29 September 2008

Pemkab Mura Mendapat Bantuan Sapi Perah FH


*Suwarno : Berternak Sapi Perah Menjanjikan 
MUSIRAWAS - Pemerintah pusat belum lama ini memberikan bantuan sapi sebagai bentuk perhatian terhadap sektor peternakan khususnya sapi di Kabupaten Mura. Pastinya Kabupaten Mura telah menerima bantuan beberapa ekor sapi perah setelah sebelumnya mendapatkan bantuan sapi potong. Melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) yakni bantuan dari KSO (kerjasama operasional) berupa delapan ekor sapi perah jenis Frisien Holstein (FH) murni dari Batu Raden. 
  “Delapan ekor sapi hasil bantuan ini telah berkembang atau beranak tiga ekor, sapi perah bantuan itu, empat ekor berada di Desa Mataram dan empatnya di Simpang Periuk. Susu laktasi yang dihasilkan dari delapan sapi mencapai 11 liter/ekor setiap harinya,” Jelas Kepala Disnakan Mura, Ir Heriyanto melalui Kasi Produksi Dinas Peternakan dan Perikanan, FX Suwarno kepada Musirawas Ekspres.
 Dilanjutkan Suwarso, pemeliharaan sapi perah jenis ini terbilang gampang meskipun kemungkinan buruk dapat dihadapi setiap saat. Yang jelas kata Suwarna dengan kerja keras dipastikan akan menghasilkan. Ditambahkan Suwarno, pemeliharaan sapi perah cukup mudah dengan diberi pakan konsentrat berupa campuran dedak, ampas tahu, onggok dan mineral serta hijauan yang berasal dari Rumput Budidaya yaitu Rumput Gajah dan Rumput liar.
 “Hanya saja memang ada kendala dari memelihara sapi perah ini, yakni pada lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi sapi perah dimana bisa berproduksi optimal pada suhu sekitar 25 derajat celcius hingga 28 derajat celcius, sedangkan di daerah kita suhunya bisa lebih 30 derajat celcius. Sementara bahan pakan konsentrat ampas tahu di pasaran terbatas dan harus berbagi dengan peternak babi serta onggok dan bungkil kelapa yang mesti dibeli dari luar daerah,” kata Suwarno.
 Hanya saja menurutnya kendala tingginya suhu lingkungan yang tidak sesuai dengan sapi perah jenis Frisien Holstein bisa diatasi dengan penggunaan kandang jenis terbuka. Selain itu di sekitar kandang ditanami pohon yang rindang sehingga bisa menghasilkan udara yang sejuk. Kandang menghadap arah matahari terbit yang berguna untuk membunuh kuman penyebab penyakit pada saat sinar matahari menyinari kandang. “Selain itu sapi juga mesti dimandikan dua kali sehari dan pemberian air secara ad libitum atau secara terus menerus,” terang Suwarno.
 Pastinya, dari semua ini dapat disimpulkan prospek ke depan untuk pemeliharaan sapi perah ini sangat cerah. Karena selain dagingnya bisa dijual sapi perah betina juga menghasilkan susu yang kuantitasnya banyak pada saat laktasi. “Permintaan susu dari masyarakat di sekitar peternakan sangat tinggi bahkan kadang kurang untuk perharinya. Belum lagi untuk permintaan di luar sekitar peternakan. Hasil dari susu tersebut bisa dibuat menjadi susu pasteurisasi yang diberi flavour strowberi, melon dan coklat,” pungkasnya. (ME04)

0 komentar:

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More