak akan dipungut biaya tapi ternyata tetap dipungut.
“Ya bagaiamana lagi, saya mencari biaya untuk anak sekolah, tapi karena biaya untuk lapak sangat mahal sehingga untungnya tidak seberapa,”keluhnya . (ME-06)
Berita Utama
08 Juli 2010
Top Reader
-
LUBUKLINGGAU- Beredarnya isu menyesatkan mengenai dua sejoli yang sedang berhubungan intim dan tidak bisa lepas (gancet) hebohkan warga Lubu...
-
LUBUKLINGGAU- Mengejutkan. Ternyata antenna yang dipasang ditower PT Telkomsel menyebarkan radiasi tinggi yang menimbulkan dampak kesehatan ...
-
*Operasional Terkendala Izin Slot Time MUSI RAWAS- Rencana penerbangan reguler melalui Bandara Silampari untuk pesawat komersil dengan rute ...
-
MUSI RAWAS- Pembukaan jalur penerbangan Lubuklinggau-Jakarta via Bandara Silampari Mura-Bandara Sokarno Hatta Cengkareng Jakarta menuai suks...
-
LUBUKLINGGAU- Dua orang tersangka jambret nyaris tewas dikeroyok massa. Keduanya adalah Doni (20) dan Eko Saputra (26), keduanya warga Jl Ga...
0 komentar:
Posting Komentar