EDISI CETAK

Dapatkan informasi terkini di koran harian Musirawas Ekspres (Mureks), media terbesar dan tersebar di setiap pelosok Musi Rawas. Untuk berlangganan dan Pemasangan Iklan, hubungi (0733) 452552.

BALIHO MURATARA

Baliho selamat datang di Muratara yang terpasang di Desa Rantau Jaya Kecamatan Karang Jaya. Muratara diharapkan terbentuk pada sidang paripurna DPR RI Mei hingga Juni 2013

BELUM MAU TERIMA POLISI

Aksi demo yang diwarnai bentrok masyarakat Muratara dengan pihak kepolisian pada Senin (29/4) malam membuat warga sempat beberapa hari pasca bentrok tidak mau menerima kehadiran polisi

ANCAM TUNTUT PEMERINTAH

Ketua Presidium Muratara Muhammad Ibrahim menegaskan, pihaknya akan menuntut pemerintah jika Muratara tidak dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Hal ini ditegaskannya kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani,(10/5).

Musirawas Ekspres Berikan Bantuan Korban Kerusuhan Muratara

Direktur PT Musirawas Media, Solihin didampingi Camat Muara Rupit, Firdaus dan GM Musirawas Ekspres, Panca Riatno serta Pimred Musirawas Ekspres, Endang Kusmadi menyerahkan bantuan ke keluarga Alm Rinto Arianto.


21 Mei 2013

Bekal 50 Kupon, Warga Bengko Dapat Avanza

    Tampak Suja'i warga Bengko yang mendapatkan hadiah kendaraan mewah saat jalan santai

Bekal 50 Kupon, Warga Bengko Dapat Avanza
*Jalan Sehat HUT Kota Curup ke 133

CURUP–Suja’i (41) warga Dusun 2 Desa Bengko Kecamatan Sindang Dataran mengucap syukur ketika ia dipastikan meraih hadiah utama jalan santai HUT Kota Curup ke 133 yang dimotor Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dan Koran Harian Radar Pat Petulai, kemarin. Bermodalkan 50 lembar kupon jalan santai ini, bapak satu anak ini beruntung mendapatkan 1 unit mobil Toyota Avanza Tipe E.

Sekretaris Daerah (Sekda) RL, Drs Sudirman saat menyerahkan hadiah secara simbolik menilai, hadiah diterima oleh orang yang tepat. Tak dapat dipungkiri, sebagai seorang keluarga petani, Suja’i sangat mendambakan kehadiran kendaraan roda empat.

Hal ini diakui oleh Suja’I yang menegaskan tidak akan menjual mobil tersebut. Ia berjanji akan menggunakannya sebagai alat transportasi keluarga.
“Bapak-bapak tahu sendiri, daerah saya itu masih sangat minim alat transportasi umum dan jauh dari pusat kota. Saya rasa mobil ini akan sangat membantu kami dalam hal transportasi,” ujar Suja’i.

Dikatakan Suja’i, Dirinya tak punya firasat akan mendapatkan hadiah utama dalam jalan sehat tersebut. Hanya saja, niatnya mengikuti jalan sehat memang cukup besar. Berawal dari informasi yang didapatnya bersama kerabatnya bahwa aka nada jalan santai berhadiah dalam HUT Kota Curup. Ia bersama kerabatnya membeli 100 lembar kupon, kemudian dibagi dua. Sebanyak 50 kupon memang diharapkannya dapat mendapat hadiah meskipun hanya hadiah hiburan.

Sementara itu, di bagian lain, jalan sehat sebagai pembuka rangkaian kegiatan HUT Kota Curup dimeriahkan ribuan masyarakat RL. Jalan santai ini dimulai pagi hari start di rumah dinas Bupati RL. Bupati RL, H. Suherman, SE, MM melepas lansung ribuan peserta jalan santai yang berakhir di Panggung Utama HUT Kota Curup di Lapangan Setia Negara.
Selain 1 unit mobil, masyarakat RL yang beruntung lainnya mendapatkan sejumlah hadiah menarik. Seperti 1 unit motor, 1 ekor sapi, 4 unit kulkas dan hadiah menarik lainnya.
“Kita berharap kegiatan ini dapat menjalin tali silaturahmi di tengah masyarakat yang kompak dalam pembangunan,” kata Suherman. (Ifn/pnc)

Sungai Masih Menjadi ’Tempat‘ Sampah

   Aliran sungai Kelingi di Kelurahan Ulak Surung Lubuklinggau


Sungai  Masih Menjadi ’Tempat‘ Sampah

LUBUKLINGGAU-Hingga saat ini masih banyak warga Kota Lubuklinggau  yang tidak segan-segan dan malu untuk membuang sampah di tempat-tempat yang dilarang. Seperti di bantaran bahkan didalam sungai. Indikator ini terlihat  masih seringnya terlihat sampah menumpuk baik di pinggir maupun di dalam sungai.

Tak jarang ada orang yang sengaja melintasi jembatan Sungai Kelingi kawasan Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II dengan menggunakan  kendaraan bermotor hanya untuk membuang sampah dalam kantong plastik yang dibawa dari rumah. Begitu juga halnya yang terjadi di sungai Mesat Seni Kecamatan Lubuklinggau Timur II .

Sayangnya meski pemerintah sering melakukan sosialisasi dan himbauan tersebut tidak menjadi warga sadar akan dampak yang ditimbulkan oleh sampah di sungai tersebut.

Kondisi tersebut membuat warga Kota Lubuklinggau yang hari-harinya sangat membutuhkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan mandi.

Sarinah, warga Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II kepada Musirawas Ekspres Minggu (19/5) mengaku akhir-akhir ini dikeluhkan dengan banyaknya sampah yang mencemari air sungai.
“Beberapa hari terakhir ini saat kami mencuci dan mandi di sungai kelingi sangat banyak sampah, bahkan terkadang ada sampah sisa persedekahan seperti kotoran ayam, dibuang kesungai oleh oknum warga yang tidak bertanggung jawab,”ujarnya.

Sementara itu berdasarkan pantauan Musirawas Ekspres di lapangan menunjukan bukan hanya bantaran sungai yang masih menjadi tempat mudah untuk membuang sampah sisa rumah tangga,  para pedagang dan pembelipun kerap kali membuang sampah disekitaran pasar di sembarang tempat.

 “Banyak orang yang berjualan maupun pembeli di pasar ini yang membuang sampah di sembarang tempat. Mungkin mereka merasa membayar uang kebersihan dan akan ada petugas yang membersihkannya, jadi bisa seenaknya. Tetapi masih ada juga orang pasar yang sadar kebersihan seperti mengumpulkan dan membuang sampah pada tempatnya. Jadi tergantung pada orangnya,” keluh Mar, seorang petugas kebersihan. (mnr)

Kendaran PT BRU Dituding Rusak Jalan Warga

Kendaran PT BRU  Dituding Rusak Jalan Warga

LUBUKLINGGAU -Puluhan warga Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Lubuklinggau Utara I melakukan pemortalan jalan poros kelurahan. Pemortalan jalan tersebut merupakan ungkapan kekesalan warga karena kendaraan PT Bania Rahmat Utama (BRU) yang merupakan perusahaan penambangan batu yang senantiasa melintasi jalan poros tersebut membuat kerusakan jalan dan menyebabkan debu beterbangan ke pemukiman warga.

“Kendaraan perusahaan telah merusak jalan kami, dengan aktivitasnya yang terus melakukan pengangkutan tanpa mengenal waktu, dan menyebabkan debu yang beterbangan ke pemukiman kami," ungkapnya seorang warga, Angga (32), Minggu (19/5).

Ia menambahkan pihaknya akan terus bertahan di tenda selama dua puluh empat jam guna melakukan pengawasan dan penyetopan apabila kendaraan perusahaan hendak kembali masuk ke lokasi penambangan batu.Penambangan batu tersebut menurutnya telah berlangsung tiga tahun dan sempat terhenti akibat aksi demonstrasi warga, namun dalam satu bulan terakhir perusahaan kembali menjalankan aktivitasnya.
Selanjutnya Ia menjelaskan masyarakat telah sangat gerah dengan aktivitas kendaraan pengangkut batu karena sangat mengganggu ketentraman warga yang sedang beristirahat terutama dimalam hari. Pihaknya berharap pihak terkait dapat segera menindaklanjuti keinginan warga tersebut mengingat keberadaan perusahaan memang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Aktivitas perusahaan berlangsung 24 jam, sudah tidak terhitung lagi berapa kendaraan yang berlalu lalang melintasi jalan poros ini setiap harinya sehingga jalan menjadi rusak dan sulit dilalui," ujarnya 

Senada disampaikan, Dody (31) bahwa aksi tersebut merupakan akumulasi kekesalan warga. Dan diwujudnyatakan dengan pemortalan jalan poros kelurahan tersebut. Kendaraan perusahaan diperbolehkan keluar namun tidak boleh kembali lagi melalui jalan ini.

“Ini merupakan keinginan masyarakat yang sangat terganggu dengan aktivitas perusahaan, masyarakat akan bergantian berjaga tenda ini agar kendaraan perusahaan tidak kembali melintas," pungkasnya. (trb/mnr)

Warga Sandera Pekerja PT Buana Sari


Warga Sandera Pekerja PT Buana Sari

BTS ULU-Warga Desa SP 4 Bumi Lampung Kecamatan BTS Ulu, menyandera dua pekerja instalasi listrik dari PT Buana Sari (BS). Hal tersebut dilakukan warga karena masyarakat merasa ditipu oleh PT Buana sari, karena ada 44 warga jaringan listrik yang berada di pemukiman warga bermasalah sedangkan uang pembayaran sudah dibayar.

WN (35), warga SP 5 Bumi Lampung Desa Suka Makmur mengatakan, warga geram atas tingkah laku pihak PT Buana Sari yang tidak bertanggung jawab atas permasalahan listrik yang ada di desa tersebut.

“KWH listrik milik warga banyak yang tidak terdaftar di PLN rayon Muara Beliti, akibatnya warga tidak bisa membayar tagihan listrik. Listrik milik warga bisa dibilang illegal, suatu saat PLN mempunyai hak untuk memutusnya,” katanya.

Hal tersebut tidak hanya terjadi di Desa Suka Makmur, namun terjadi juga di desa Lain seperti SP 9, SP 7 dan banyak desa lainnya. Untuk itu warga berharap Pemkab Mura harus sigap dengan masalah ini berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Karena kasus ini telah lama berlangsung sekitar enam bulan yang lalu dan ketika masyarakat menemui titik jemu akibatnya orang lapangan PT Buana Sari yang menjadi sasaran warga. Sedangkan pemain sebenarnya duduk manis sambil makan uang milik masyarakat,” katanya.
Dilain pihak, Kades SP 5 Bumi Lampung Desa Suka Makmur Kecamatan BTS Ulu, Uci mengatakan, memang sempat dua karyawan PT Buana Sari ditahan oleh warga, namun mereka tidak ada tindak kekerasan hanya ditahan.

“Ada warga kita SP 5 melihat keduanya di SP 7, lalu kedua orang tersebut yang bernama Dandi memang sedang dicari warga termasuk saya untuk meminta pertanggung jawaban atas listrik warga yang kini bermasalah. Keduanya dibawa ke balai desa dan ketika saya pulang dari Palembang mereka didesak untuk bertanggung jawab dan mereka bersedia dengan surat perjanjian,” katanya setelah itu keduanya dilepas warga.

Di Desa Suka Makmur ada 44 listrik milik warga bermasalah yakni bayaran sudah lunas namun KWH belum dipasang, ada juga KWH sudah dipasang tapi tidak ada nomor rekeningnya,serta KWH milik warga beda namanya.

Warga memasang satu unit KWH kepada pihak PT Buana Sari dengan biaya Rp700 ribu per rumah, warga minta untuk dibenarkan saja KWH yang bermasalah. “Saya harap pihak PT Buana Sari dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan profesional, agar jangan ada pihak yang dirugikan. Selain warga SP 5 ada juga warga SP 7 dan SP 9 yang datang ke Desa Suka Marmur. Mereka mengklaim bahwa listriknya juga bermasalah,” pungkasnya.(ddp/mnr)

Waspada Koperasi Fiktif, Diskop Lakukan Pendataan

Waspada Koperasi Fiktif, Diskop Lakukan Pendataan

       MUSI RAWAS-Untuk mengejar target 1000 koperasi tahun ini disinyalir banyak dimanfaatkan orang untuk membuat koperasi fiktif dengan harapan bisa mendapatkan bantuan dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Pemkab Musi Rawas. Untuk memastikan koperasi yang benar-benar aktif dan fiktif itu Diskop UKM akan melakukan pendataan koperasi yang ada.

       Hal itu diungkapkan kepala Diskkop Ukm Pemkab Musi Rawas, Bambang Hermanto melalui Kabid bina lembaga koperasi, Hj.Gusti Rohmani saat dibincangi Musirawas Ekspres.

       Menurutnya, saat ini Pemkab Musi Rawas melalui Diskop Ukm tengah mengejar terpenbuhinya 1000 koperasi di kabupaten Musi Rawas namun diharapkan hal itu tidak dimanfaatkan dengan modus mendirikan koperasi fiktif, untuk memastikan bahwa koperasi yang ada saat ini benar-benar aktif pihaknya akan melakukan pendataan ulang.

”saat ini koperasi yang ada di kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten Musi Rawas sebanyak 979 koperasi artinya tinggal 21 koperasi lagi yang kurang untuk mewujudkan program 1000 koperasi, Setelah terpenuhi maka akan dilakukan verifikasi dan pendataan terhadap koperasi yang aktif maupun tidak aktif,”ungkap Hj.Gusti Rohmani.

    Untuk melakukan pendataan dan verifikasi koperasi itu sendiri direcanakan dilaksanakan sekitar bulan Juli hingga bulan Agustus 2013 mendatang dengan medatangi dan memeriksa langsung kelengkapan dan persyaratan serta laporan rutin koperasi tersebut.

”Pendataan ini selain untuk mengetahui koperasi mana saja yang aktif juga untuk memberikan sosialisasi menenai UU Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian. Sehingga koperasi yang aa benar-benar tahu aturan dan mengacu pada prinsip koperasi yakni sifatnya pinjaman dari anggota ke anggota ,”jelas Hj.Gusti Rohmani yang juga menjelaskan ada pengelompkan koperasi menjaqdi empat jenis yakni koperasi produsen, konsumen, koperasi jasa dan koperasi simpan pinjam.

    Verifikasi dan pendataan koperasi yang ada itu sendiri Diskop UKM Pemkab Musi Rawas akan melibatkan pihak koperasi di Kecamatan, sehingga benar-benar bisa diketahui apakah benar-benar berjalan atau hanya tinggal nama.

”syarat untuk membentuk koperasi itu sendiri harus ada ketua, sekretaris, bendahara dan anggota dan pendirian koperasi juga tidak dipungut biaya agar cepat terbentuknya 1000 koperasi pad atahun ini, selanjutnya akan dilverifikasi,”ujar Hj.Gusti.

    Disinggung mengenai adanya koperasi di kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Rawas namun ketua dan pengurusnya warga Lubuklinggau atau warga di luar Kabupaten Musi Rawas,  Hj.Gusti Rohmani akan melakukan pengecekan.

”Jika bukan ketuanya hal itu tidak menjadi masalah, namun jangan sampai ketua koperasi di kecamatan Musi Rawas namun warga luar daerah Musi Rawas,”tambahnya.

    Sementara itu, seorang ketua koperasi kecamatan di Musi Rawas, Mar kepada Musirawas Ekpres menceritakan pihaknya sengaja membentuk koperasi di Kecamatan Musi Rawas meskipun bretempat tinggal di Lubuklinggau, hal itu memanfaatkan moment untuk mengejar target terwujudnya 1000 koerasi di Kabupaten Musi Rawas.

”Meskipun kami warga Lubuklinggau namun tidak menjadi masalah untuk mendirikan koperasi di Musi Rawas, dengan cara mencari warga yang ada di Kecamatan yang akan didirikan koperasi itu, hal ini agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah,”ujar Mar yang enggan menyebutkan nama koperasinya.(ari)

Pembangunan Outlet Danau Aur "Mubazir"




Pembangunan Outlet Danau Aur "Mubazir"
SUMBERHARTA-Sejumlah Fasilitas di objek wisata Danau Aur Kecamatan Sumberharta  belum  berfungsi dan dimanfaatkan. Termasuk outlet-outlet yang belum ditempatkan, sehingga pembangunan ini seolah mubazir.

Rayon (24) Warga R Rejosari kepada Musirawas Ekspres mengatakan dirinya berharap adanya pedagang yang menempatkan outlet yang keadaanya masih kosong sehingga objek wisata tersebut akan terlihat hidup dan menambah wisatawan yang berkunjung.

“Kalau Outlet itu dibuka , maka objek wisata Danau Aur akan semakin hidup dan wisatawan semakin banyak yang berdatangan,” pintanya.

Ditambahkannya, alasan pedagang belum ada yang ingin menempatkan outlet tersebut mungkin karena fasilitas pendukung belum memadai dan juga akses jalan objek wisata danau aur masih belum tersentuh oleh instansi terkait.

“Alasan para pedagang belum ada yang ingin menenpatkan outlet tersebut, mungkin karena fasilitasnya kurang tersedia, apalagi jalannya,masih berlapisi tanah liat,’ ujarnya saat mengakhiri pembicaraan.(ufa)


Rumdin Polsek Rupit Kembali Dibangun

Rumdin Polsek Rupit Kembali Dibangun
*Tabligh Akbar dan Istighosah Sambut Muratara

RUPIT-Kondisi Kecamatan Rupit yang semakin kondusif paska bentrokan yang menyebabkan empat warga tewas di Simpang KBM (Jalinsum KM 72) Kelurahan Muara Rupit, dimanfaatkan untuk kembali membangun sarana dan prasana yang dibakar, salah satunya rumah dinas Polsek Rupit.

Sebelumnya, polisi melakukan sosialisasi dan silaturahmi bersama warga Rupit guna melanjutkan  pembangunan rumah dinas yang sempat terhenti. Sementara pembangunan Mapolsek Rupit dan Mapolsek Karang Dapo belum dilaksanakan.

Camat Rupit, Firdaus kepada Musirawas Ekspres menjelaskan, pembangunan itu meneruskan pembangunan yang sebelumnya memang hendak dibangun sebelum kerusuhan yang membakar dua mapolsek. “Bukan pembangunan dari awal, namun meneruskan pembanguna  yang memang sebelum sudah dires untuk dibangun,” kata Camat.

Sementara itu Kapolres Musi Rawas AKBP Barly Ramadhany mengatakan
”Kami ingin bersilaturahmi dengan masyarakat, sekaligus pembangunanan kembali rumah dinas Mapolsek Rupit,” jela Barly Ramadhany.

Menurut Kapolres pembangunan ini dari dana APBN dan pembangunan memang sempat terhenti akibat bentrok. Pihaknya berharap pembangunan dapat berjalan lancar sehingga pelaksanaan tugas fungsi kepolisian dapat kembali berjalan dengan baik.

Terpisah Wakapolres Mura, Kompol Tulus Sinaga mengatakan, pembangunan itu untuk menjalankan fungsi-fungsi kepolisian yang ada di masyarakat. Sehingga, kejadian yang lalu diambil hikmahnya dan kedepan menjalin kebersamaan yang ada.

Pembangunan tersebut dikatakannya, bukan semata-mata polri banyak uang, sehingga bangunan yang ada hanya untuk anggota Polri sendiri melainkan pembangunan itu menggunakan uang dari rakyat juga yang berasal dari pajak.

Ia juga menambahkan, untuk Kapolsek Rupit yang baru dijabat AKP H Erdi yang sebelumnya menjabat Kapolsek Jayaloka. “Tidak perlu ada jarak antara polisi dan masyarakat. Ciptakan hubungan yang dinamis kondusif dan mengambil hikmah dari kejadian sebelumnya. Sehingga, tercipta situasi kamtibmas yang kondusif dan terjaga,” tambahnya.

Sementara itu, agar keinginan terbentuknya Kabupaten Muratara diridhoi Allah SWT, masyarakat Muratara, hari ini (Senin (20/5) siang mengadakan tabligh akbar dan istighosah di Kelurahan Muara Rupit Kecamatan Rupit. Demikian dijelaskan Sekretaris Presdium Muratara versi M Ibrahim, Amri Sudaryono, Minggu (19/5).

“Sesuai rencana, kami besok akan melakukan tabligh akbar dan istighosah, agar tujuan kami dalam pembentukan Muratara ini diridhoi Allah SWT,” kata Amri sambil menjelaskan bahwa paihaknya sangat berharap pada paripurna DPR RI akhir Mei ini Muratara disahkan sebagai Daerah Otonomi Baru.(ddp/dan)

PGRI Dituding Bisnis LKS

PGRI Dituding Bisnis LKS
*Guru Ancam Mosi tak Percaya

LUBUKLINGGAU-Sejumlah guru menuding adanya rencana PGRI Lubuklinggau membisniskan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebab ada kecurigaan, rencana pembuatan ini sudah ada kerjasama dengan penerbit LKS di luar Sumatera serta terkesan ada kepentingan pribadi yang menungganginya.

Hal itu setidaknya disampaikan salah seorang guru SMAN 1 Lubuklinggau, Arsad Santoso dalam rilisnya kepada Musirawas Ekspres, kemarin (18/5). “Kami menolak keras bisnis LKS oleh PGRI di sekolah, saat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahwa PGRI akan membuat LKS sendiri. Dengan bekerja sama dengan salah satu penerbit tanpa ada sumber materi yang jelas dan belum tahu ada tidak korelasi dengan kurikulm baru nanti,” ungkap Arsad.

Menurut Arsad, hal itu jelas akal-akalan PGRI Lubuklinggau untuk membodohi guru namun seolah-olah kreatif. Padahal guru sudah ada MGMP sendiri yang disponsori oleh pihak disdik untuk membuat diktat dalam satu tahun

“MGMP di SMKN 2 beberapa waktu lalu terkesan hanya ‘ecek-ecek’ karena guru hanya diberikan LKS yang sudah jadi. Kemudian guru MP diminta mencari kesalahan dalam ejaan yang disempurnakan (EYD) dalam LKS dan menambah cover depan LKS dengan gambar ikon Lubuklinggau,” terangnya.
Karena itu Arsad menilai, kegiatan MGMP oleh PGRI Lubuklinggau jelas membohongi publik.  Pembuatan LKS tidak akan cukup dengan waktu satu hari tapi butuh waktu yang cukup lama

“Kami mendesak Disdik Lubuklinggau untuk memanggil PGRI dan meninjau ulang rencana tersebut. PGRI telah melakukan pembohongan publik dalam hal pendidikan yaitu pembuatan LKS pesanan penerbit. Hal ini bisa merusak tatanan pendidikan di Lubuklinggau yang sudah mulai kondusif,” ucapnya.

Dijelaskan Arsad, seharusnya guru berbuat sendiri dalam pembuatan materi mata pelajaran masing-masing yang disesuaikan dengan kemampuan anak didiknya dengan panduan MGMP dari Disdik.
Tidak hanya itu, Guru SMPN 8 Lubuklinggau Ujang Kaidin menambahkan, PGRI Lubuklinggau telah melanggar Permendiknas nomor 12 Tahun 2013 yang tanggal 15 Februari 2013. Isinya menyebutkan, petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2013 yaitu ada 2 macam. Salah satunya adalah adanya dana khusus untuk penggandaan buku pelajaran siswa.

“Jadi berdasarkan Permendiknas tersebut, kami menganggap rencana PGRI membisniskan LKS sudah melanggar aturan pemerintah. Kami mendesak agar rencana PGRI membisniskan LKS pesanan penerbit dievaluasi lagi. Ini menyangkut kepentingan guru dan siswa,” kata Ujang Kaidin.

Bahkan Ujang Kaidin menegaskan, pihaknya akan membuat pernyataan mosi tidak percaya kepada pengurus PGRI Lubuklinggau bila rencana bisnis LKS tersebut tetap dilaksanakan. “Sebaiknya PGRI Lubuklinggau dibubarkan saja,” pungkas Ujang Kaidin.

Terpisah Ketua PGRI Lubuklinggau, Imron Willi saat dikonfirmasi Musirawas Ekspres menjelaskan, upaya pihaknya menggelar MGMP di SMKN 2 guna menghidupkan kembali budaya menulis bagi guru-guru di Lubuklinggau dengan membuat LKS. Ia menilai selama ini guru-guru di Lubuklinggau hanya bisa menuntut hak terutama sertifikasi tanpa diimbangi dengan kemampuan yang memadai.

“Tidak benar kami bekerjasama dengan penerbit telah mengkonsep LKS, kami menawarkan kepada guru agar lebih kreatif membuat materi soal. Kemampuan dan kreatifitas guru harus ditingkatkan, jangan hanya bisa menuntut dan meributkan tunjangan sertifikasi,” ucap Imron.

Imron menambahkan, selama ini guru-guru di Lubuklinggau hanya menunggu dan menerima LKS buatan pihak luar yang sudah jadi. Makanya kemampuan SDM Lubuklinggau harus ditingkatkan, salah satunya dengan lebih banyak menulis.

“Mengenai adanya asumsi kami melanggar Permendiknas nomor 12 Tahun 2013, itu anggapan guru yang salah dan tidak memahami aturan. Guru di daerah boleh membuat LKS, amanat permendiknas itu melarang membuat buku. Bukan LKS,” tegas Imron. (dkj/dan) 

18 Mei 2013

Lowongan Kerja ke Jepang Diminati

Lowongan Kerja ke Jepang Diminati
*Pendaftaran Hingga Juni

MUSI RAWAS-Peluang kerja magang ke Jepang bagi para pencari kerja di Musi Rawas yang masih berusia 20 hingga 26 tahun ternyata sangat diminati. Terbukti cukup banyak pendaftar yang mengajukan diri untuk bisa ikut tes guna bekerja di Negeri Sakura itu selama tiga tahun. Berkas pendaftaran telah diterima Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Muradi perkantoran Muara Beliti.

Kepala Disnakertrans Mura, HA Murtin melalui Kabid Penempatan Tenaga (Penta) Kerja  dan Perluasan Kerja, Hendra Amoer didampingi Kasi Informasi Pasar Kerja, Hj Faizil Turisda menyampaikan, bagi yang belum mendaftar masih mempunyai peluang.

“Pendaftar cukup sudah banyak. Namun baru sekitar lima berkas yang dinyatakan lengkap,” kata Hendra Amoer.

Terhadap berkas pendaftaran yang lengkap itu, pihaknya langsung mengirimkan ke Disnaker Propinsi Sumsel.

“Untuk berkas yang lengkap langsung kita kirim ke provinsi untuk diverifikasi lebih lanjut. Selanjutnya untuk tes jika memang memungkinkan terkait jumlah peserta bisa jadi akan dilaksanakan di Musi Rawas. Namun kemungkinan tes akan dilaksanakan bersamaan di provinsi,” jelasnya,
Yang pasti untuk saat ini bagi yang berminat masih bisa mendaftar dan berpeluang ikut tes kerja di Jepang.

“Kembali perlu saja sampaikan, berdasarkan surat Kepala Dinas Nakertrans Propinsi Sumsel, Nomor:560/561/NAKERTRANS/2013, tanggal 12 Februari 2013 Perihal Rekrut dan Seleksi Calon peserta Pemagangan ke Jepang Tahun 2013, dengan ini diumumkan kepada masyarakat pencari kerja  atau angkatan muda kerja yang  ada di Mura, Disnakertrans Mura akan mengadakan rekrut dan seleksi calon peserta Pemagangan ke luar negeri tepatnya Jepang, selama tiga. Ini tentunya peluang sangat menjanjikan bagi angkatan muda kerja di Mura,” tegas Hendra Amoer.

  Dijelaskannya, pelaksanaan program pemagangan di Jepang dilaksanakan selama tiga tahun meliputi dua program. Program pemagangan tahun pertama di Jepang disebut masa Training atau masa Kensushei, yang artinya “Masa Berlatih Sambil Bekerja”.
  Kemudian program pemagangan tahun kedua dan ketiga disebut  Technical Intern Training atau masa Jissushei, yang artinya “Masa Bekerja Sambil Berlatih” . Ditambahkan Hendra,  selama mengikuti masa Kensushei atau masa latihan sambil bekerja, peserta akan menerima tunjangan sebesar  80.000 Yen setiap bulannya.

  “Untuk mengikuti masa Jisshusei  pada tahun 1 dan tahun ke 2, yahun kedua dan ketiga  berada di Jepang akan menerima gaji atau upah setiap bulan. Rinciannya  tahun kesatu sebagai Jisshusei sekurang-kurangnya akan menerima 90.000 Yen/bulan.  Tahun kedua sebagai Jisshusei sekurang-kurangnya akan menerima 100.000 Yen/bulan.  Selain itu diberikan tunjangan modal usaha 600.000 Yen bagi peserta yang selesai program selama tiga tahun dengan baik yang merupakan tunjangan modal usaha untuk mandiri,” paparnya.

  Lebih lanjut disampaikannya, pendaftaran dimulai Februari hingga Juni 2013. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi calon peserta. Diantaranya  pendidikan SLTA atau SMK sederajat dan D1, D2, D3 dan S1 semua jurusan. Bagi lulusan SLTA sederajat atau D1, D2, D3 dan S1 yang non teknik agar melampirkan sertifikat latihan minimal 220 jam pelajaran atau pengalaman kerja bagi lulusan non teknik.

  Selain itu melampirkan beberapa persyaratan yakni foto copy KTP, KK, Ak1 dan Akte Kelahiran. Foto copy Ijazah SD, SLTP, SLTA, dan D1, D2, D3 serta S1. Surat keterangan sehat dari dokter, surat izin orang tua, wali atau istri bermaterai. Surat pernyataan belum pernah ikut magang, surat lamaran mengikuti program pemagangan, pas photo 4 x 6 dan 3 x 4 sebanyak enam lembar. Usia minimal 20 tahun maksimal 26 tahun dan yang pasti pendaftaran tidak dipungut biaya.

“Informasi lebih lanjut dan bagi masyarakat pencari kerja yang berminat segera mendaftarkan diri ke kantor Disnakertrans Mura di Muara Beliti,” pungkasnya. (pnc)

Pemilik 112 Butir Ekstasi Dibekuk



Pemilik 112 Butir Ekstasi Dibekuk

MUARA BELITI-Sat Narkoba Polres Musi Rawas meringkus pengedar narkoba jenis ekstasi, Eli Suparman (44) warga RT.2 Kelurahan Lubuk Senalang Kecamatan Lubuklinggau Utara II.  Tersangka diringkus saat dalam perjalanan ke Palembang menumpang travel Toyota Avanza, di Jalan Lintas KM 12,5 Kecamatan Muara Beliti tepatnya di depan Mapolres Musi Rawas, Selasa (14/5) sekitar pukul 15.30 WIB.
Dari dalam saku celana sebelah kanan tersangka diamankan barang bukti (BB), 112 butir diduga ekstasi berlogo mitsubishi dengan harga Rp170 ribu per butir (senilai Rp19.040.000). Juga diamankan Hape merek Mito milik tersangka.

Kapolres Musi Rawas, AKBP M Barly Ramadhani didampingi Kasat Narkoba, AKP Gunadi melalui KBO Sat Narkoba, Ipda Sopian Hadi  menjelaskan, penangkapan tersangka berawal adanya informasi dari masyarakat bahwa adanya orang membawa narkoba di dalam mobil Avanza, lalu pihaknya melakukan penyelidikan .

“Kami membuntuti mobil tersebut dari Lubuklinggau, sesampai di TKP tersangka langsung digeledah dan ditemukan 112 butir obat-obatan di kantong celana tersangka” jelas Ipda Sopian Hadi.
Selanjutnya tersangka beserta BB diamankan di Mapolres Musi Rawas untuk dilakukan pemeriksaan. Menurut pengakuan tersangka, bahwa tersangka mendapatkan barang haram tersebut dari seseorang yang berada di Kota Palembang.

“Tersangka juga mengaku membeli satu butir ekstasi dengan harga Rp130 ribu dan diedarkan  seharga Rp 170 ribu per butir. Bahkan sudah delapan butir ekstasi yang terjual. Tujuan dari tersangka naik travel tersebut akan berangkat ke Palembang untuk menjajaki dagangannya,” katanya.

Tersangka diancam dengan pasal 114 ayat (2) jo 112 ayat (2)  dengan ancaman seringan-ringannya lima hingga enam tahun penjara dan seberat-beratnya seumur hidup atau hukuman mati,” pungkas Sopian Hadi.(agv/ddp)


Pemkab Siap Bantu Bayi Kembar Siam

Bayi Kembar Siam, buah hati pasangan Siswoyo dan Lia warga Desa Air Putih Kali bandung, Selupu Rejang yang lahir dengan selamat di RSUD Curup. ft ipan
 
Pemkab Siap Bantu Bayi Kembar Siam

CURUP –Bupati Rejang lebong (RL), H Suherman menegaskan Pemkab RL akan membantu biaya operasi bayi kembar siam putri pasangan , Lia Efrianti (21) dan Siswoyo (22) petani RT.5 Air Putih Kali Bandung Kecamatan Selupu Rejang yang dilahirkan pada Senin (13/05) malam lalu.
“Jelas kita akan bantu. Sekda melalui Bagian Administrasi Keuangan akan melakukan telaah pos keuangan mana yang memungkinkan untuk digunakan membantu biaya operasi bayi kembar siam ini,” ujar Suherman, kamis (16/05).

Dijelaskan Suherman, pemberian bantuan juga akan mengalami tahapan proses pengajuan. Pihak keluarga juga diharapkan untuk kooperatif untuk mengajukan proposal bantuan kepada Sekretariat  Daerah RL. “Kita kan masih ada waktu untuk melakukan prosedur, sebab untuk bisa dioperasi kondisi kesehatan bayi juga harus stabil dahulu, setidaknya selama 28 hari,” ujar Suherman.

Rasa simpatik juga di tunjukkan oleh Mardiani, Ketua Sinbat Desa Mojorejo Kecamatan Selupu Rejang. Pihaknya mengaku akan melakukan penggalangan dana dari Masyarakat guna membantu meringankan biaya transportasi bagi bayi kembar siam tersebut menjalankan operasi. “Jelas kami akan melakukan penggalangan dana, selain memang mereka adalah salah satu warga kami, sudah sepatutnya kita membantu sesama manusia,” ujar mardiani.

Sementara, pantauan Musirawas Ekspres, hingga saat ini, bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan buah hati pasangan Lia Efrianti (21) dan Siswoyo (22) masih menjalani perawatan secara Intensif di Sal Anak RSUD Curup dalam kondisi sehat. Sementara, ibu bayi telah dipulangkan ke rumah dan disarankan untuk melakukan rawat jalan, lantaran kondisi sang ibu sudah berangsur membaik.

“Untuk saat ini kondisinya sehat. Kami masih melakukan perawatan intensif terhadap bayi perempuan ini,” ujar dr Yuli, Spesialis Anak yang menangani bayi tersebut.

Dijelaskan Yuli, Tim Medis RSUD Curup hanya bersifat menstabilkan kondisi kesehatan bayi yang belum di beri nama oleh kedua orang tuanya tersebut hingga 28 hari mendatang. Sedangkan, Yuli juga menegaskan pihaknya belum bias memastikan organ tubuh dalam mana saja yang menyatu dari rubuh kedua bayi perempuan kembar siam tersebut.(ifn/dan)

Tunggakan Pajak Kendaraan Capai Rp4 M

Tunggakan Pajak Kendaraan Capai Rp4 M

LUBUKLINGGAU- Minimnya kesadaran masyarakat Kota Lubuklinggau membayar pajak berkendaraan, membuat Samsat Lubuklinggau kewalahan. Terbukti, terhitung dari 2012 hingga Maret 2103, tunggakan pajak kendaraan mencapai Rp4 miliar lebih.

“Hingga saat ini, tunggakan pajak kendaraan di Lubuklinggau mencapai Rp4 miliar lebih. Ini  disebabkan, karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak kendaraan hampir di seluruh kecamatan. Namun sebagian besar di Kecamatan Barat I dan Utara I,” kata beber Kepala UPTD Samsat Kota Lubuklinggau, M Ali Amin didampingi Kasi Penagihan, Marwan, kemarin.

Strategi dan penagihan terus diupayakan pihak Samsat, diantaranya dengan cara ke rumah-rumah. Serta meminta bantuan pihak kecamatan maupun kelurahan. “Saat ini upaya penagihan yang kami lakukan dengan cara rumah ke rumah pemilik kendaraan, dengan mencari alamat melalui kecamatan dan kelurahan meskipun banyaknya kendala yang ditemukan, “ujarnya.

Dia mengakui, masih banyak kelemahan dan kendala dalam hal penagihan pajak tersebut, karena kebanyakan juga orang berada di Provinsi Bengkulu mengambil motor atau mobil di Lubuklinggau dengan meminjam alamat Lubuklinggau.

“Kendala lainnya, di saat kami lacak alamat tersebut, baik orang dan kendaraannya sudah tidak ada lagi. Atau kendaraannya sudah ditarik leasing karena nunggak kredit. Sementara leasing tidak mau membayarkan pajak kendaraan yang mereka sita,” tambahnya.(dan)

Delapan Pejabat Belum Tandatangan Peta


Pejabat yang Belum Tandatangan
1. Gubernur Sumsel Alex Noerdin
2. Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus
3. Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah
4. Ketua DPRD Provinsi Bengkulu H Kurnia Utama.
5. Ketua DPRD Musi Rawas Hj Srie Hernailini Nita Utama
6. Ketua DPRD Sarolangun Susi Apriyanti
7. Bupati Lebong H Rosjonsyah
8. Ketua DPRD Lebong Asman Maidolan,

Delapan Pejabat Belum Tandatangan Peta
*BA Rapat Perbatasan Sudah di Komisi II

JAKARTA–Berita Acara (BA) rapat tentang perbatasan Muratara saat ini sudah ada di meja Komisi II DPR RI. Sementara untuk peta batas wilayah sudah disetujui dan tinggal  menunggu sejumlah tanda tangan pejabat masing masing wilayah.

“Soalnya pada rapat kemarin di Kemendagri beberapa pejabat diwakilkan. Sehingga para perwakilan hanya membubuhkan paraf, namun semua daerah sudah menyepakati batas-batas wilayah. Ada delapan pejabat yang belum menandatangani peta batas wilayah,” ujar Ketua Presidium Muratara versi Syarkowi Wijaya ketika dihubungi Musirawas Ekspres, Kamis (16/5).     

Adapun pejabat yang belum menandatangani peta batas wilayah adalah Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Ketua DPRD Musi Rawas Hj Srie Hernailini Nita Utama dimana hanya diparaf oleh Wakil Ketua DPRD Herman Mawiek, Ketua DPRD Sarolangun Provinsi Jambi Susi Apriyanti, Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus, Bupati Lebong Provinsi Bengkulu H Rosjonsyah, Ketua DPRD Lebong Provinsi Bengkulu Asman Maidolan, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah dan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu H Kurnia Utama.
Dikatakan Syarkowi, usai rapat di Kemendagri berkas peta batas wilayah dibawa menuju daerah masing-masing untuk ditandatangani. Dalam minggu ini peta tersebut sudah ditandatangani masing masing Kepala Daerah dan Ketua DPRD.

“Yang pasti, kita berharap peta tersebut sudah bisa ditandatangani masing masing kepala daerah dan Ketua DPRD sebelum tanggal 27 Mei 2013. Dimana pada tanggal tersebut, Komisi II DPR RI mulai membahas DOB Muratara. Dilanjutkan pada 28 Mei 2013, Rapat Konsinyering finalisasi data. Pada 29 Mei 2013, Rapat pendapat akhir mini fraksi. Dan Paripurna pengesahan DOB Muratara dilakukan pada 30 atau 31 Mei 2013,” papar Syarkowi.

Untuk itu, Syarkowi menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat di Muratara agar tidak lagi melakukan aksi atau gerakan yang melibatkan massa. Sebab, saat ini semua berkas baik secara administrasi maupun secara teknis sudah lengkap. Jadwal di DPR RI pun sudah ada.

“Jangan lagi ada aksi atau gerakan yang melibatkan massa.  Muratara sudah siap dimekarkan. Jadwal di DPR RI sudah ada. Tinggal sekarang kita menyaksikan jalannya rapat tersebut,” harapnya. (ufa/dan)    

16 Mei 2013

Edisi Kamis, 16 Mei 2013


Baca selengkapnya di Harian Musirawas Ekspres..... 

15 Mei 2013

Suplai PDAM Rupit Untuk 10.000 KK

Suplai PDAM Rupit Untuk 10.000 KK
*Pelayanan Belum Merata

RUPIT-Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum  (PDAM) di Kecamatan Rupit, masih belum merata. Alhasil warga Kecamatan Rupit mengeluhkan penyaluran air bersih tersebut.

Camat Rupit, Firdaus mengatakan, PDAM hanya melayani warga yang berada di Kelurahan Muara Rupit dan Desa Lawang Agung, selebihnya masih mengunakan sumur galian untuk Mandi Cuci Kakus (MCK).

”Untuk masyarakat Kecamatan Rupit selain masyarakat Desa Lawang Agung dan Kelurahan Muara Rupit masih mengunakan sungai dan sumur galian sebagai sumber air bersih. Terlebih memang PDAM belum maksimal memberikan pelayanan terhadap masyarakat rupit karena masih mengunakan pembangkit listrik milik PLN,” ujarnya.

Dikatakannya, suplay air di dua wilayah tersebut PDAM terseok-seok karena warga kelurahan Muara Rupit masih giliran untuk mendapatkan pelayanan PDAM.

“Warga Kelurahan Muara Rupit harus giliran dengan warga yang berada diseberang, jika hari ini warga seberang yang mendapat giliran air bersih dari PDAM, besok baru warga sini yang mendapat giliran. Belum lagi jika listrik PLN mati PDAM juga akan ikut mati,” jelasnya seraya mengatakan PDAM baru melayani warga Desa Lawang Agung dan Kelurahan Muara Rupit sebanyak 10.000 KK saja.

Untuk itu Pemerintah Musi Rawas membuat sumur galian di setiap desa yang berada di Kecamatan rupit, untuk mengakalinya Pemkab membuat sumur galian disetiap desa. Selain itu warga juga sekarang ini untuk minum telah banyak mengunakan air isi ulang.

Dirinya mendapat informasi jika PDAM di Kelurahan Muara Rupit akan ditambah lagi kapasitas suplaynya, namun dirinya tidak mengetahui kapan hal tersebut terealisasi. “Harapan saya mudah-mudahan PDAM bisa menyuplay ke seluruh warga Kecamatan Rupit, agar mereka terjamin mendapat air bersih,” pungkasnya.(ddp/mnr)

Program Internet Masuk Desa Belum Maksimal

Program Internet Masuk Desa Belum Maksimal

MUSI RAWAS-Untuk mengatasi kesenjangan digital yang terjadi antara pusat dan daerah, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meluncurkan program internet masuk kecamatan berupa Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) pada tahun 2011 lalu. Namun program tersebut belum berjalan maksimal karena mengalami banyak kendala. Diantaranya, Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum memenuhi dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) mengaku tidak dilibatkan alam masalah tersebut.

“Program internet masuk desa itu sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Kemenkominfo juga sudah memberikan 12 unit mobil internet kepada pemerintah kabupaten Musi Rawas. Kemudian diserahkan kepada operatornya di desa dan kecamatan. Hanya saja pelaksanaannya belum optimal karena management Kemenkominfo banyak mengalami kendala dan Dishubkominfo kabupaten Musi Rawas sendiri tidak memiliki kewenangan penuh karena itu merupakan program pemerintah pusat melalui Kemenkominfo dan dishub tidak dilibatkan,”ungkap kepala Dishubkominfo, Ari Narsa melalui Al-Azhar, Kabid Komunikasi dan Informasi (Kominfo).

Dari segi positif penduduk desa dapat mengakses jenis-jenis bibit unggul untuk tanaman-tanamannya, dapat mengetahui skala perkembangan pertanian maupun perkebunan. Status ekonomi masyarakat desa pun meningkat dengan adanya internet ini.
“Masyarakat desa pun dapat mengenal budaya dari daerah lain yang mungkin selama ini mereka kurang begitu tahu dan masyarakat desa pun dapat mengembangkan lagi lebih luas usahanya,”ujarnya.

Ditambahkan Al-Azhar, segi negatifnya internet bagi masyarakat desa belum banyaknya SDM yang dapat menggunakannya dan hanya sebagian kelompok masyarakat dan kurangnya infrastuktur telekomunikasi di berbagai daerah dan desa khususnya di Musi Rawas. Faktor inilah yang mungkin belum bisa optimalnya program PLIK di Kabupaten Musi Rawas. “Khususnya di desa-desa. Apalagi dari segi biaya internet dan perangkat komputernya yang masih dibilang mahal oleh masyarakat desa,”tambahnya.(ari)


      

Lokasi Outlet Dinilai Tak Strategis






OUTLET. Pembangunan tempat outlet yang tidak strategis menjadi alasan para pedagang tidak menempatkan selain faktor pengunjung yang belum ramai



Lokasi Outlet Dinilai Tak Strategis

SUMBERHARTA-Melihat semakin tingginya antusias warga melakukan aktifitas wisata di hari libur atau hari raya nasional dan hari raya keagamaan, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap objek-objek wisata beserta fasilitas yang ada termasuk outlet

“Outlet juga diperhatikan termasuk juga infrastruktur jalan sebagai akses ke lokasi wisata,” tutur Sekretaris Lurah (Seklur) Kelurahan Sumberharta M. Diah.

Lia Lahirkan Bayi Kembar Siam



  













KEMBAR SIAM - Bayi Kembar Siam, buah hati pasangan Siswoyo dan Lia warga Desa Air Putih Kali Bandung, Selupu Rejang yang lahir di RSUD Curup  


 


Lia Lahirkan Bayi Kembar Siam

CURUP-Pasangan suami istri Lia Efrianti (21) dan Siswoyo (22), petani warga RT.5 Air Putih Kayu Bandung Kecamatan Selupu Rejang, Senin (13/5) malam, mendapatkan anak pertama mereka dengan kondisi kembar siam. Bayi kembar siam ini lahir melalui operasi Caesar di RSUD Curup sektiar pukul 22.15 WIB, dengan berat badan 4,5 Kg.

Direktur RSUD Curup Almaini, menjelaskan kondisi kesehatan bayi dan ibu bayi yang melahirkan ini dalam kondisi sehat dan selamat. “Ibu dan anak kembarnya selamat. Kini sang bayi masih dalam perawatan kita secara intensif untuk dipantau perkembangan kesehatannya. Proses kelahiran bayi ini pun berjalan lancar, jenis kelamin bayi itu perempuan,” kata Almaini sambil menambahkan, kelahiran menggunakan jasa pelayanan Jampersal.

Almaini menambahkan, penyebab kelahiran kembar siam ini belum dapat di pastikan secara medis. Pasalnya, tenaga medis RSUD Curup masih melakukan pemeriksaan dan pemantauan kesehatan bayi kembar tersebut. “Secara detil ilmu medisnya saya kurang begitu menguasai namun yang jelas ini boleh dikatakan multi faktor. Makanya yang lebih pas mengetahui masalah tersebut adalah dokter yang menangani operasi kembar siam itu,” kata Almaini.

Dibagian lain, dokter spesialis kebidahan dr Aminullah Sp.OG yang menangani proses operasi mengatakan kondisi ibu bayi dalam keadaan sehat dan selamat. Bahkan, pasca kelahiran fisik ibu bayi tampak seperti ibu melahirkan pada umumnya.

“Bayinya pun lahir dengan selamat namun untuk melihat secara detil kondisi fisik sang bayi kembar siam ini khususnya mengenai organ tubuh yang ada di dalam kedua badan bayi harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk saat ini kita belum bisa berspekulasi terlalu jauh tentang kondisi sang bayi,” tegas Aminullah.
Serupa disampaikan dr Yuli yang menangangani kondisi sang bayi kembar siam pasca dilahirkan. Menurutnya, secara kasat mata kondisi sang bayi ini dalam keadaan sehat meski fisiknya tidak normal yakni perut kedua bayi menyatu.

“Jadi kita belum dapat memastikan apakah perlu dilakukan operasi pemisahan badan kedua sang bayi atau tidak. Karena harus ada langkah medis yang lebih mendalam untuk hal ini dan kita tidak bisa langsung terburu-buru mengambil tindakan operasi pemisahan yang dimaksud,” ujar Yuli.
Sementara, Siswoyo, ayah sang bayi kembar siam mengaku pasrah dengan kondisi kelahiran anaknya yang terbilang tidak normal. Siswoyo berharap, kondisi kesehatan kedua anak pertamanya berjenis laki-laki ini sehat dan tumbuh normal.

“Ya kalau nantinya pihak rumah sakit atau dokter yang menangani kondisi anak saya menyarankan untuk dilakukan operasi tentu akan saya lakukan. Tapi, saya sebagai orang tidak mampu yang hanya mengandalkan pencarian sebagai petani tentu tidak akan mampu untuk membiayai operasi pemisahan anak saya ini. Besar harapan kami nantinya ada pihak-pihak yang dermawan berkenan untuk membantu kami membiayai operasi anak kami ini nantinya.” ujar Siswoyo, kemarin.

Penyebab Kembar Siam
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5 persen dan 25 persen dan kebanyakan (75 persen) berjenis kelamin perempuan.

Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarangThailand). Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir pada tahun 1100-an.

Ada beberapa jenis kembar siam. Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40 persen dari seluruh kasus)

Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain  (34 persen dari seluruh kasus).

Xiphopagous: kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage. Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19 persen dari seluruh kasus). Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.

Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus). Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah (2 persen).

Craniopagus parasiticus - bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh. Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.

Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh (6 persen dari seluruh kasus). Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.

Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5 persen dari seluruh kasus). Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.(ifn/dan/net)

30 atau 31 Mei, Muratara Terbentuk

Menuju Muratara

Tanggal        Kegiatan

15 Mei 2013        Penandatangan Tapal Batas Sarolangun – Muratara
27 Mei 2013        Komisi II DPR RI mulai membahas DOB Muratara
28 Mei 2013        Rapat Konsinyering finalisasi data
29 Mei 2013        Rapat pendapat akhir mini fraksi
30/31 Mei 2013    Paripurna pengasahan DOB Muratara

Sumber: Presedium Muratara versi Syarkowi Wijaya

///////////////////////////////////

30 atau 31 Mei, Muratara Terbentuk

MUSI RAWAS-Kabupaten Muratara sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) sepertinya benar-benar akan terlaksana pada Mei ini. Pasalnya kemarin (14/5) dalam rapat Pimpinan Komisi II DPR RI dan anggota Panitia Kerja (Panja), sudah ditetapkan jadwal pembahasan DOB Muratara.

Ketua Presedium Muratara versi Syarkowi Wijaya kepada Musirawas Ekspres menjelaskan rapat di DPR RI tersebut dilaksanakan mulaim pukul 11.00 sampai dengan 13.00 WIB. “Dalam rapat itu selain ditetapkan jadwal, juga dijelaskan bahwa tidak ada lagi persoalan yang mengganjal pembentukan Muratara,” jelasnya melalui sambungan telepon, kemarin sore.

Tiga Anggota Polres Mura Tersangka

Tiga Anggota Polres Mura Tersangka

PALEMBANG-Kasus bentrokan berdarah hingga menyebabkan empat warga Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas (Mura) tewas tertembak beberapa waktu lalu menemui babak baru. Tiga oknum anggota Polres Mura akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

”Dari laporan yang saya dapat dari hasil uji balistik di Labfor Mabes Polri dari 67 senjata api (senpi) yang disita. Terdapat tiga senpi milik anggota yang mendekati indetik dengan proyektil yang berada di tubuh dua korban yang tewas tertembak,” terang Kapolda Sumsel, Irjen Pol Saud Usman Nasution usai melakukan pertemuan tertutup dengan dua komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di Mapolda Sumsel, kemarin (14/5).

13 Mei 2013

Presedium Ancam Tuntut Pemerintah




Mat Ibrahim


Presedium Ancam Tuntut Pemerintah

KETUA Presidium Muratara Muhammad Ibrahim menegaskan, pihaknya akan menuntut pemerintah jika Muratara tidak dimekarkan menjadi Daerah Otonom Baru (DOB). Hal ini ditegaskannya kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani, kemarin.

“Kalau Muratara tidak mekar, kami akan menuntut pemerintah. Karena pemerintah melanggar UUU 31 dan PP 78 yang mereka buat sendiri. Sebab dalam PP 78 tersebut, disebutkan membuka seluas-luasnya usul masyarakat untuk sebuah pemekaran daerah. Dalam pasal 5 UU 32 ayat 1 – 6 itu sama sekali tidak ada yang bunyinya menyulitkan pemekaran. Apalagi persyaratan kita sudah lengkap,” tegasnya.

Ditambahkannya, jika pada masa sidang keempat ini Muratara belum juga dimekarkan jadi daerah otonom baru (DOB), maka ia mengancam akan turun sendiri kelapangan untuk memimpin unjuk rasa.

Namun agenda paripurna membahas pemekaran Muratara di DPR-RI, menurut Ibrahim masa sidang keempat dimulai pada 13 Mei–20 Juli 2013. “Diantara masa itulah Muratara kemungkinannya akan dibahas, bisa pada awal masa sidang, bisa di bulan Juni, atau diakhir Juli. Tergantung agenda yang dibuat oleh DPR pada saat pembukaan masa sidang,” ia menambahkan.

Persoalan ini, dikatakannya juga disampaikan oleh Ahmad Yani, bahwa 13 Mei baru pembukaan masa sidang. “Supaya masyarakat mengerti, bahwa proses sidang di DPR itu ada tahapannya,” ia mengatakan.
Persoalan bentrokan yang menewaskan empat warga, “Kami sudah berbincang Pak Ahmad Yani. Kami minta tolong agar persoalan yang terjadi di Muratara itu dituntaskan secara hukum. Yang salah ditangkap, polisi yang salah ya diproses, dan korban yang meninggal itu, jangan sampai hanya jadi korban sia-sia semata” jelas Ibrahim.

Terakhir, ia menegaskan terkait soal tapal batas yang selama ini menjadi penghambat pemekaran Muratara, menurutnya saat ini hampir semua masalah batas sudah tuntas. “Katanya pemekaran Muratara itu merugikan Kecamatan Muaralakitan, itu bukan urusan kami. Muratara tak merugikan Muaralakitan, dan itu urusan Musi Rawas. Persoalan di Muara Lakitan jangan menghalani pemekaran Muratara,” tegasnya. (dan)

Minta DPR RI Percepat Bahas Muratara



Minta DPR RI Percepat Bahas Muratara

MENJAGA berbagai dugaan yang tak diinginkan berbagai pihak tentang pembentukan Kabupaten Muratara, maka DPRD Sumsel khususnya  Komisi 1 mendesak agar DPR RI bisa mengalokasikan dan mengagendakan secara cepat pembentukan Kabupaten Muratara menjadi sebuah kabupaten.

  “Dari Sumsel, baik itu eksekutif maupun legislatif di Sumsel tidak ada masalah, kita harapkan makin cepat makin bagus. Sebab tak akan menimbulkan berbagai dugaan yang tak kita inginkan bersama,” tegas Wakil Ketua DPRD Sumsel, A Jauhari, Jumat (10/5).

  Jauhari mengimbau kepada masyarakat Muratara agar bersabar, untuk apa pengembangan wilayah kalau nanti justru menuai bermasalah. Pihaknya berharap bentrok Muratara kemarin menjadi pelajaran terbaik bagi masyarakat Sumsel untuk lebih dewasa dalam bertindak dan berpikir.

  “Itu jangan terulang di masa depan terutama di Muratara dan kabupaten pemekaran lainnya. Karena kesabaran menjadi kunci dari suksesnya kita,” ingatnya.

  Sedangkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel H Yusri Effendi mengatakan, Pemprov Sumsel yang diperintahkan langsung oleh Gubernur H Alex Noerdin telah melakukan serangkaian pertemuan dengan pihak terkait baik dari Muba, Mura, Pemerintah Bengkulu, dan Pemerintah Jambi di Kementerian Dalam Negeri yang dijembatani Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Mendagri (PUM).

  “Hasilnya semua pihak sudah mengirimkan wakilnya dan menyetujui apa-apa yang disepakati dalam pertemuan membahas pembentukan Muratara terkait batas-batas wilayah,” tegas Yusri.

  Dia menambahkan, pihaknya sedang memperjuangkan agar pembahasan Muratara tersebut selesai pada Mei 2013 yang akan dibahas Komisi II DPR RI. “Kita tunggu saja pembahasan Komisi II DPR RI yang akan bersidang antara Mei-Juli 2013,” tandasnya.(rls/dan)

Dua Kecamatan Diserang Lalat

Lalat yang berada di Kelurahan Karang Dapo


Dua Kecamatan Diserang Lalat

MUSI RAWAS-Dua kecamatan yang berada di Musi Rawas bagian Utara terserang gerombolan lalat yakni Kecamatan Karang Jaya dan Kecamatan Rupit. Lalat tersebut diduga berasal dari peternakan ayam yang berada di pemukiman warga.

Pantauan Musirawas Ekspres, lalat tersebut berada sekitar sebulan ini lalat tersebut banyak berada di warung-warung serta rumah warga, untuk menghalau lalat warga  menyalakan lilin serta pebasmi serangga guna mengusir lalat yang beterbangan di sekitar pemukiman.

Camat Rupit, Firdaus mengatakan, terkait banyak lalat diwilayahnya pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan, hal tersebut dilakukan jangan sampai lalat menganggu aktifitas masyarakat, terlebih lagi membawa penyakit yang menular kepada masyarakat.

Berdasarkan pengamatannya, akibat kosongnya isi peternakan, lalat beralih masuk kepemukiman warga. “Disini memang ada peternak ayam yang awalnya memulai usahanya kecil, namun lama-kelamaan jumlah peternaknya makin membesar. Warga disini rata-rata bukan pengusaha, ayam namun ada pengusaha yang menitip ayamnya lalu ayam tersebut dibesar kemudian diambil oleh pengusaha,” ujarnya.

Penertiban terhadap peternakan ayam ini dilakukan secara bertahap, karena kandang peternakan ayam tidak diperkenankan terlalu dekat dengan pemukiman. “Saya juga himbau kepada kepala desa untuk membantu menertibkan peternak ayam yang beroperasi di tengah pemukiman warga ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, Andi (36) warga Kelurahan Muara Rupit mengatakan, pihak BLHD Musi Rawas cepat mengambil tindakan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab dari banyaknya lalat akhir-akhir ini, “karena yang memiliki kewenangan serta kompetensi untuk menganalisa yakni BLHD,” pungkasnya.(ddp/mnr)


Kadispenda Sidak Pasar


 Kadispenda RL, Hj Susilawati SE MM saat sidak di Pasar Atas Curup

Kadispenda Sidak Pasar

CURUP – Guna memaksimalkan kegiatan penataan pasar, Kepala Dispenda Rejang Lebong (RL) melakukan pendekatan kepada sejumlah pedagang yang berdagang di pasar atas curup. Hal ini terungkap saat Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Dispenda RL, serta Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan RL, rabu (08/05).

Pantauan Musirawas Ekspres, Sidak mulai dilakukan pada pukul 11.00 WIB. Saat Sidak, Kadispenda RLsecara satu-persatu menunjungi langsung para pedagang pasar yang akan dipindahkan ke lokasi pasar sementara sepanjang perbaikan dan pembangunan sebanyak 258 los Pasar Atas Curup mendatang.
"Kami sangat berharap dukungan dan pengertian para pedagang. Renovasi auning ini dilakukan demi kerapian dan penataan pasar agar menjadi lebih baik," tegas Susilawati.

Dengan adanya los pasar yang lebih tertata, sambung Susilawati, diharapkan nantinya para pedagang dapat lebih nyaman dan aman dalam menjalani usaha perdagangannya. "Kondisi pasar saat ini sudah banyak yang rusak dan perlu perbaikan. Alhamdulillah pemerintah dengan berbagai upaya bisa mewujudkan penataan pasar ini dengan bantuan anggaran pemerintah pusat," kata Susilawati.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindag RL Endang Usmansyan, SH mengatakan pihaknya belum menentukan jadwal rencana pelaksanaan relokasi pedagang ke lokasi sementara.
“Saat ini, kami masih melakukan sosialisasi terhadap kegiatan renovasi auning pasar ini kepada para pedagang,” ujar Endang.

Selain itu, lanjut Endang, pihaknya juga masih menunggu jalannya tahpan perlelangan atas kegiatan pembangunan tersebut. “Nanti yang akan kita renovasi tidak hanya auning di pasar atas ini saja, melainkan juga sejumlah auning yang ada di pasar bang mego curup,” tegas Endang. (ifn)

Dikeroyok, Penghuni Lapas Nyaris Tewas

Dikeroyok, Penghuni Lapas Nyaris Tewas
*Diduga Dilakukan Oknum Sipir

CURUP – Kasus kekerasan terhadap narapidana (Napi) kembali terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Curup, rabu (08/05), sekitar pukul 16.00 WIB. Peristiwa tersebut dialami oleh Riko (38), napi kasus KDRT warga kabupaten Lebong. Korban diduga di pukuli berulang kali oleh 2 orang oknum petugas Lapas kelas II A Curup.

Akibatnya, Korban semaput nyaris tewas dan harus di rawat secara Intensif di RSUD Curup lantaran mengalami sejumlah luka lebam di bagian pipi, luka dalam dibagian dada dan perut. Bahkan, korban sempat menjalani masa kritis hinga muntah darah dan BAB darah sesaat sebelum dibawa ke IGD RSUD Curup pukul 20.00 WIB.

Riko saat ditemui Musirawas Ekspres di ruang rawat inap kelas III RSUD Curup, kamis (09/05) mengatakan jika luka – luka yang di deritanya diakibatkan oleh aksi brutal pemukulan yang dilakukan oleh 2 petugas lapas. “Saya hanya kenal 1 dari 2 petugas lapas itu, yaitu YN,” ungkap Rico.
Dijelaskan Riko, peristiwa pemukulan ini dilakukan oleh kedua petugas lapas tersebut hanya karena dirinya terlambat datang saat dipanggil oleh petugas lapas lantaran sekitar pukul 09.00 WIB ada salah seorang yang hendak membesuk dirinya untuk menanyakan seputar kasus KDRT yang menyebabkan dirinya terkurung di Dalam Lapas Kelas II A tersebut.

“Saat mereka memanggil itu saya sedang baca Yasin di Masjid. Saya memang tahu kalau saya di panggil oleh mereka, tetapi karena saya ingin menyelesaikan bacaan saya dulu saya akhirnya terlambat 10 menit untuk menemui pembesuk saya itu,” ujar Riko.

Dilanjutkan Rico, Sekitar pukul 14.00 WIB, tepatnya usai pelaksanaan apel di dalam lapas, Dirinya kembali di panggil oleh 2 orang petugas lapas tersebut. Saat itulah, riko diminta duduk dilantai oleh kedua petugas tersebut. Selang 1 menit setelah riko duduk, kedua petugas lapas tersebut langsung memukul pipi kiri Riko. Tak berhenti sampai di situ, Sembari menanyakan seputar kasus Riko, kedua petugas lapas tersebut secar bergantian menghujamkan pukulan kea rah dada dan perut Riko secara bertubi-tubi.

“Saat itu saya juga diperlakukan keras oleh keduanya. Mereka meletakkan pemacis api diantara jari tangan kiri saya dan langsung di remas erat – erat seperti memeras santan sambil mereka menginjak perut saya,” uangkap Riko.

Dikatakan Riko, kendati dirinya berstatus Napi, dirinya juga masih merupakan manusia yang berhak mendapatkan perlakukan baik dari para petugas. Bukan malah di aniaya seperti itu. “Tidak hanya saya, napi lain juga sering mengalami hal seperti saya ini. Tetapi kami tidak berani mengadu, lagian kami mau mengadu kemana, kami ini hanya orang kecil yang selalu di siksa oleh mereka,” rintih Riko.

Dibagian Lain, Andri (31), istri korban saat dijumpai Musirawas Ekspres tengah menjada korban di RSUD Curup mengatakan jika dirinya sangat sedih atas kondisi Suaminya saat ini. Suaminya, kerap muntah dan mengalami sesak napas akibat peristiwa pemukulan tersebut.

“Saya piker, Suami saya mendapatkan pembinaan di dalam Lapas ini sesuai fungsinya, dak taunya malah di siksa seperti ini,” ujar Andri.

Dikonfirmasi, Kepala Lapas Kelas II A Curup, Edi Prayitno Bc.Ip membenarkan adanya salah satu napi yang bernama Riko penghuni Blok B kamar B2 tengah dirawat di RSUD Curup lantaran mengalami muntah darah dan Dada sakit.

Hanya saja, Edi membantah jika kondisi sakit yang di derita Riko merupakan kondisi yang diakibatkan oleh pemukulan petugas lapas curup. “Soal pemukulan itu saya belum tahu. Nanti kita tunggu saja hasil dari pemeriksaan Riko ini. JIka nantinya, ternyata terbukti ada kejanggalan terhadap peristiwa tersebut maka saya akan tindak lanjuti kasus ini secara tegas,” kata Edi. (ifn)

Pemekaran Muratara Tunggu Sidang DPR RI

Pemekaran Muratara Tunggu Sidang DPR RI

PALEMBANG-Kepastian proses pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Musirawas Utara (Muratara) menunggu hasil sidang Komisi II DPR RI. Sementara masalah batas antara Musi Banyuasin (Muba) dengan Muratara dan Provinsi Bengkulu serta Kabupaten Sorolangun Provinsi Jambi dianggap sudah selesai.
Demikian diungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel H Yusri Effendi didampinggi Asisten I Mukti Sulaiman dan Asisten III, Ahmad Najib saat Konferensi Pers di Bina Praja Sumsel, Kamis (9/5).
Menurut Sekda, Pemerintah Provinsi Sumsel yang diperintahkan langsung oleh Gubernur H Alex Noerdin telah melakukan serangkaian pertemuan dengan pihak-pihak terkait baik dari Muba, Mura, Bengkulu dan Jambi di Kementerian Dalam Negeri yang dijembatani Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Mendagri (PUM).
“Hasilnya semua pihak sudah mengirimkan wakilnya dan menyetujui apa-apa yang disepakati dalam pertemuan membahas pembentukan Muratara terkait batas-batas wilayah,” tegas Yusri Effendi seraya mengakui Sumsel mengirimkan langsung Asisten I Mukti Sulaiman untuk menghadiri penyelesaian proses pembentukan Kabupaten Muratara di Jakarta.
“Jadi tunggu pembahasan Komisi II DPR RI bersidang antara Mei-Juli 2013,” tambah Mukti seraya mengaku pihaknya sedang memperjuangkan agar pembahasan Muratara itu selesai pada Mei 2013.
Dilain pihak Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin saat di Lubuklinggau kemarin tidak banyak komentar, dirinya hanya berpesan agar setelah dengan dilakukannya konferensi pers ini jangan sampai semua pihak dan media massa salah mengutip lagi.
 “Belakangan ini sering masuk komentar, dan saya katakan kepada Komnas HAM dan Kemendagri suasana sebenarnya. Masalah batas sudah sudah kita pertemukan  pihak terkait perbatasan ini, jadi hasilnya sudah di tangan Kemendagri, tinggal menunggu hasil persidangan DPR RI pada 13 Mei nanti,” ujarnya seraya meninggalkan wartawan. (srp/mnr/dan)

21 Anggota Polri Langgar Prosedur

21 Anggota Polri Langgar Prosedur
*Warga Minta Pelaku Dipecat dan Dipenjara

JAKARTA-Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 72 anggota kepolisian yang melakukan pengamanan unjuk rasa di Musi Rawas, Sumatera Selatan, akhirnya 21 anggota Polisi ditetapkan sebagai terperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumatera Selatan.
Demikian diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (8/5). ”21 orang telah ditetapkan terperiksa. terdiri dari empat perwira dan 17 bintara,” ucap Agus.
Dugaan penetapan 21 orang anggota Polri sebagai terperiksa tersebut diduga melanggar Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2006 tentang pedoman pengendalian massa.
”Ada beberapa pasal yang disangkakan pada para anggota tersebut yang sanksinya bisa berupa disiplin atau kode etik. Sementara untuk kasus dugaan pidana sampai saat ini kita belum temukan, saat ini masih berproses dan masih dalam penanganan,” ungkapnya.
Terpisah, Edy Susanto salah satu tokoh masyarakat Muara Rupit meminta pelaku penembakan diusut tuntas dan dilaksanakan secara transparan. Ia mengaku sudah diperiksa sebagai saksi di Propam Polda Sumsel.
“Kami meminta kepada pihak terkait agar segera menuntaskan penyelidikan dan menghukum pelaku penembakan. Kita juga minta agar proses ini dilakukan secara transparan dan disampaikan kepada media agar masyarakat tahu, siapa dan apa hukumannya,” ujar Edy kepada Musirawas Ekspres, Rabu (8/5).
Menurut dia, hukuman para oknum polisi brutal itu wajib diketahui masyarakat muratara. Sebab jika tidak dipublikasikan maka akan sedikit warga yang mengetahui. Dan ketika hal itu terjadi, tidak menutup kemungkinan ada warga yang masih dendam dengan petugas polisi.
“Warga meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Oknum Polisi itu harus dipecat dan dipenjara. Dan ini harus dipublikasikan ke media agar masyarakat Muratara tahu. Kalau tidak, maka kedepan jika terjadi sedikit kerusuhan ini akan dijadikan alasan masyarakat untuk balas dendam dengan petugas Polisi,” papar Edy.
Saat ini warga Muratara, khususnya Rupit sudah menerima anggota Polisi untuk bertugas di kawasan ini. Namun jika proses penyelidikan oknum polisi yang menembak warga itu kelamaan, maka dikhawatirkan akan kembali bentrok.
“Usut tuntas dan cepat. Sebab jika tidak cepat, kami khawatir akan terjadi bentrok kembali,” tegasnya. (srp/ufa/dan)  

Anji Potong Pita Gardu Induk Poskamling B Srikaton




Anji Potong Pita Gardu Induk Poskamling B Srikaton

TUGUMULYO-Anji, Mantan vokalis Drive didaulat memotong pita dalam rangka meresmikan Gardu Induk (GI) poskamling Kelurahan B Srikaton, Rabu (8/5).   Artis Ibukota yang memiliki Erdian Aji Prihartanto itu juga diminta untuk menjadi juri kehormatan dalam berbagai event yang digelar di lapangan B Srikaton seperti lomba masak nasi goreng antar RT, festival band, futsal, sepak bola dan aneka kegiatan lainnya.

Anji yang lahir Jakarta, 5 Oktober 1979 tampil memukau dihadapan masyarakat B Srikaton. Pada penampilannya Ia juga terlihat berinteraksi dengan beberapa remaja dan tokoh masyarakat B Srikaton. Anji yang ketika itu mengenakan kaos hitam menyanyikan sejumlah judul lagu seperti, kekasih terhebat, berhenti dikamu, ternyata cinta, melepasmu dan diakhiri dengan lagu Drive bersama bintang.   Kehadiran anji merupakan rangkaian tur yang disponsori salah satu perusahaan rokok setelah merilis single keempat Karena Aku Dan Dirimu beberapa waktu lalu. Tur ini dilakukan selama April - Mei 2013.

Lurah B Srikaton, M Badrun mengungkapkan ucapan terimakasih atas partisipasi salah satu perusahaan rokok yang telah mendatangkan Anji dalam meramaikan Kelurahan B Srikaton.

“Adanya kegiatan ini membuat masyarakat Kecamatan Tugumulyo khususnya Kelurahan B Srikaton menjadi terhibur. Selain itu, yang tak kalah menarik adalah digelarnya berbagai lomba antar RT, dimana kegiatan ini sangat positif dalam rangka membina tali silaturahim warga  antar RT,” ujar Badrun.

Terkait diresmikannya Gardu Induk Poskamling Kelurahan B Srikaton, hal ini dilakukan lantaran dalam rangka lebih menggiatkan kembali kegiatan keamanan lingkungan.   Penjagaan lingkungan melalui Poskamling desa makin diitensifkan di Kecamatan Tugumulyo. Hal ini merupakan bentuk antisipasi menghindari aneka tindak kejahatan.

Lurah Badrun juga mengatakan tindak kejahatan di wilayah kerjanya sudah cukup terminimalisir,
ini tidak lain karena warga telah mulai kembali mengaktifkan Poskamling di setiap RT ada.

Mengenai sosialisasi, dirinya mengatakan, sudah dilaksanakan setiap satu bulan sekali dengan mengumpulkan perangkat RT dan sejumlah tokoh masyarakat. “Poskamling yang berada di setiap desa sudah diaktifkan. Mengenai penjagaan dilakukan secara bergilir seminggu sekali,” jelasnya. (ufa)

Top Reader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More